17 : Harga Diri

164 32 172
                                    

Cast : Nana Ouyang as Arnana Kasuari/Nana

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Cast : Nana Ouyang as Arnana Kasuari/Nana

*

*

*

*

Yunita dan Hadid sedang makan siang di kafetaria Gabe yang terletak di belakang gedung. Mereka duduk di salah satu meja dari banyaknya yang tersedia, memesan makanan masing-masing, dan memakannya sambil bersenda gurau.

Darius beserta asistennya memasuki kafetaria yang langsung diberi hormat oleh setiap karyawan yang melihatnya. Darius rupanya ke sini bukan untuk makan seperti yang lain, melainkan menghampiri Hadid. Lelaki ini berdehem agar kedua manusia yang sedang tertawa itu menyadari kedatangan penuh wibawa dari seorang manager.

Yunita langsung berdiri dan menyambut Darius, sedangkan Hadid masih duduk. "Siang, Pak."

"Iya, siang." Mata Darius yang terbungkus kacamata menoleh ke arah Hadid. "Udah wawancara lo?"

"Udah," jawab Hadid pendek.

Darius memberikan senyuman picik. "Yunit
"Iya, Pak?" Gadis itu tampak takut ketika berdiri di depan sang manager.

"Kalian ada hubungan apa?" tanya Darius.

"Apa urusannya sama lo?"

"Gue nanya dia," seloroh Darius. "Jawab, Yunita."

"Kami sahabatan hampir 6 tahun, Pak." Gadis itu menunduk.

"Udah selama itu, tapi kamu mau aja sahabatan sama licik satu ini." Darius menoleh ke arah Hadid. "Yang dengan teganya gunain cara haram, dan pura-pura sok malaikat ke kamu minta pekerjaan."

"Maksud lo apa?" Hadid berdiri, ia tidak suka dengan cara bicara Darius yang meremehkan Yunita apalagi mengatakan sembarangan soal melamar kerja.

"Maksud gue, kenapa lo harus kerja di sini? Banyak perusahaan yang masih nerima karyawan macam lo. Kenapa harus Nana yang lo gunain sebagai alat buat masuk sini? Kenapa lo buat temen lo ini sampe ngemis ke kepala bagian supaya nerima lo, bukan pegawai tetap buat ngisi kursi kosong."

Seperti ada petir yang menyambar, kenyataan ini mampu membuat otak Hadid blank, tidak tahu harus berkata apa. Lelaki itu terdiam membisu. Matanya tak berkedip selama beberapa detik menatap Darius.

Lelaki berkacamata itu tertawa kecil. "Gue kira, gue yang jahat. Tahunya bukan. Ada elo yang lebih jahat. Tukang manfaatin orang."

"Pak, jam makan siang telah habis." Asisten Darius memberitahu.

"Oke, saya balik kantor." Darius menoleh ke belakang sebentar. Kemudian melihat lagi Hadid yang masih terdiam. "Masih ada waktu buat nyerah, silakan mundur dari semua ini, Hadid."

HUGLUVTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang