Part 26

6.3K 198 5
                                    

Pergi saja lah. Mungkin mulai sekarang aku tak butuh kehadiranmu
Rosyputri4

"Gue putus sama Ilham" ya. Lolos, lolos satu kalimat itu. Kalimat sederhana dengan berjuta arti.

Eccha pun masih tertunduk tak berarti dengan air mata yg terus mengalir. Sedangkan Vina kini sedang menyerap kata kata Eccha.

Persekian detik hening. Ntahlah yg membuat mereka diam.

"Hah? Lo putus sama Ilham?" tanyanya ulang. Padahal baru saja Eccha mengatakannya.

Eccha hanya mampu menganggukan kepala. Lagi lagi hatinya terasa sakit. Dadanya sesak, nafasnya pun berat.

"Lo putus sama Ilham kapan?" tanyanya dengan nada rendah.

"Tiga hari setelah kelulusan" benar. Hari itu, Eccha masih mengingatnya baik baik.

"Kenapa lo bisa putus?" Vina mencoba mengerti perasaan Eccha.

"Ka Ilham ngirim gue surat, dan dia sudah di London" ucapnya jujur. Mungkin kini ia percaya pada Vina.

"London? What the hell? Astaga! " ucapnya frustasi. Seakan akan dia yg mengalaminya.

Lagi lagi Eccha hanya mengangguk. Eccha pun melebut dalam pelukan Vina. Ia menangis sejadi jadinya. Luka dihatinya pun kian terbuka lebar. Menambah perih perasaannya.

"Cha, gue tau lo wanita kuat. Lo jangan lemah karena Ilham. Buktikan pada Ilham kalo lo bisa tanpanya" memotivasi diri.

Persahabatan mereka memang perlu diteladani. Saling mengerti dan menguatkan. Ada disaat suka maupun duka. Tak ada yg saling menyalahkan, mereka saling menguatkan. Sekalipun mereka berbuat salah, mereka saling memaafkan.

Eccha pun melepas pelukannya. Menatap Vina penuh arti.

"Makasih Vin, lo selalu ada buat gue" ucapnya sembari menggenggam tangan Vina.

"Lo gak perlu makasih. Itu tugas gue selaku sahabat lo" senyuman manis pun ia lontarkan kepada Eccha.

"Sudahlah. Mulai detik ini, kalo lo pengen ketemu Ilham kembali, lo harus belajar yg bener. Siapa tahu lo bisa nyusul dia ke London" saran Vina.

"Thanks" ucapnya sembari membersihkan sisa sisa air matanya.

Mereka pun melanjutkan aktivitas mereka masing masing. Tak lama kemudian bel masuk berbunyi. Menyisakan beberapa siswa di koridor yg belum memasuki kelas.

Seorang siswa pun berjalan membuntuti guru di depannya. Mengikuti setiap langkahnya. Hingga pada akhirnya, ia berhenti di salah satu kelas. Kelas dimana ada penghuni dingin bernama Rahesya Adrelina Putri.

"Apa kabar anak anak" sapa guru tersebut. Beliau adalah guru sejarah dengan nama Bu Sani.

"Baik bu" ucap semua siswa. Berbeda dengan Eccha yg hanya memandang guru dan murid tersebut dengan tatapan kilat.

"Ya, jadi ibu bawa temen baru buat kalian. Silahkan perkenalkan diri" ucap Bu Sani pada siswa baru tersebut.

"Nama saya Denis Prayoga. Pindahan dari Bandung" ucapnya singkat.

"Apa ada yg mau disampaikan lagi?" tawar Bu Sani pada Denis.

"Tidak" ucapnya singkat.

"Ya sudah kamu duduk dibelakang Ravina dan Rahesya" ucap Bu Sani.

Denis adalah siswa pindahan. Begitu tamvan namun masih tamvan Ka Ilham. Ia sangat dingin dan cuek. Kutu buku dan pintar dalam akademik. Sepertinya ada yg punya saingan baru.

Pelajaran berjalan begitu saja. Tak ada yg bisa membuat mood Eccha kembali membaik. Hingga pada akhirnya pun jam istirahat datang. Memberikan kesenangan tersendiri bagi pada siswa. Mereka pun berhamburan tak tahu arah.

Berbeda dengan Eccha dan Vina. Mereka hanya duduk diposisinya masing masing.

"Hay, kenalin nama gue Ravina Zahra Angelian. Lo bisa panggil gue Vina" salam perkenalan dari Vina untuk Denis.

Yg diajak bicara mengalihkan pandangannya dari buku hingga ia bertemu manik mata dengan Vina.

"Oke. Lo udah tau siapa gue" ucapnya sembari menatap buku lagi. Membuat Vina menggerutu tak berarti.

"Cha, lo kaga kenalan ama dia?" membuyarkan kefokusan Eccha yg sedang membaca.

"Siapa?" tanyanya datar seakan akan tak tahu.

"Anak baru Cha" ucap Vina begitu antusias.

"Oh" Eccha pun kembali membaca bukunya.

Vina tak kalah putus asa. Ia kembali menghadap Denis dan mencoba untuk memperkenalkan Eccha.

"Denis, kenalin dia Rahesya Adrelina Putri. Lo panggilnya Eccha" ucap Vina sembari menunjuk Eccha.

Yg ditunjuk pun hanya memutar bola mata jengah. Ia tak berniat bersuara apa lagi menghadap Denis. Baginya hanya membuang buang waktu saja.

Yg diajak bicara pun menatap Vina.

"Ok salam kenal" ucapnya kembali fokus pada bukunya.

Sepertinya Vina telah dikelilingan dengan kutub. Dimana semua dingin dan cuek. Ah sialan. Kaga ada yg bisa ngertiin Vina. Semuanya aja berubah jadi cuek.

:*:*:*:*:*

Hayyyyyyyyyyy

Comeback kecepeten nggak? Ah biarin mumpung mood.

Denis Prayoga siapa sih? Lah gue juga kaga tau. Tadi  nemu dipinggir jalan :v. Canda, anggap saja pengganti Ilham. Eh eh bang Ilham kaga boleh tergantikan.

Gue kangen lo bang -author

Gue kaga tuh -Ilham

Oke. Gue kaga salah pilih. Mending lo kaga usah balik lagi! -author

Canda a e lah. Gue rindu lo kok. Rindu dimana lo nyeritain gue sama Eccha. Eeh lo palah datengin si siapa itu yg lo temuin di jalan?  -Ilham

Denis Prayoga bang -author

Kaga penting namanya -Ilham.

Happy Reading
Thanks for readers
Next part

Love You KETOS  [Completed] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang