W. A. R. N. I. N. G.
***
Jimin langsung menarik tudung hoodie Jiyeon sampai sebagian wajah gadis itu tenggelam, membiarkan kedua belah bibirnya terbuka seolah menginginkan sesuatu darinya.
Jimin hanya bisa menghela napas setelahnya. Gadis itu jatuh ke dada bidangnya. Jimin bisa merasakan betapa lemasnya tubuh Jiyeon saat ini.
"Hampir, Park. Ya Tuhan," ucapnya tanpa bersuara.
Jarum pendek mengarah pada angka lima. Jimin harus bergegas pulang. Pria itu langsung mengangkat tubuh Jiyeon dan membawanya keluar dari ruangannya. Persetan, dia tidak memerlukan bantuan Seulgi untuk mencari jalan pintas menuju tempat parkir mobilnya berada.
Hanya bantuan kepala yang terus saja menoleh guna memperhatikan keadaan sekelilingnya, Jimin berhasil masuk ke dalam mobilnya dengan selamat. Dia membiarkan Jiyeon duduk di pangkuannya. Pria itu menyalakan mesin mobil dan mulai mengendarainya ke luar lingkungan sekolah.
Jimin cukup terkejut ketika merasa sesuatu yang basah menyentuh lehernya.
"Princess..."
"Ungh..."
Jimin hanya bisa menghela napas dengan pelan ketika Jiyeon menjilati lehernya. Walau jarak dari sekolah menuju mansion tidak begitu jauh, Jimin harus menahan hawa napsunya untuk tidak menyerang Jiyeon di dalam mobil sekarang juga.
Tiba-tiba, Jimin termenung.
Sedari awal, tujuan Jimin melakukan hubungan Daddy-Baby ini hanya untuk mengikat Jiyeon, agar gadis ini tidak merasa sendiri karena efek dari paksaan ayahnya. Dia memang mencintai Jiyeon selayaknya wanita pada umumnya. Hanya Jiyeon yang menjadi cinta pertamanya.
Bukan untuk napsu.
"Kau tahu, Jim? Pertama kali aku melakukannya, Hyera yang menggodaku. Bukan aku. Kissmark paling banyak itu di leherku, jika kau ingat ketika kau memergokiku ketiga kalinya."
"Lalu..."
"Tapi aku mencintainya. Sangat."
"Bagaimana denganmu, Kook?"
"Soojin ditambah dengan soju, lebih ganas. Aku tidak bisa menahannya kecuali bermain di atas ranjang. Itupun kemauannya. Aku mana bisa menolak wajah memelasnya."
"Berikutnya?"
"Aku sudah sangat mencintainya, Hyung. Malah, sudah jauh. Mana tega aku meninggalkannya."
Jimin menyandarkan kepalanya pada kaca jendela mobilnya.
"Sebegitu inginnya, kah?"
***
"Jim-"
"Haisssshut!" Jimin menoleh dengan cepat. "Sst."
Taehyung yang melihatnya, hanya bisa menelan air liurnya dengan pelan. Jungkook yang awalnya sibuk menonton pun mengalihkan pandangannya karena mendengar desisan Jimin. Yang menjadi pusat perhatian hanya mendengus kasar.
"Di-am," bisiknya sebelum memperbaiki posisi gendongannya pada Jiyeon.
Jimin meringis ketika lehernya kembali dijilat. Dan, oh. Telinganya menangkap kekehan samar yang terdengar... menggoda imannya. Hembusan napas yang menerpa kulit lehernya membuat Jimin memejamkan matanya.

KAMU SEDANG MEMBACA
[1] S. Daddy - P. Babygirl
Fanfic[BACA TERLEBIH DAHULU TRILOGY = SD + BG] S. Daddy [Sexy Daddy] P. Babygirl [Princess Babygirl] Lee Jiyeon -Siswa tingkat akhir- tidak pernah diberi kebebasan dalam mengejar cita-citanya oleh ayahnya. Kerja, kerja dan kerja. Ayahnya selalu saja menek...