02

3.2K 403 27
                                    

***

10 tahun hampir berlalu, kini kalender-kalender sudah punya angka 2019 di atasnya. Gadis yang dulu kehilangan kedua orangtuanya, kini sudah tumbuh menjadi seorang Psikiater hebat. Ia lulus dari sebuah Universitas terbaik di Amerika, bekerja selama dua tahun di rumah sakit milik Universitas tersebut dan sekarang kembali ke tanah airnya dengan sederet prestasi yang di awal dan akhir namanya.

Selama 10 tahun terakhir, ia sudah berusaha selama 17 jam sehari, 7 hari dalam seminggu dan 52 minggu dalam setahun, namun orang-orang tetap menyebutnya beruntung. Beruntung karena dulu ada seorang kaya yang tidak di kenal mau menjadi sponsornya. Beruntung karena sejak kepergian orangtuanya, ia tidak perlu bingung mencari biaya sekolah. Beruntung karena ada seorang kaya yang tidak di kenal yang menanggung biaya sekolahnya. Namun orang kaya idiot seperti apa yang mau membiayai sekolah seorang gadis bodoh? Kalau ternyata gadis itu bodoh, tentunya si orang kaya raya itu akan menarik kembali sponsornya– beasiswanya. Beruntung karena kecantikannya ia dapat berbaur dengan mudah dimana pun. Beruntung karena kepribadiannya ia diterima di lingkungan mana pun. Benarkah semua itu keberuntungan? Kalau iya, tapi kenapa dia harus membayar untuk semua keberuntungan itu?

"Ini bangsal Psikiatri di rumah sakit kami," ucap seorang pria berjas putih yang berjalan di sebelah Lisa. Namanya Lee Seunghoon, seorang Psikiater tahun ketiga di rumah sakit YG yang pagi ini kedapatan tugas untuk menyambut dan memberi pengarahan pada Lisa– si Psikiater baru di rumah sakit itu. "Itu ruang Kepala Spesialis Psikiatri, dr. Park Hyunsik. Dia masih meeting dengan Direktur Choi dan dokter lainnya pagi ini jadi tidak bisa menemuimu,"

"Ah ne," jawab gadis itu dengan sangat sopan. Ia harus terus bersikap anggun dan sopan– untuk bertahan di dunia yang sebenarnya jarang sekali memihak padanya. Dulu Lisa adalah gadis manis yang baik hati, sampai satu hari sial menimpanya.

"Lalu ini daftar pasien baru yang bisa kau tangani," lanjut dr. Lee sembari memberikan setumpuk berkas pada Lisa. "Nanti setelah meetingnya selesai, direktur Choi meminta anda untuk menemuinya,"

Dr. Lee meninggalkan Lisa di ruang kerjanya, membiarkan gadis itu menikmati ruang kerja barunya yang di dominasi warna putih buram dengan desain modern.

Rumah sakit tempatnya bekerja sekarang adalah rumah sakit swasta, milik seorang dokter hebat pada masanya yang kepemilikannya sekarang di wariskan pada salah satu cucunya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Rumah sakit tempatnya bekerja sekarang adalah rumah sakit swasta, milik seorang dokter hebat pada masanya yang kepemilikannya sekarang di wariskan pada salah satu cucunya. Dokter penyakit dalam, dr. Choi Seunghyun, pria berusia 36 tahun yang sudah empat tahun terakhir menjadi seorang direktur rumah sakit, menggantikan kakeknya yang tidak memiliki seorang putra. Choi Seunghyun, si cucu pertama yang menjadi kesayangan kakeknya tersebut akhirnya diangkat menjadi direktur setelah ia berhasil melakukan sebuah operasi besar pada seorang anggota kongres.

Satu persatu berkas ia baca, mulai dari seorang pasien gangguan makan bernama Kim Jinwoo, seorang gadis yang depresi pasca perundungan bernama Lee Hayi, seorang mantan tentara yang trauma pasca perang Jung Jaewon sampai seorang CEO yang punya masalah dengan tempramennya.

Joker Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang