Cerita lebih fresh, banyak adegan tambahan, dan tulisan lebih rapi. Nyesel kalau nggak dibaca lagi😭
Blurb:
Mereka baru kenal dipertemuan kedua, tiba-tiba langsung dijodohkan. Tapi yang perlu digaris bawahi, mereka tidak dijodohkan oleh orang tua, m...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Cast: Chanon Santinatornkul as Hadid Abadi/Hadid
*
*
*
*
Malam telah tiba. Kos berlantai dua lantai Hadid sambangi setelah seharian mencari kerja dan kemarin tidak pulang. Kos yang mencampur perempuan dan laki-laki dalam lingkungan indikos ini berwarna coklat muda dengan sebuah taman kecil yang malah disalahgunakan menjadi tempat menjemur pakaian. Padahal bila ingin menjemur disediakan rooftop, cuman anak kos sering beralasan capek mengangkat baju yang sekeranjang naik turun tangga. Padahal aslinya karena malas.
Hadid kebagian kos dari dua ruangan sebelum tangga. Kos ini sudah Hadid tempati semenjak kuliah, nyaris bertahun-tahun, alasannya karena nyaman, tapi nggak murahan. Lingkungan indikos memang terjaga kebersihan dan keamanannya.
"Astaghfirullah!" Bukan Hadid yang menyebut, tapi lelaki yang hanya mengenakan celana boxer tanpa baju sedang berada di atas kasur sambil menonton TV. Ia buru-buru mengambil remot yang ada di lantai. "Ucapin salam kek lu."
Kaki Hadid segera menginjak remot, lelaki yang tengah merangkak demi mengambil remot, namun terlambat, lantas mendongak. Hadid menundukkan kepala. "Dasar jahanam! Berani-beraninya lo nonton beginian di kamar gue!"
Lelaki yang memiliki nama Budi ini segera menjauh karena dipukul oleh Hadid dengan bantal. "Nggak setiap hari ini, Did! Aduh!"
"Nggak setiap hari, tapi dosa selama-lamanya! Keluar lo!" Hadid melemparinya bantal.
"Lagian kenapa lo balik? Bukannya suka tidur diluar?"
Hadid melempar bantal ke kasur. "Capek gue."
"Kenapa?"
"Nggak dapat kerja lagi."
Hadid duduk dipinggir kasur yang tidak diberi ranjang. Membuka kaos kakinya dan melempar ke sudut pintu. Budi diam-diam mengambil remot dan mematikan film erotis yang tengah terputar.
"Lo daftar jadi polisi aja sama gue."
"Gigi gue nggak lulus tes."
"Oh pantes ditolak."
Mereka diam lagi. Hadid menghela napas panjang dan membaringkan tubuhnya di kasur, menatap langit-langit ruangan kosnya yang sudah dipenuhi oleh sarang laba-laba karena tidak pernah dibersihkan.
Budi ikutan baring. "Lagian lo kerjanya milih-milih sih. Kalo emang lo mau dapat kerja, fokus, jangan main-main."