S.D-P.B#35 [A Coincidence]

2.4K 214 8
                                    

Hanya memakai hoodie biru dongker, celana jeans, topi putih, dan juga tas selempang punggung, Jiyeon mengayuhkan sepedanya. Ponselnya yang terpasang pada bagian tengah setir sepeda, menampilkan petunjuk jalan menuju tujuannya.

"Kuharap ini bukan sekedar bullshit."

Jiyeon mengerjapkan matanya. Gadis itu memperhatikan palang parkir yang menampilkan nama kafe. Salah satu alisnya terangkat, lalu menghela napas. Jiyeon sudah menduga jika pria itu pasti akan memilih kafe ini.

"Kamong cafe. Sudah kuduga."

***

"Selamat datang! Silakan duduk, atau mungkin anda sudah melakukan reservasi sebelumnya?"

Jiyeon mengerjap. "Atas nama Lee Jiyeon?"

"Hm... ah! VIP nomor lima. Anda naik saja tangga di sudut sana, lalu jalan lurus. Sudah ada seseorang di sana."

Jiyeon mengangguk singkat. Dia berjalan sesuai petunjuk. Tangannya terangkat untuk menarik turun topi putihnya. Gadis itu cukup takut jika ada bawahan Jimin yang mungkin saja berkeliaran.

Jiyeon mengangkat tangannya, mengepal, tapi ragu untuk mengetuk pintu yang memiliki angka lima di depannya. Gadis itu memejamkan matanya. Pria asing ini sudah memberinya kemudahan guna rencananya untuk ke depan.

Final, Jiyeon mengetuk pintu sebanyak tiga kali dengan cukup kencang. "Tuan Kim, kau di dalam?"

Jiyeon menggigit bagian bawah bibirnya. Hampir melompat ketika pintu di depannya terbuka. Jiyeon menahan napasnya ketika mendapati sebuah wajah menyebul di sela pintu, tidak asing sama sekali.

"Oh, kau sudah datang."

Jiyeon menaikkan alisnya. "Kau tahu diriku?"

"Semuanya, yang berkaitan dengan Jimin pula."

Jiyeon mendengus, memilih untuk masuk, lalu menyamankan diri dengan duduk bersandar di salah satu sofa di dalamnya. Ruang VIP ini cukup bagi dua sampai enam orang. Berukuran lima kali lima meter.

Jiyeon melepas topinya, mengacak rambutnya. "Baiklah, Tuan-"

"Bisa kau panggil dengan Jongin saja?" Jongin menggaruk tengkuknya. "Aku... tidak nyaman."

Jiyeon mengerjap. "Oke. Jadi, apa yang membuatmu ingin sekali bertemu denganku?"

Jiyeon mengetuk meja dengan jarinya, menunggu Jongin memberinya jawaban. Pria itu nampak meliarkan gerakan sepasang maniknya, sebelum memejamkan matanya lalu menghela napas dengan panjang.

"Poin pentingnya, Seulhee kabur. Dan sialnya, posisinya di sekitar perusahaan Jimin."

Jiyeon membulatkan matanya. "Kang Seulhee?"

Jongin menaikkan alisnya. "Kau-"

"Hanya sedikit hal yang kuketahui. Itu pun dari kakaknya dan juga mantannya yang sekarang dekat denganku."

"Aku sangat kelabakan ketika mendapati titik pelacaknya bukan lagi di sekitar New York," ucapnya sebelum memandang Jiyeon. "Kau pasti juga sudah dengar tentang pengasingan kami, kan?"

Jiyeon mengangguk, membenarkan perkataan Jongin. "Sebelumnya, aku ingin tahu, alasanmu menjadi selingkuhannya."

"Sudah kuduga, kau akan bertanya akan hal itu." Jongin menunduk, menampilkan senyum sendunya. "Aku bahkan tidak tahu jika Seulhee adalah kekasih Jimin."

[1] S. Daddy - P. BabygirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang