4 : Kami Sah!

273 68 65
                                    

Cast : Chanon Santinatornkul as Hadid Abadi/Hadid

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Cast : Chanon Santinatornkul as Hadid Abadi/Hadid

*

*

*

*

Mama Nana datang, Mama Hadid datang. Dua wanita itu kini menjadi saksi akan hukuman yang diberikan oleh dua sejoli yang ketahuan berduaan di dalam kamar dengan keadaan yang tidak mengenakkan.

Maksud baik, berubah jadi akhir yang buruk.

Permasalahan mulai rumit karena orang tua mereka datang. Penjelasan sudah mereka berikan, namun itu tidak cukup meyakinkan karena tidak ada bukti.

"Na, kamu apa-apaan sih sebenarnya? Kenapa bisa ada di kos cowok? Terus kamu udah berani nonton yang...." Rere tak melanjutkan perkataannya lebih lanjut, ia benar-benar kecewa dan malu.

"Ku naon kamu teh bisa berduaan sama gadis gelius begini? Belegug sia!" Vera memarahi Hadid sembari memukul pundak lelaki itu. "Terus gimana ini teh, Hadid? Kamu teh bikin ulah ya dipikir hela."

Nana dan Hadid hanya bisa diam, tak tahu harus melakukan apa selain diam dan mendengar amukan mama mereka masing-masing. Dijelaskan pun percuma, anak selalu salah bukan di mata orang tua.

Ibu kos yang memakai daster itu datang, wanita inilah yang menangkap basah Hadid dan Nana tadi sore. Sekarang masih belum malam, masih ada sekitar satu jam lagi, dan ini waktu yang tepat untuk meluruskan masalah dan menemukan jalan keluar.

"Saya sebagai pemilik kos sudah mengambil keputusan untuk menikahkan mereka." Katanya bulat-bulat.

"Hah?" Nana dan Hadid sama-sama melongo.

"Kalian ini sudah ketangkap basah berduaan sambil nonton yang begituan. Mau ngebela bagaimana lagi, mending dinikahkan saja daripada jadi zina."

"Hah?" Kompak, Hadid dan Nana menganga.

"Saya sudah bawa penghulu, mari, Pak." Si pemilik kost memanggil pria pendek berkumis uban mendekat.

"Hah?" Hadid dan Nana bersuara lagi. Terhitung tiga kali mereka kompak. Bukannya sudah cocok jadi suami istri?

Rere dan Vera langsung mencubit anaknya masing-masing. Daritadi keduanya kompak berkata 'hah' dengan wajah paling bodoh. Seolah ini hanyalah mainan dan nanti mereka bisa bubar begitu saja.

Nyatanya, ini tidak semain-main itu. Nikah tercipta ketika dua pasang insan punya niat baik untuk bersatu, punya keinginan untuk memiliki keturunan, dan punya misi menjadi manusia sesungguhnya yang bermanfaat bagi semua orang. Kalau ini terjadi, jelas mereka harus memiliki satu keinginan atau lebih dari tiga di atas. Karena mempersatukan dua insan tidak segampang menyatukan kedua telapak tangan untuk saling menggenggam, melainkan menyatukan keluarga besar yang berbeda sifat menjadi satu kesatuan yang saling membantu satu sama lain.

HUGLUVTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang