23

1.5K 38 2
                                    

Pagi nampak dengan cahaya yang sangat indah yang mampu membuat orang takjub akan cahayanya tapi tidak untuk gadis yang masih menutup mata menikmati mimpinya.

Gadis itu adalah Daffa, ia akan terbangun pada jam delapan dimana itu memang jam bangunnya.

Kringgg...kringgg...kringgg...

Alarm yang ada di atas nakas tempat tidurnya berbunyi menunjuk jam 8 pas, Daffa mulai membuka matanya dan langsung bergegas ke kamar mandi dan bersiap-siap untuk ke sekolah.

Setelah melakukan ritual paginya dan bersiap, ia mulai melajukan motornya menuju sekolah dengan kecepatan di atas rata-rata.

Saat sampai di depan gerbang sekolah ia melihat gerbangnya masih terbuka dan tidak ada satpam.

"Widih keberuntungan nih buat gue." Gumamnya dan melajukan motornya masuk ke area parkiran sekolah.

Ia memarkir motornya dan berjalan ke arah kelasnya dan saat ia sampai di depan kelasnya, kelasnya belum ada guru.

"Eh Ca tumben guru belum datang." Tanyanya ke Eca dan duduk si kursinya.

"Lagi rapat." Jawab Eca singkat yang hanya di anggukki Daffa.

"Eh lo mau ke kantin enggak?" Tanya Eca.

"Kuylah mumpung gue lagi lapar, dua hari belum makan." Ujarnya cengengesan.

"Ck lebay lo, kuylah buruan." Dan menarik tangan Daffa untuk keluar kelas.

Saat sampai di kantin ia melihat Dev yang sedang makan sendiri.

"Eh Ca itukan Dev, lo pesen makan gue tunggu di sana ." Tunjuknya ke arah meja Dec dan di anggukki Eca.

Dev yang sedang makan merasa seseorang duduk di sampingnya.

"Haii." Sapa Daffa dengan senyumnya.

Dev heran dengan sifat cewek jadi-jadian satu ini. "Lo sehat?" Tanyanya.

Daffa berdecak. "Menurut lo gue sakit gitu." Jawabnya kesal.

"Yah enggak gitu sih, maksud gue biasanya kan lo kalau liat gue pasti kabur." Jelas Dev.

"Yah enggak setiap liat lo juga kali, nih buktinya gue enggak kabur."

"Terserah lo deh, lo ngapain duduk di sini di kantin inikan masih banyak meja yang kosong, sana gih lo pindah." Usirnya.

"Terserah gue dong, emang ini meja milik kakek lo apa?" Tanyanya.

"Bukan sih, tapi lo bisa cari meja yang lainkan selain di sini."

"Kalau gue mau makan di sini mau apa lo." Tantangnya.

"Yang waras galah." Pasrah Dev.

"Bangsat lo, ini lagi si Eca mana, perasaan dari tadi dia pesan makanan tapi belum sampeein gue." Ngumam Daffa.

"Sorry Daff, gue tadi habis ke toilet, nih makanan lo gue pamit duluan pulang duluan soalnya perut gue sakit banget." Pamitnya dan berlari keluar kantin sambil memegang perutnya.

"Lah, lah, woii terus yang bayarin makanan gue siapa woi Eca kampret lo." Teriaknya dan langsung melihat Dev dengan senyum liciknya.

Dev yang menyadari maksud dari senyum Daffa lantas mengumpat dalam hati. "Apa lo liat-liat mau di bayarin?" Tanya Dev.

"Hehehe lo tau aja Dev, sekali kali bantu temanlah, gue lupa bawa uang nih, bayarin yah, pliss." Mohonnya dengan memasang muka memelas.

"Ck enggak tega gue liat lo, kaya anak anjing yang belum dikasih makan tiga hari hahahahha." Ledek Dev yang di akhiri tawa."

"Terserah lo deh, mau enggak nih bayarin gue, pliss." Mohonnya lagi.

"Iyya, iyya, tenang selama ada Dev si pahlawan semua aman." Sombongnya.

Daffa yang mendengar itu lantas memasang ekspresi seperti orang muntah. "Eh ngapain lo kaya orang muntah, mau enggak jadi di bayarin." Ancam Dev.

"Heheh sabar pak, sabar santai kaya di pinggir pantai."
.
.
.
.

Hai ketemu lagi sama author yang kece ini, hehe enggak deh bercanda, sebelumnya maaf nih author upnya lama, biasa anak sekolah, jadi maklumin aja ok.

Dibaca yah ceritanya kasian authornya.

Jangan lupa di Vomment,

Buat yang udah baca dan vomment cerita author dan yang selalu pantengin cerita-cerita author, author ucapin banyak-banyak-banyak terima kasih dah pokonya buat kalian.

*Ditunggu vommennya ok*
*Jangan lupa di baca ok*

Musdlfh_

Bad Girl (HIATUS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang