S.D-P.B#17 [Mansion]

3.5K 337 3
                                    

"Bagaimana dengan desain panggungnya?"

"Aku baru saja mendapat beberapa lembar karton berukuran kecil."

"Eonni, aku ingin membantumu."

"Silahkan, aku tidak melarang."

"Soojin ikut, aku ikut membantu juga."

Kring! Kring! Drrt!

Ketiga gadis itu sontak menghentikan kedua tangkainya. Sekarang waktunya pulang sekolah. Dan ketiga gadiS itu berada tepat di depan gerbang sekolah dengan keadaan ponsel ketiganya berbunyi.

"Ada apa ini?" Jiyeon mengeluarkan ponselnya. "Halo?"

"Princess, bisa kau lihat arah jam 2?"

Jiyeon sedikit menurunkan ponselnya. Kepalanya sedikit memutar. Matanya membulat saat mendapati mobil hitam yang kaca supirnya sedikit terbuka. Jiyeon bisa melihat wajah Jimin.

"Taehyung menungguku." Jiyeon menoleh dengan wajah heran. "Benarkah?"

Hyera mengangguk. "Kau juga?"

"Iya. Jimin baru menelponku," jawab Jiyeon. "Bagaimana denganmu, Soojin?"

Soojin menoleh dengan wajah kaku. "Jungkook... menungguku di kafe seberang."

Jiyeon membulatkan matanya. "Serius?! Sebenarnya ada apa ini?"

Ponsel Jiyeon berbunyi lagi. Matanya mengerjap saat mendapati sebuah pesan masuk dari Jimin.

J : Cepat kemari.

***

"Daddy... sebenarnya, ada apa ini?"

"Jangan bilang kau melupakannya, Princess."

"Tentang apa?"

Jimin menginjak pedal rem dengan pelan. Tubuhnya menyamping, menghadap Jiyeon. "Kau baru menanyakannya semalam, Princess."

"Oh-- APA?!" Jiyeon membulatkan matanya. "Serius, hari ini juga?!"

"Dalam hati, kau berkata tidak sabar untuk memasuki mansion itu. Iya, kan?" goda Jimin yang membuat Jiyeon menutup wajahnya. "Hei, kenapa kau menutup wajahmu?"

Sontak, Jiyeon memukul bahu Jimin dengan kuat. Pria itu mengaduh kesakitan. Tak lama, Jiyeon mendengar tawa kecil darinya. Karena rasa kesalmya sedikit menaik, Jiyeon kembali memberi serangan, membuat Jimin kelabakan menghadapinya.

"Whoo, cukup, Jiyeon," tahan Jimin sambil menahan tangan Jiyeon. "Kau semakin kuat saja memukulku."

"Perlu kuingatkan, rasa kesalku masih ada."

"Jangan memancingku untuk menerkammu, Princess."

Blush!

"YA TUHAN! HENTIKAN!"

Jimin tergelak saat itu juga. Dia memang sering memberi Jiyeon satu kalimat yang membuat gadis itu memiliki wajah yang memerah. Jimin tidak tahan, sampai dia harus mengusap wajahnya agar tawanya berhenti.

"Baiklah, kemari." Jimin menarik pelan tangan Jiyeon dan memberi kecupan pada kedua pipi Jiyeon. "Wajahmu itu yang membuatku gemas."

[1] S. Daddy - P. BabygirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang