S.D-P.B#26 [Perjanjian]

2.4K 258 0
                                    

"Jang Yeonmi?"

"Hadir!"

"Min Seungyoon?"

Seisi aula hening.

Jiyeon mengedarkan pandangannya. Gadis itu mencari sosok Seungyoon. Dahinya berkerut karena tidak menemukan sosok yang dicarinya.

Ah, iya. Jiyeon sudah sembuh. Tenang saja. Bahunya tidak mengalami cedera berat. Hanya istirahat satu hari, gadis itu langsung masuk di hari berikutnya.

"Tumben." Jiyeon mengusap dagunya. "Siapa yang satu kelas dengan Seungyoon?"

Beberapa anak mengangjat tangannya.

"Apa kalian melihat Seungyoon saat jam istirahat?"

"Hanya setengah waktu dari jam istirahat. Setelah itu, kami tidak melihatnya."

Jiyeon menghembuskan napasnya. "Baiklah, absen berikut-"

Brak!!

"Maaf! Aku terlambat!"

Jiyeon memberikan papan absen pada Hyera dan mempercepat langkahnya untuk mendekati Seungyoon yang meringis setiap melangkah. Jaehyun yang melihat situasi itu langsung berdeham dan meyuruh Hyera melanjutkan absen.

"Kau tidak apa-apa?"

Seungyoon mengangguk. "Tidak apa-apa, Noona."

"Tapi..." Jiyeon menyentuh seragam Seungyoon, terasa basah. "Pakaianmu basah."

"Anu... tidak sengaja. Tadi, aku terpeleset di toilet," jelas Seungyoon sembari terkekeh.

Jiyeon merasa ada yang janggal.

"Ganti bajumu dulu, baru boleh ikut latihan."

***

J : Bicara langsung saja.

L. Jiyeon : Tapi di mana?

J : Rofftop. Kutunggu.

J : Lagipula, tim inti cukup lama istirahatnya.

Jiyeon menghela napas. Berbicara dengan Jimin lewat pesan singkat memang membuat pria itu tidak merasa puas. Terpaksa, Jiyeon menghampiri Jaehyun untuk meminta izin.

"Jae, kode hijau."

Jaehyun yang awalnya mengerutkan dahinya, langsung membulatkan bibirnya. "Baiklah, baik. Hati-hati diterkam."

Jiyeon berdecak ketika Jaehyun terkekeh. Gadis itu bergegas keluar aula dan menuju gedung sekolah. Jarak aula dan gedung sekolah hanya tiga meter. Jiyeon harus nelalui empat lantai menuju rooftop.

Sempat-sempatnya, Jiyeon membeli minuman kaleng di vending machine yang terletak di lantai tiga. Dia membeli dua botol minuman isotonik. Meminumnya seperempat air dan kembali melanjutkan perjalanannya.

Jiyeon bersandar sebentar pada pintu rooftop. Sedikit mengintip, dia melihat Jimin yang duduk santai, bersadar pada dinding gudang yang ada di rooftop.

Jiyeon langsung membuka pintu itu. Sekali lagi, Jiyeon melihat daerah sekitar tangga rooftop sebelum mengunci pintu. Gadis itu hampir memekik ketika merasakan lengan kekar yang memeluk pinggangnya.

"Kau membawa minuman rupanya. Pantas saja dingin."

Jiyeon menghela napas. "Jangan membuatku kaget, Jimin."

[1] S. Daddy - P. BabygirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang