Gunshot

1.9K 99 18
                                    

Aksa tak bisa mendengarkan suara Shasa di telepon dan tak sempat mematikannya,langsung Aksa kantongi.

Aksa berada di bank untuk mencairkan sedikit uang. Sepertinya ada perampok di bank ini.

Aksa mengingtip dari luar,ternyata benar mereka di sandra. Aksa berlari pelan dan berbicara kepada orang di sini untuk menelpon polisi.

Dia menurut dan menelponnya. Aksa jalan ngendap-ngendap ke belakang bank ini dan mengantongi pistol.

Aksa menunggu polisi datang beberapa menit dan mereka datang. Aksa tau,polisi datang pun mereka akan tetap menyandra dan mengancam.

Aksa masuk mengendap lewat belakang. Si pencuri itu kaget saat polisi datang,dan dengan cepat Aksa menembaki kakinya dan dia terduduk.

Tak ada yang tau siapa yang menembak,pistol nya menggunakan supresor. Setelah selesai di di tangkap, Aksa kembali keluar mengendap-ngendap sambil memasukkan pistol nya. Untung saja Aksa sudah mencairkan uang,jadi Aksa langsung pergi dari sana.

Aksa kembali ke mobil dan langsung mengeluarkan ponsel untuk menghubungi Shasa,sepertinya dia khawatir.

"Shasa,maaf"

Lagi-lagi Shasa nangis sekeras mungkin di ponsel, Aksa hanya terkekeh. Dia fikir Aksa mati dengan tembakan itu.

"Kutu kupret! Aku pikir kamu mati"

"Sudah aku bilang kan,aku berusaha untuk tidak mati supaya kamu gak nangis kayak gini lagi"

"Aku yang bakal mati bukan kamu"

"Kan udah aku bilang jangan mati dulu,tunggu sampai aku pulang"

"Kalau kamu pulang aku gak jadi mati"

" Hahaha,yaudah Aku tutup ya,masih banyak yang harus aku kerjakan"

Aksa mematikan ponselnya dan kembali menuju apartemen untuk menemui Haris,papa nya.

Aksa sampai di apartemen lalu masuk ke dalam dengan beberapa bodyguard. Aksa mengatur beberapa kamera CCTV yang sudah di letakkan sebelum Aksa ke bank tadi.

Aksa masuk ke dalam kamar nya dan Haris. Haris sedang sibuk membaca dan menandatangi berkas-berkas.

"sudah mencair kan uang di bank ?" Tanya Haris

"Sudah. Ada perampok tadi di sana" ucapnya sambil duduk berhadapan dengan Haris

"Jangan sampai CIA tau"

"Kenapa?" Aksa menyenderkan punggungnya

"Kamu tau kan ini masalah kita pribadi ? Jangan susah kan mereka,masih banyak tugas yang mereka hadapi"

"Terserah pa,yang penting  mama pulang"

"it's my job,yang terpenting kamu bantu papa"

Aksa mengangguk. Setelah selesai menunggu Haria selesai,mereka kembali pergi untuk berpencar di daerah kota ini. Karna daru informasi,Nadia di culik entahlah dengan siapa.

Sudah hampir 2 bulan Nadia tidak di temukan,berbagai cara Aksa dan Haris lakukan untuk menemukan Nadia,tapi hasilnya nihil. Syukur kemarin,salah satu anak buah Haria melapor. Saat Nadia pergi,2 orang lelaki menyeretnya ke sebuah mobil dan meninggalkan tempat.

Akhirnya,Aksa dan Haris langsung berangkat meninggalkan indonesia dan terbang ke sini (tempatnya di rahasiakan).

Mereka menyusuri kota dengan beberapa alat dan senjata yang sedang mereka persiapkan di mobil. Aksa adalah Agen tapi bukan seperti Revano yang harus turun ke lapangan hingga bertahun-tahun.

AKSATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang