It's Hard

2K 98 3
                                    

Shasa mengaduk-ngaduk makanannya tanpa niat memasukkan ke dalam mulut. Ketiga temannya menatap Shasa bingung.

"Are u oky ?" Tanya Triva sambil menepuk bahu Shasa

Shasa hanya menggeleng pelan. Shasa meninum air mineral dengan agresif. Mungkin kehausan melandanya di saat situasi seperti ini.

"Revano jadi guru di sini" bisik Shasa

"HAA!" Triva,intan dan Rifa kaget

"Eh biji karet,gausah keras-keras juga" kesal Shasa

"Serius lo??"

"Perlu gue potong dulu lidah gue baru kalian percaya?"

"Mau apa lagi dia sih" kesal Rifa

"Dia mau hancurin hubungan gue sama Aksa"

"Kok dia ga masuk kelas kita??" Tanya intan

"Mana gue tau,kelas lain kali"

Ketiga temannya itu menggeleng heran. Walaupun wajahnya masih muda,tapi tak bisakah dia fokus pada tanggung jawabnya ? Keluarga nya itu bagaimana ? Haruskan di lenyapkan mereka satu persatu baru dia pulang?

Devano,Agil,Alvin dan Reygan datang ke tempat duduk Shasa,tanpa Aksa. Intan menggelengkan kepalanya pelan,bisakah sehari mereka tenang?

"Kenapa lagi ini ?" Triva menggeser duduknya

"Mau jumpa bidadari,sana lo!" Usir Agil pada Triva

"Bidadarinya lagi ga mood,liat lo makin enek dia. Siap-siap di mutahin lo" ketus Triva

"Bisa diam ga!"

Seketika semuanya terdiam mendengar teriakan Shasa. Kalian tau megalodon ? Ikan terbesar dan lebih besar dari hiu serta giginya yang tajam. Seperti itulah wujud Shasa jika marah,jadi jangan ganggu dia di situasi seperti ini.

Aksa datang dan langsung duduk di sebelah Shasa sambil meneguk air mineral dingin. Shasa memperhatikan Aksa yang terlihat tenang.

"Kok tegang ?" Aksa menatap Shasa

"Lagi berusaha buat gak tegang"

"Tenang aja,biar aku yang hadapin dia"

"Kamu yakin" Shasa menatap Aksa khawatir

"Kamu gak percaya sama aku ?" Aksa mengelus pelan kepala Shasa

"Aku percaya,tapi dia--"

"Berbahaya,aku tau. Asalkan kamu gak kecewain aku" Aksa menutup botol minumnya

"Maksud?"

"Aku gak sekolah untuk sebulan ini,aku mau pergi" Aksa menatap Shasa lekat

"Se-enaknya ninggalin aku gitu?"

"Kamu pikir aku ikhlas ninggalin kamu disini? Aku mau nyari seseorang" suaranya merendah.

"Siapa  ?"

"Mama"

Seketika Shasa mematung. Tak mudah memang untuk Aksa,tapi tak mudah juga untuk Shasa. Shasa mengerutkan dahi menahan sakitnya.

"Kalau cepat ketemu,aku bakal langsung terbang kesini. Toh,aku kaya" Aksa mengangkat kedua alisny.

"Sombong!"

Aksa menggenggam erat tangan Shasa. Untuk memberikannya sedikit kesabaran dalam menunggu.

"Walaupun masih pelajar,aku ini agen handal" canda Aksa.

"Aelah lo,sok banget. Kucing mati lo gak berani kubur" sambar alvin.

"Itu beda pantat buaya" Agil memukul kepala Alvin.

AKSATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang