Cast : Nana Ouyang as Arnana Kasuari/Nana
*
*
*
*
Sudah beberapa hari ini Hadid mendiami Nana. Pesan dan telepon sama sekali tidak dibalas. Pertengkaran mereka hari itu rupanya membuat Nana jadi stres sendiri memikirkan Hadid, bawaannya Nana ingin mencakar wajah Hadid sampai sisa tengkorak. Lagian, Hadid marah tanpa sebab dan menyalahkan sesuatu yang Nana sendiri tak mengerti itu apa.
Beruntung sepulang dari kuliah dan latihan, Nana diajak Darius untuk makan bersama. Setidaknya karena ajakan itu, Nana jadi bisa melupakan penatnya aktivitas hari ini termasuk melupakan Hadid yang bisa membuat Nana mengeluarkan jurus api.
Darius memberhentikan mobilnya di depan sebuah coffe shop. Mereka berdua pun masuk ke dalam sana diiringi musik yang mengalun indah disepanjang penjuru kafe.
Mereka duduk di salah satu meja, Nana mengedarkan pandangannya dan langsung tertuju pada barista yang tengah melayani pelanggan.
Mampus!
Hadid ternyata bekerja di sini.
"Kenapa, Na? Mukanya tegang gitu." Darius meneliti Nana seksama.
"Nggak papa. Kita pindah, yuk!"
"Kemana? Gue cuman punya waktu dikit, dan gue rasa ini tempatnya oke. Nggak papa, ya?"
Nana menggigit sekilas bibir bawah dan menoleh lagi pada meja barista, disitulah mata sipit menghunus Nana dari kejauhan.
"Lo yang pesen, ya, Na?" Darius memeriksa ponsel, sepertinya ia tengah sibuk.
"Gu-gue?" tanya Nana gelagapan.
"Emangnya kenapa, Na?"
Kepala Nana langsung menggeleng, ia berdiri dengan perlahan-lahan. Berusaha tak goyah dan bersikap bodo amat kalau ia ketahuan jalan dengan lelaki lain, apalagi langsung didapat oleh Hadid terang-terangan.
Tapi tidak apa. Toh, Hadid yang bilang sendiri kalau mereka hidup dalam dunia masing-masing. Jadi, Nana bersiteguh kalau ini tidak apa-apa. Semua akan baik-baik saja."Mau pesan apa?" Hadid memencet tombol di komputer, ia enggan tidak enggan melayani Nana.
"Ice cappucino sama green tea no sugar, dan dua red velvet." Nana mengucapkannya dengan nada tenang.
"Lagi makan siang sama pacar ya, Mbak?" Sindir Hadid tanpa melihat bagaimana ekspresi Nana.
Nana tersenyum seadanya dengan mata menyipit, ia memamerkan kalau ia bahagia. "Iya, Mas. Kok Mas kepo, ya? Ini kan urusan saya."
Hadid terdiam beberapa saat. Ia melirik Nana dan mencatat pesanan gadis itu ke sebuah kertas untuk diberikan kepada urusan dapur.
"Nggak takut kena azab istri dipanggang di neraka karena selingkuh?"
KAMU SEDANG MEMBACA
HUGLUV
RomansaCerita lebih fresh, banyak adegan tambahan, dan tulisan lebih rapi. Nyesel kalau nggak dibaca lagi😭 Blurb: Mereka baru kenal dipertemuan kedua, tiba-tiba langsung dijodohkan. Tapi yang perlu digaris bawahi, mereka tidak dijodohkan oleh orang tua, m...