20 : Penderitaan Dimulai

143 22 101
                                    

Cast : Chanon Santinanornkul as Hadid Abadi/Hadid

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Cast : Chanon Santinanornkul as Hadid Abadi/Hadid

*

*

*

*

Hari ini, hari pertama Hadid bekerja. Namun tampangnya sama sekali tak bergairah, wajahnya masih penuh luka, perutnya juga kosong karena belum sarapan. Dalam berpakaian saja, Hadid tidak terlalu mengurus diri.

Para karyawan yang hilir mudik di lobby, memperhatikan Hadid sambil bisik-bisik, bukan karena takut, melainkan ada berita miring dari bibir ke bibir tentang Hadid.

Dari lantai dua, Darius tersenyum miring dan senang.

Hadid tiba di ruangan kerjanya yang baru, sebuah kubikel yang berisi meja kerja dan kursi. Di atas meja terdapat komputer dan alat-alat kantor.

"Kamu tahu nggak ini jam berapa?" Dina berdiri, menatap Hadid tidak suka. Dia adalah HRD Pemasaran, bos di bagian tempat Hadid bekerja.

"Maaf, Bu." Hadid berdiri.

"Jangan mentang-mentang kamu dekat dengan anak Dirut. Kamu bisa seenaknya, ya. Sekali lagi saya lihat kamu terlambat, siap-siap terima surat PHK."

Kepala Hadid mendongak, menatap wanita itu tidak percaya. Baru juga Hadid masuk, sudah diberi surat.

"Iya, Bu. Saya nggak akan terlambat lagi."

"Kerja secara profesional, jangan mencampur adukkan masalah pribadi di sini. Juga, benarkan penampilan kamu, kayak gembel saja." Setelah itu, Dina pergi ke ruangannya.

Hadid terduduk di kursi kerja, mengusap wajahnya kasar. Baru hari pertama, tapi Hadid sudah mendapat teguran.

Tumpukan dokumen langsung diletakkan dengan keras di atas meja. "Nih kerjaan."

Mata Hadid menatap perempuan dengan rambut diikat satu, matanya seperti elang, terlihat cuek juga. "Kamu siapa, ya?"

"Nggak usah nanya-nanya. Kerjain nih dokumen. Satu jam lagi gue ambil."

"Sebanyak ini?"

"Kenapa?" Perempuan itu berkacak pinggang. "Nggak mau?"

"Iya saya kerjain." Hadid mengambil dokumen, tersenyum kaku.

"Nggak usah senyum-senyum. Dasar ganjen." Perempuan itu pun pergi ke kubikelnya sendiri.

HUGLUVTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang