Kebenaran

2.5K 124 1
                                    

Ambulance sedang menuju perjalanan. Shasa duduk memegang perut Aksa sambil menangis. Shasa menutup matanya agar tidak melihat darah itu,shasa takut.

"Shaa" panggil Aksa lirih

"Huaaaaaa!!" Shasa menangis makin kencang

"Stttt gue gapapa"

"Gapaapa apanya itu darah banyak banget" ucap Shasa dengan matanya tertutup

Aksa hanya mengulas senyum. Tak lama Ambulance pun datang. Mereka mengangkat Aksa tapi tangan Shasa masih disana.

Aksa sadar,sepertinya Shasa takut dengan darah.

"Pulang dulu ganti baju,darah semua tu" bisik Aksa lalu Shasa melepas perut Aksa dan membuka matanya.

Shasa kembali menangis melihat banyak darah di tangan dan bajunya. Segera Ketiga temannya menenangkannya. Shasa di bawa pulang ke apartemen.

Sepanjang perjalanan Shasa hanya melamun. Timbul rasa takut,marah,menyesal. Shasa setres berat sekarang,ia pun menutup matanya dalam-dalam berharap saat membuka mata, semunya akan baik-baik saja nanti.





🍑🍑🍑




Shasa mengeringkan rambutnya di depan cermin dengan wajah lelahnya. Tapi,dia harus menjenguk Aksa malam ini untuk memastikan keadaannya,ini semua karnanya.

"Jangan bilang sama nyokap bokap gue ya soal ini" ucap Shasa memecahkan keheningan di kamar itu

"Apa lo yakin? " Tanya Triva

"Gue masih belum tau ceritanya jelas. Makanya,malam ini gue mau liat Aksa ke rumah sakit" jelasnya.

"Oke kita ikut"

Mereka semua sudah siap dengan pakaian casualnya. Saatnya menuju kerumah sakit.

Di dalam mobil lagi-lagi Shasa hanya melamun. Revano pria yang ia cintai ternyata mempermainkannya. Revano yang ia cintai,berani menculiknya,merantainya dan berkata kasar. Shasa takut,sangat takut untuk jatuh cinta,takut untuk tertipu lagi.

Setelah beberapa menit menempuh,akhirnya mereka sampai di rumah sakit,tempat dimana Aksa di rawat.

Mereka bertanya pada suster disana pasien atas nama Aksa. Setelah tahu ruangannya,mereka segera menuju kesana.

Saat mereka sampai,ada 2 penjaga di pintu kamar Aksa.

"Maaf anda siapa ??" Tanya salah satu penjaga

"Saya temennya Aksa,boleh saya masuk?"  Jawab Shasa

"Maaf,tuan muda sekarang sedang bicara dengan Boss"

Shasa mengerutkan dahinya,boss ?? Papanya ? Maybe. Shasa hanya mengangguk dan mereka duduk di kursi ruang tunggu.

Setelah beberap menit kemudian,seorang pria yang dibilang masih muda keluar dari kamar Aksa.

Shasa dan ketiga temannya berdiri lalu memberikan senyuman kepada papa Aksa.

"Temennya Aksa ya ??" Tanya Haris Dirtama

"Ehh iyaa omm" jawab Shasa

"Diantara kalian ada yang namanya Shasa ?" Tanya Haris

"Saya om" sahut Shasa lembut

"Ohh kamu tohh,dia nyariin kamu tuh"

"E-eh iya om,makasih"

"Yasudah om permisi dulu ya"

Shasa,Triva,Intan dan Rifa mengangguk dan tersenyum. Saat Haris pergi,2 penjaga itu pun pergi.

Mereka ber-4 masuk ke dalam ruangan Aksa.
Shasa tersenyum tipis pada Aksa dan Aksa menatap Shasa sinis.

AKSATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang