14 : Ketakutan Hadid

164 28 153
                                    

Cast: Chanon Santinatornkul as Hadid Abadi/Hadid

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Cast: Chanon Santinatornkul as Hadid Abadi/Hadid

*

*

*

*

Dua mobil sedan bermerek marcedes benz menepi di depan pintu utama Rumah Sakit Tarumanegara. Perlahan, keluarlah orang-orang berpakaian rapi yang dipimpin seorang perempuan yang mengenakan celana dan tunik berwarna coklat muda, 6 orang tersebut berjalan cepat untuk masuk.

Dokter dan staf yang melihat kedatangan mereka lantas memberi hormat dengan sopan, walau tidak dibalas sama sekali. Hal itu para pegawai lakukan karena yang baru saja lewat adalah salah satu pendiri rumah sakit swasta ini, mereka adalah istri dan orang kepercayaan dari Gabe crop. Keberadaan Nana yang dikabarkan telah mengalami kecelakaan tunggal membuat mereka kalang kabut khawatir.

Darius adalah orang yang memimpin perjalanan. Dia juga yang langsung turun tangan mendekat ke resepsionis untuk bertanya dimana keberadaan Nana.

Terlepas dari keberadaan orang penting Gabe Crop yang berada di rumah sakit, Hadid justru kini tengah berada di samping Nana. Letaknya ada di UGD, lantai dua, Nana dibaringkan di salah satu brankar yang ada di sana. Keadaan Nana memang tidak terlalu membahayakan, kepalanya hanya mengalami pendarahan ringan karena terkena aspal dan pingsan di jalan karena syok.

Sekarang sudah memasuki 30 menit Nana belum sadarkan diri. Padahal perkiraan dokter obat biusnya sudah akan hilang beberapa menit saja. Hadid khawatir setengah mati, melihat Nana kecelakaan di depan matanya nyaris membuat Hadid jantungan, apalagi kalau sampai Nana tidak bangun.

Namun, kekhawatiran Hadid terbayar ketika melihat mata Nana terbuka secara perlahan.

"Na," panggil Hadid.

Nana menoleh, seketika matanya berlinang saat melihat Hadid ada di sini. Bahunya bergetar, ia ketakutan karena baru ingat ada kejadian mengerikan yang hampir merenggut nyawanya.

"Na, kenapa nangis?" tanya Hadid mengusap pipi Nana yang basah.

"Gue takut." Tangis Nana pun pecah akibat kejadian yang baru saja ia ingat.

Tak tega dengan apa yang Nana alami, Hadid pun langsung memeluknya. "Nggak papa, Na. Nggak papa."

Nana masih saja menangis.

Kepalanya terarah lagi pada Nana, ia kecup kening gadis itu untuk pertama kalinya. Bibir Hadid bahkan bergetar ketika merasakan jidat Nana. Untuk melakukan ini saja, Hadid masih takut untuk menyentuh Nana.

Hadid menjauh, ia hapus bulir-bulir air mata yang terus saja turun. "Semua baik-baik aja, Na. Nggak papa."

"Takut," lirih Nana disela tangisannya yang tak kunjung berhenti.

HUGLUVTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang