Darah

2.5K 143 8
                                    

Mereka sampai di pelabuhan terbesar. Banyak peti-peti di sana dan kapal-kapal besar.

Mereka memarkir mobil sedikit jauh dari kendaraan Aksa. Kali ini mereka memutuskan untuk tidak turun,sepertinya sangat berbahaya.

Aksa turun dari kendaraan lalu berjalan menuju sebuah mobil dan masuk ke dalam. Tak lama,Aksa keluar dengan pakaian yang berbeda,dia mengenakan jas hitam dan kacamata. Aksa berjalan dengan memasukkan kedua tangannya dalam kantong,dia tidak terlihat seperti seorang siswa.

Aksa berjalan menuju sebuah kapal besar dengan bodyguard - bodyguardnya. Shasa,Triva,intan dan Rifa kehilangan jejaknya. Jika berdiam diri di sana,pasti tak akan mendapatkan hasil yang memuaskan.

"Gue turun!" Ucap Shasa

"Lo gila haa !!! Lo mau matii ????" Teriak Triva

"Kalau kita diem aja di sini,kita gabakal dapet informasi!!!" Teriak Shasa

"Kita punya cara lainn shaaaa" sahut Intan

" Cara apa ha ?? Cara apa ??? Kita ga tau kalau dia bakal kesini dan kita ga masang CCTV kan di sini ? Kita cuman ngandalin CCTV dan itu gak cukup! Kalian percaya sama gue"  ucap Shasa memohon

"Kita percaya sama lo. Tapi,apa lo bisa jamin sama kita kalau lo balik dengan selamat ??" Tanya Rifa

"Pastii,gue berusaha yang terbaik! Ini juga kemauan gue,biar gue yang turun"

"Gue ikut" minta Triva

"Gakk! Kalau kita ramai,besar kemungkinan kita ketahuan"

"Lo gabisa gegabah kayak gini shaaa" keluh Intan

"Justru kalau kita semua turun kesana,itu yang namanya gegabah dan berakibat fatal! Ayo lahh guyss kita main pake brain sekarang" jawab Shasa

"Tapi shaa--"

"Percaya sama gue,oke ? "

Triva,intan dan Rifa hanya pasrah. Triva meletakkan CCTV mini di kerah baju Shasa agar Triva bisa mengontrol posisinya dan monitor.

Shasa menghembuskan nafasnya lalu turun dengan hati-hati. Banyak penjaga di sana maka sulit untuk menyusup kesana. Tapi, Shasa akan menggunakan otaknya kali ini.

Shasa berjalan di belakang peti-peti besi lewat belakang dan sedikit menyebrang ke tengah lalu belok ke kiri akan langsung bertemu dengan Aksa dan seorang Pria.

Shasa mengendap-ngendap dengan mulus. Aksa bersembunyi di tembok yang lumayan besar dan di sampingnya hanya ada besi-besi,dengan mudah Shasa bisa mendengar percakapan mereka.

" Ternyata taruhan kita dari 1 tahun yang lalu berhasil lo lakuin" ucap Aksa kepada Pria tersebut.

Pria itu sangat susah di kenali karna menggunakan masker,kacamata dan topi.

"Easy! Sekarang gue yang bikin taruhan " ucap pria tersebut

" What ?"

" Kita kerjakan dia sebagai pelacur dan 90% uangnya untuk kita dan dia sisanya "

Shasa tiba-tiba menahan sesak di dadanya. Sekeji itukah mereka ya tuhan ?? Shasa berusaha menenangkan detak jantungnya.

" Itu terlalu keterlaluan" tolak Aksa

" Lo suka sama dia ??"

Shasa mengangkat alisnya sebelah,siapa perempuan itu ??

"Pertanyaan macam apa itu ?" Aksa mengangkat alisnya sebelah

"Dia terlalu mudah di tipu. Kaya yang lo bilang dia itu 'jalang' "

"REVANO!!!"  Teriak Aksa gemas

Jleeebbbb

AKSATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang