Shasa membuka matanya,ada cahaya putih yang menusuk matanya. Kepalanya terasa pusing dan tubuhnya yang susah di gerakkan. Shasa melihat sekitar,dia seperti berada di rumah sakit. Bibirnya kelu,matanya sayu dan banyak alat di tubuhnya.
Seorang perawat cantik datang menghampirinya. Membawa beberapa suntik yang sudah terisi obat yang tak tau jenis apa.
"Ternyata anda sudah sadar. Anda sudah hampir seharian ini koma" ucap perawat tersebut ramah
Shasa tak bisa bicara,matanya hanya melotot kaget. Yang benar saja? Keluarganya juga tak ada di sini ? Apa mereka juga belum tau ? Aku harus bilang apa ? Sepertinya hari sudah ingin berganti lagi
"Keluarga anda sedang dalam perjalanan" ucap suster itu,seperti tau apa yang shasa fikirkan
"Kami menemukan nomor ibu anda di ponsel yang di berikan polisi setempat,beruntung hp nya tidak pakai password" sambungnya lagi
Shasa menghembuskan nafas lega. Tunggu,Aksa mana ? Bagamana keadaannya? Gimana cara tanyanya ? Ngomong aja gabisa,persetan! Di kasih apa sih aku ?
Perawat itu pergi setelah menyuntikkan beberapa obat di selang infus. Shasa berusaha menggerakkan matanya untuk bertanya,tapi mana bisa,emang dia anak indigo bisa tau lewat mata!
Shasa menghembuskan nafasnya kasar,harus berapa lama menunggu perawat itu kembali ? Aku butuh jawaban!
Seketika tubuhnya semakin lemas,panas dan tubuhnya sepertinya terguncang. Shasa pingsan tak sadarkan diri dan badannya terus kejang-kejang. Perawat sekitar memanggil dokter dan dokter pun datang menanganinya.
Kini shasa mulai tenang. Tapi sayang,shasa kembali koma. Karna, kaca di samping mobil Aksa pecah karna batu,sekaligus kepala shasa terbentur batu,kini ada masalah dengan otaknya.
Ayu dan Ardio sampai di rumah sakit. Ayu menangis histeris melihat banyak alat di tubuh shasa dan balutan perban di kepala. Ardio terdiam kaku di hadapan shasa,Ardio rela mengorbankan hidupnya demi shasa jika seperti ini jadinya.
"Shasa...ini mama sayang... Mama gamau kamu pakai alat-alat ini,mama tau ini bikin kamu sakit. Bangun sayang kalau ini bikin kamu sakit.. kita pulang" kalimat itu terus terucap di bibir Ayu beserta tangisnya. Ardio menghampiri ayu pelan dan memeluk ayu dari belakang. "Aku akan menghukum diriku jika terjadi sesuatu pada putriku" ucap Ardio menahan tangis.
Seorang dokter datang lagi untuk memeriksa shasa. Ayu terus menangis tanpa memedulikan dokter tersebut.
"Untung saja kalian di sini,saya ingin memberi tahu kondisi anak kalian" ucap dokter tersebut saat selesai memeriksa shasa
"Bagaimana keadaannya dok ?" Tanya Ardio kikuk
"Lumayana parah. Terjadi benturan keras pada kepalanya,terutama bagian kiri. Terjadi infeksi pada otak yang di sebut ensefalitis dan sebagian darah yang mulai membeku. Sewaktu-waktu,shasa bisa mengalami kejang-kejang. Kami sudah melakukan oprasi darurat untuk sementara,oprasi selanjutnya akan di laksakan besok pagi,tergantung kesetujuan orang tua" jelas dokter itu panjang lebar
"Kami akan memutuskannya besok" ucap Ayu dingin
"Kami harap keputusan yang tepat. Kalau tidak secepatnya,nyawa nya akan terancam. Saya permisi."
Ayu memejamkan matanya. Ada rasa sakit yang tak bisa tergambarkan. Susahnya memiliki anak tapi ketika seperti ini,mudahnya kehilangan.
"Aku ingin shasa sembuh,tapi aku gak tega otak shasa di belah,di korek,itu sakit pa...sakit" tangis ayu kembali pecah
"Kita memang harus merasakan sakit yang teramat dalam. Tapi, jauh dari rasa sakit itu,semuanya akan terganti ma"
"Baiklah,biarkan dia di oprasi" ucap Ayu pasrah
KAMU SEDANG MEMBACA
AKSA
Romance(MASA REVISI) Aksa Dirtama, cowok tampan kelahiran tahun 1999 tapi bukan Mos wanted sekolah. Memiliki dua kepribadian ganda yaitu,humoris tapi mematikan. Slalu membuat ulah di sekolah dengan ke-4 sahabatnya. 80% para wanita takut padanya dan 20% par...