Part 14

9.1K 336 17
                                    

Jika memang sayang maka harus diperjuangkan. Jika sudah takdir, kemanapun kita pergi, sejauh apa pun kita berpisah, jika Tuhan memang sudah berkata JODOH. Pasti akan dipertemukan dengan cara apapun itu.
@rosyputri4

🐱🐱🐱🐱🐱🐱🐱🐱🐱🐱

Setelah menyelesaikan segala urusannya dengan Salsa, Ilham dengan cepat kembali ke rumah sakit untuk menemui Eccha. Namun, ia harus menepikan mobilnya kada ponsel di saku berdering. Nama Deno terpampang jelas disana.

"Hallo Ham?" Terdengar jelas nada suara Deno yang sedikit panik.

"Iya, gimana?"

"Eccha kritis Ham"

"Gue kesana" Mendengar tiga kata itu tanpa pikir panjang Ilham kembali mencap gas.

Ilham pov

Setelah dapet kabar dari Deno, pikiran gue makin gak karuan. Gak tau kata apa yang pantes buat wakilin perasaan gue saat ini. Rasanya kayak es campur kurang gula sama susu.

"Hallo, lo dimana?"

"Diruang ICU Ham."

"Oke" Gue nyusurin koridor. Gak perlu waktu lama, Demo keliatan cemas banget. Dia duduk di depan ruang ICU sendirian.

"Gimana Eccha?" Gue ikutan duduk di sebelahnya.

"Tadi kata dokter, sebelumnya Eccha memang mempunyai riwayat lemah jantung. Dan sekarang jantungnya melemah. " jelas Deno.

Gue gak sangka ama Salsa. Kenapa dia lakuin ini semua. Kenapa harus Eccha, kenapa gak gue aja! Terus kenapa dia ngebet banget pengen sama gue? Apa sih spesialnya gue dia mata dia? Ganteng? Yang lain juga banyak.

"Sabar bro, kita serahin semua sama dokter. Jangan lupa juga berdoa" Deno nepuk pundak gue pelan. Rasanya ada sedikit beban yang ilang.

"Itu pasti."

Perlu waktu lama buat gue dan Deno nunggu dokter keluar dari ruangan itu.

"Dengan keluarga Rahesya?" Bapak-bapak berjenggot lumayan tebal berdiri di hadapan gue. Sebenernya gue lumayan risih ama jenggotnya sih.

"Saya kakanya dok" Terpaksa gue boong. Ya mau gimana lagi, masa gue ngaku kalo gue pacarnya. Gak enak.

"Sekarang pasien belum sadarkan diri. Ada kemungkinan besar bahwa sekarang dia sedang mengalami masa koma. Doakan saja yang terbaik untuk pasien" Tanpa diperpanjang, beliau pergi ninggalin gue.

Gue langsung mengusap muka gue dengan kasar. Kenapa Salsa ngelakuin ini sama Eccha. Padahal Eccha gak tahu apa apa. Gue nyesel belom bisa jaga Eccha dengan benar.

Gak ada gunanya juga gue nyesel. Lebih baik gue hubungin aja orang tuanya. Gue hubungin aja mamanya Eccha

"Hallo tante" Sebenernya gue deg-degan sih. Takutnya gue yang dikira ngapa-ngapain anaknya.

"Eh iya, dengan siapa ya?"

"Saya Ilham tante, ketua OSIS sekaligus pacarnya Eccha" Ada sedikit kebanggan di hati gue. Merangkap dua jabatan.

"Oh nak Ilham, iya ada apa?" Nada bicara mamanya Eccha yang tenang bikin gue kembali pada pikiran positif.

"Anu itu tante..." Jujur gue bingung banget mau jelasin masalah ini gimana lagi.

"Panggilnya mama aja ya"

"Eh iya Ma, anu Eccha ada di rumah sakit."

"Eccha kenapa Ham?!!" Buset, baru dibanggain. Auto jantung gue kembali berdetak kenceng lagi.

"Tadi ada kejadian Ma di sekolah,dan Eccha menjadi korban. Sekarang Eccha lagi koma di rumah sakit."

"Astagfirullah,hiks hiks.Fix, gue gak tau lagi bagaimana nanggepin ibu-ibu yang lagi nangis.

"Mama tenang ajhla ya. Eccha lagi dalam proses kok Ma. Mama jangan khawatir. Ilham bakal jagain Eccha"

"Mama titip Eccha dulu ya. Mungkin mama sama papa bisa pulang satu minggu lagi. Disini ada urusan penting."

"Eeh iya ma ga papa. Mama jangan lupa jaga kesehatan ya"

"Iya.Kamu juga ya."

Tut tuttt tutttt

"Abis telfon siapa lo?!" Gue lupa kalo masih ada Deno di belakang gue.

"Nyokapnya Eccha."

"Terus gimana?"

"Bakal balik satu minggu lagi. Lo mau balik sekarang atau gimana?" Gue gak mau Deno ngerasa terbebani karena harus ikutan jaga nunggu Eccha.

"Gue balik sekarang aja."

"Mau pake mobil gue apa gimana?"

"Gampang, gue naik taksi aja"

"Hati-hati ya. Thanks udah bantu gue"

"Ah sante. Sama gue ini. Lo jangan lupa pikirin lo sendiri  ya"

"Yo i" Gue liatin aja si Deno pergi.

Setelah Deno pulang, gue masuk Ruang ICU.Gue liat gadis sedang terbujur lemas dengan banyak peralatan menempel ditubuhnya.

"Cha. Adek kelas gue yang gue sayang"

Gue pun bicara sendiri. Air mata gue perlahan mengalir. Gue terus saja menggenggam tangan lemas milik Eccha.

"Cha, gue sayang sama lo! Lo bangun ya"

"Oh ya Cha, gua tau lo itu directioners. Ya walaupun gue kaga ngarti apa itu lagu lagunya. Tapi gue janji deh. Kalo lo sembuh, gue bakal belajar semua lagunya One Direction. " Lagi-lagi gue bicara sendiri kaya orang gila.

"Oh ya, lo sebulan lagi ulang tahun. Nanti gue kasih lo kado spesial yg gak pernah lo sangka deh Cha."

"Cha bangun yo. Gue pengen liat muka judes lo. Gue gak mau liat muka polos lo, walaupun sebenernya lo cantik kalo kek gini. Tapi lebih cantik kalo lo ada didepan gue, terus ngajak gue ngobrol Cha."

"Cha maafin gue, gue blom bisa jaga lo Cha".

"Eccha sayang, gue pengen liat lo senyum." Gue pun mencium tangannya.

Gue gak tahu lagi. Hati gue bener-bener hancur. Kenapa Salsa, dia orang yang gue percaya selama ini. Kenapa harus gini akhir dari pertemanan gue sama Salsa.

Tuhan, jaga Eccha selalu. Aku gak mau kalo harus kehilangan orang yang aku sayang. Cukup dengan Engkau memanggil bunda kembali. Sudah cukup luka atas kepergian bunda. Jangan Engkau ambil Eccha dariku Ya Tuhan. Berikanlah aku kesempatan untuk bisa membahagiakannya. Seperti aku membahagiakan bunda. Semoga Eccha memang pengganti bunda yang Engkau takdirkan untuk menemani hari-hariku. ~Ilham















💖💖💖💖💖💖💖💖💖💖💖💖💖

Gimana nih. Kaga kuat akutu kalo harus kehilangan orang yg tersayang. Hadeh

Revisi 26 Juni 2020.

Happy reading. Thanks for readers

Love You KETOS  [Completed] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang