EPILOG

352 23 10
                                    

***
"Ada kalanya berhenti menebak masa depan dan ikuti bagaimana alur takdir mengalir. Ketahuilah, itu lebih mengasyikkan."

***

"Kamu ... mati."

Hadid tersenyum tipis, kemudian mengambil tangan Nana dan menaruhnya di kedua pipi. "Lihat, aku di sini. Di depan kamu. Nggak papa." Ia melanjutkan, "Kamu baca doa tidur nggak tadi malem?"

"Kayaknya, nggak."

Hadid langsung mencubit hidung Nana. "Bandel, pantes tidurnya ditemenin setan."

"Ih, sembarangan!" Nana memukul perut Hadid.

"Aduh!" pekik Hadid kesakitan sembari memegang perutnya.

"A' kenapa? Maaf nggak sengaja." Nana panik, ia meringis takut kalau Hadid sakit. "Ai telponin dokter, ya."

Hadid menahan tangan Nana. "Jangan! A'a nggak butuh dokter. Butuhnya dicium kamu pagi ini."

Sebuah bantal langsung mendarat di wajah Hadid, bibir Nana mengerucut sebal karena telah dikerjai. "Cium tuh bantal."

"Ai nanti aku beneran mati," protes Hadid. "Kasih Aa napas dulu."

"A'a belum sikat gigi." Nana masih saja cemberut sembari mengikat rambutnya.

Gemas melihat wajah Nana yang cemberut, Hadid pun menarik kepala Nana, kemudian memciumnya tepat di bibir merah jambu tersebut. Tatapan Hadid berbinar kala wajah cantik istrinya adalah hal yang pertama kali ia lihat setelah bangun tidur. "Assalamualaikum, Ai."

Pipi Nana merona. Terus terang ini bukan pertama kalinya Hadid bertindak dan mengucapkan cintanya. Sejak awal, Nana memang sudah duluan terpikat pada lelaki yang memanggilnya copet itu.

Hadid memang bukan pria luar biasa. Tidak lahir kaya seperti Nana, yang semua diinginkan pasti bisa dimiliki, Hadid harus berusaha berkali-kali lipat agar bisa mendapatkan apa yang ia mau. Selain itu, Hadid tidak pandai dalam hal tertentu. Banyak kekurangan lainnya, yang bisa disebutkan, tapi Nana memilih ingin menutupinya dengan satu kelebihan. Apa itu? Hadid punya hati yang luar biasa. Alasannya sudah terungkap dari awal sampai akhir cerita. Nana pun beruntung bisa punya suami biasa, tapi memiliki hati yang luar biasa.

"Walaikumsalam, Aa."

Senyum di bibir keduanya pun terukir indah di pagi yang cerah ini. Matahari sudah menembus lewat celah-celah horden. Suitan burung pun mulai memanggil-manggil. Sinar mentari tadi mulai masuk ke dalam kamar, menyinari beberapa pigura foto yang diletakkan pada satu nakas berbentuk persegi.

Foto pertama Nana dan Hadid yang melangsungkan akad nikah.

Foto kedua Nana dan Hadid yang melakukan sesi foto prewedding.

Foto ketiga saat resepsi berlangsung. Nana dan Hadid berada ditengah antara Rere dan Nabil, Dana dan kekasihnya, serta Darius dan Afiya.

Foto terakhir yang paling besar dari pigura yang lain adalah foto Nana dan Hadid yang tengah berdansa.


*

*

*

Mengerti kan ngerti kan?

Aku tuh...

NGEPRAAAANKKK wkwkwwkwkwkwkwkskskwkwkekwkwkwkwkwkwkwkwkwkwkwkwkwkwkwkwkwkwkwkwkwkwkwkwkwkwkwkwkwkwkwkwk

Kalian kena lagi xixi. Jangan marah ya. Hadid itu cuman dibawa mimpi(: gosah panik Hadid aku bangkitkan lagi;)))

Dengan begini HUGLUV resmi selesai.

Kalau mau sih aku bakalan kasih EXTRA PART🎃🎃 tapi kalau epilognya rame😜

Salam Yam!

Dan jangan lupa ada UNHURT! cek segera di list storyku!

HUGLUVTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang