15 : Kamarnya Tidak Aman

166 30 130
                                    

Cast : Nana Ouyang as Arnana Kasuari/Nana

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Cast : Nana Ouyang as Arnana Kasuari/Nana

*

*

*

*

Taman rumah sakit pada pukul 9 tampak didatangi oleh pasien yang ingin merasakan hangatnya mentari pagi. Ada yang naik kursi roda, ada yang dituntun oleh perawat, dan ada yang berjalan sendirian.

Nana merupakan salah seorang yang berjalan sendirian di taman itu. Bosan di kamar, Nana memilih mencari udara segar, untungnya Rere dan Vera mengizinkan.

"Nana." Darius tiba-tiba saja hadir di taman ini.

Mengingat apa yang Darius lakukan sebelumnya, Nana nyaris mual untuk menghadapinya, maka dari itu Nana ingin menghindar.

Tetapi, Darius memegang lengannya. "Jangan hindarin gue, Na."

"Lo mau apa?"

"Maafin gue."

"Terus?"

"Lo mau maafin gue, kan?"

"Nggak." Nana menepis tangan Darius.

"Sebenarnya Hadid itu siapa sih?" Belum sampai Nana melangkah menjauh, Darius sudah mengucapkan kalimatnya lagi.

Nana membalikkan badan.

"Kenapa lo mau sama dia? Katanya teman, tapi sikap lo lebih dari itu, Na. Dulu, kita sedekat nadi, tapi sekarang sejauh langit dan bumi," ujar Darius kecewa. "Gue marah sama dia karena dia ngerebut tempat gue. Dan gue, nggak suka tempat gue diambil."

"Lo masih di tempat yang sama, Dar. Hadid nggak ngerebut tempat itu."

"Kalo emang dia nggak ambil tempat gue kenapa lo berubah!" Mata Darius merah menyala penuh amarah, dadanya terasa sesak.

"Nggak ada yang berubah," sela Nana.

"Lo nggak sayang sama gue!"

Jantung Nana mencelos. Matanya membola mendengar penuturan itu.

"Dia orang baru, Na. Kita udah kenal hampir 5 tahun, gue tahu orang tua lo, gue tahu semuanya tentang lo, dan gue punya perasaan yang lebih buat lo, Na." Darius mendekati Nana dengan rahang yang mengeras. "Gue cinta sama lo."

"Gue nggak suka sama lo." Nana menahan tubuh Darius yang makin dekat dengannya.

Seketika tubuh Darius menegang, ekspresinya memancarkan kekagetan. "Na...."

"Kita teman. Dan akan selamanya kayak gitu. Maaf." Nana segera pergi dari hadapan Darius, tak ingin berlama-lama, takut kalau keputusan yang diambil jadi makin menyakitkan. Darius pun hanya diam termangu di sana.

HUGLUVTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang