Selesai makan, mereka langsung mengembalikan piring somay itu kepada ibu-ibu kantin, sesudah mengantar mereka bergegas kekelas.
Selama di perjalanan mereka sering di perlihatkan oleh semua siswa terutama Yasmin , Bela, dan Sari mereka bertiga sangat cantik, baik, dan juga pintar, pasti Meilita suka menanyakan kepada mereka bertiga, walaupun sifat mereka jutek, kecuali Yasmin, dia tidak jutek, sifat ia mirip dengannya, tapi jika ia dengan orang lain, pasti jutek cuek seperti Sari dan Bela.
"assalamualaikum " ucap mereka berbarengan
"Lahh sepii kagak ada orang" ucap Nila keheranan
"Iya, kayaknya kita makannya cepet banget dah" jawab Rahma.
Meilita malas berbicara, karena ia sehabis pulang sekolah harus pulang bareng bersama makhluk astral itu, kemudian ia memanggil Rahma
"Maa, sini dah gw pengen ngomong" panggilnya kepada Rahma sambil mengangkat tangan kanannya seperti orang memanggil. Rahma yang mendengar namanya di panggil ia langsung menoleh dan duduk di depan Meilita
"Apaan? " tanya Rahma sambil membalikan kursi itu berhadapan dengan Meilita.
"Gw bingung, mau pulang bareng dia apa gak" jawab Meilita dengan wajah yang kebingungan dan menunduk
"Hei, hei, hei, kenapa sih lo, udah punya pacar masih aja galau" ucap Nila dengan suara yang keras
"Berisik lo, orangnya kan ada di depan lo, kenapa harus teriak" kesal Sari sambil menutup telinganya dengan kedua tangannya
"Lagian lu masih bertahan aja sama cowo kayak gitu" ucap Bela, karena ia juga sudah tahu lebih dulu sebelum Meilita.
"Udah sih dengerin penjelasan dia dulu, mungkin dia khilaf" ucap Sari memberi nasihat sambil mengusap-usap punggung Meilita memberi ketenangan
"Isshh sumpah selama sahabat gw pindah ke Spanyol, hidup gw berubah, kayak gk berwarna,sepii, heningg" ucap Meilita yang lesuh tiba-tiba saja matanya memanas ingin menangis tapi ia tahan.
"Semoga aja sahabat lo pindah ke Indonesia lagi" ucap Yasmin dengan tersenyum sambil manaik turunkan alisnya.
"Weh-weh bu kuda bunting lewat"ucap Bela sambil menunjukkan tangannya kepada guru tersebut, yang sedang melewati kelas mereka.
"Baju lu benerin yang bener jangan di lipet-lipet kayak gitu" ucap Meilita sambil memperingati Nila, karena lengan baju Nila pasti selalau di lipat.
"Iya-iya, untung di bilangin sama Bela coba kalo gak, abis dah gw" ucap Nila sambil membenarkan lengan bajunya yang terlipat itu, dengan sangat tergesa-gesa.
Guru itu hanya melewati kelas mereka dan tidak melirik ke jendela, sebab jendela kelas mereka sangat kotor, mungkin yang piket hari ini malas atau memang tidak niat untuk membersihkan jendela.
"syukurlahhh hanya numpang lewat" ucap Nila legah sambil mengelus dadanya yang berdegup kencang
"makanyaaaa, baju itu jangan di lipet-lipet, mau jadi jagoan lu? " sindir Bela kepada Nila
" mau jadi jagoan tapi takut pass ngadepin kakak kelas, percumaa gw juga yang harus ngadepin" balas Sari sambil melirik Nila yang sedang mengeluarkan bibir bawahnya dan tersenyum malu.
Meilita yang melihat Nila seperti itu pun hanya tertawa geli dan kasihan, karena sering di ejek oleh Sari.
Padahal Sari mengejeknya agar suasana tidak hening, mungkin Nila sudah paham maksud Sari, untung saja Nila sabar dan tabah, ia hanya melihat teman-temannya tertawa terbahak-bahak sambil mengingat kejadian semester 1 itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
MEILITA
Teen FictionSeorang gadis yang bernama Meilita Azzahra Putri yang ditinggal pergi oleh sahabatnya, karena sahabatnya ini ingin pergi ke negara Spanyol dan melanjutkan sekolah menengahnya di sana. Meilita mengira bahwa itu hanya mimpi, tapi dugaannya salah, itu...