4. Ternyata dia!

164 133 22
                                    

' aku sayang kamu walaupun kita hanya sebatas sahabat' Meilita Azzhra Putri

Bel istirahat  berbunyi Meilita tidak bersama teman-temannya ia hanya ingin sendiri dulu. Entah apa yang Meilita pikirkan, ia hanya mengikuti gerakan kakinya saja tidak tau ingin kemana, ia berjalan sendiri tidak memikirkan banyak orang yang membicarakannya. Tapi tiba-tiba ada seseorang yang menarik tangannya, sehingga Meilita terhenti dari lamunannya.

"iisshh lepasin, gw mau sendiri" ucap Meilita yang masih posisi tangannya di pegang oleh seseorang.

" liat gw dulu" ucap suara itu dan terdengar jelas bahwa itu suara laki-laki.

Meilita mengira itu Alif, tapi mengapa suara itu berbeda sekali, ia mengingat pemilik suara itu. Tidak ada alasan lagi akhirnya Meilita membalikkan tubuhnya dan menatap wajah seseorang yang sudah mengganggu kelamunannya. Ternyata itu Sandi anak baru yang sekelas dengannya.

" eehh lo, kirain gw siapa, kenapa emangnya?" ucap Meilita gugup dan terkekeh karena ia malu telah bersifat konyol didepan anak baru.

Sandi yang melihat tingkah Meilita menahan tawanya karena ia tidak ingin Meilita menjadi salah tingkah. Dia pun memutarkan bola matanya malas dan menatap lekat mata Meilita.

" kamu masih inget aku gak? " tanyanya sehingga membuat Meilita terbelalak matanya tidak percaya dan  mengedip-ngedipkan matanya berkali-kali. Ia tidak mengerti apa yang dimaksud anak ini. 

" masih, anak barukan?" ucapnya sambil menghilangkan keheningan 

Sandi yang mendengar hal itu menepuk jidatnya pelan dan mengantungkan tangannya di sela-sela celananya, ia kemudian menatap mata Meilita dan mengira bahwa sudah saatnya ia harus menjelaskan.

" aku sandi, sahabat kamu " jelas Sandi

Meilita yang mendengar itu membulatkan matanya tidak percaya dan dia tertawa terbahak-bahak. Sandi yang melihatnya sangat ilfeel melihat tingkah sahabatnya ini, dari dulu tidak pernah berubah.

" heh, jangan ngaku ngaku, nih yaa gw kasih tau, sandi sahabat gw itu di keningnya ada bekas jahitan karena jatoh, terus dia tutupin pake poni katanya malu" jelas Meilita sambil menunjukkan jarinya di wajah Sandi.

Sandi langsung menggeserkan poninya dan memperlihatkan bekas luka yang Meilita bicarakan tadi. Meilita yang melihatnya tidak percaya dan dia ternganga

" Sandi Ramadhan, anaknya bunda Renata, sahabat gw? " ucap Meilita yang masih terpaku di hadapan sahabatnya.

Sandi tersenyum dan memeluk tubuh Meilita dengan sangat erat, Meilita pun memeluknya tidak kalah erat dengan Sandi. Entah kenapa mata Meilita memanas dan ingin menangis, Sandi tersadar bahwa sahabatnya menangis, kemudian ia menghapus air mata Meilita dengan ibu jarinya.

" heyy kok nangis sihh, kenapa? Aku telat ya dateng nya? " ucap Sandi sambil menatap Meilita.

Meilita masih terisak kemudian ia memeluk Sandi lagi.

"Aku gak percaya kamu bakal balik lagi" ucap Meilita yang masih memeluk Sandi.

" percaya donggg kan sekarang aku ada disini" ucap Sandi sambil menenangkan sahabatnya yang masih menangis.

" kamu masih pakai gelangnya? " tanya Sandi melihat pergelagan tangan kiri Meilita.

"Iya " jawab Meilita tersenyum.

" maaf ya aku datengnya telat"

" gak kok, kamu datengnya gak telat, kamu tepat waktu"ucap Meilita sambil melepaskan pelukannya dengan sandi dan menghapus air matanya.

MEILITATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang