Part 54

4.7K 184 43
                                    

Masih ada kesempatan untuk aku mempercayaimu kembali
Rosyputri4

Part by : Nur Afifah Yasmin
Yasmin_NurAfifah

"KAK ILHAM!!!???"

Sosok pria yang dipanggil "Ilham" hanya menatap mereka tanpa ekspresi. Eccha dan Denis saling menatap.

"Ekhem," dehem Ilham menatap Eccha dan Denis. Kemudian matanya menatap ke bawah. Mereka mengikuti arah mata Ilham.

"Oh!" ucap mereka bersamaan ketika sadar tangan mereka masih menggenggam satu sama lain. Eccha segera melepaskan genggaman tangannya dari Denis kemudian berlari menghampiri Ilham.

"Sudah lama menunggu?" tanya Eccha sesampainya di samping Ilham. Namun, Ilham tidak menjawab pertanyaan Eccha. Matanya tajam menatap Denis.

"Yuk pulang!" ajak Eccha. Tanggannya menarik tangan Ilham. Ilham melirik sekilas ke arah Eccha sebelum tangannya menepis pelan tangan Eccha.

Dengan tatapan dinginnya Ilham berjalan mendekati Denis. Sedangkan Eccha hanya berdiri di belakang Ilham.

"Mati gue!" batin Denis.

Jarak Ilham dan Denis hanya satu langkah. Bulir keringat keluar dari pori-pori kulitnya. Denis sekilas melihat kearah Eccha. Melalui gerakan tangannya, seolah-olah Eccha memberikan isyarat  'Tamatlah riwayatmu!'.

"Kak!" sapa Denis. Ia berusaha untuk mencairkan suasana. Tetapi, Ilham tidak membalas sapaannya. Matanya masih tajam menatap wajahnya.

Ilham mengangkat tangan kanannya secara perlahan. Denis menatap pergerakan tangannya.

"Aduh duh duh! Fiks, bakal kena gue sama kak Ilham!" batinnya. Ia sesegera mungkin menutup matanya.

"Thank's sudah mau menjaga dan menemani Eccha!"

JREENNGG!!

"Hah!?"

Eccha dan Denis ternganga mendengar kalimat pertama yang keluar dari mulut Ilham. Sementara itu Ilham mengulurkan tangannya untuk berjabat tangan dengan Denis. Denis menyambut dan berjabat tangan dengan Ilham meski tangannya sedikit gemetaran.

"I-iya kak. Sama-sama," jawab Denis gugup.

Ilham melepaskan jabat tangannya dengan Denis, "Kalau tidak ada kamu, saya khawatir terjadi sesuatu pada Eccha," lanjutnya.

Denis menggaruk kepalanya yg tidak gatal, "Hehe...Iya kak, kebetulan juga saya deng----"

"Ya sudah kami pamit dulu! Papa Eccha pasti sudah menunggu kedatangan putrinya," kata Ilham memotong ucapan Denis dan segera pergi meninggalkan tempat.

Denis hanya berdiri dan menatap punggung Ilham dan Eccha sampai menghilang di tengah kerumunan.

"Untung kakel,- seenak jidat main potong omongan orang!"  gerutu Denis.

Love You KETOS  [Completed] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang