***
"Kau tidak akan bisa meninggalkan Tuan Kwon karena rasa tanggung jawabmu sebagai dokternya. Dan Tuan Kwon juga tidak akan bisa meninggalkanmu karena baginya kau menyenangkan. Aku pikir kalian akan terus begini, hubungan kalian seperti benang kusut yang sudah tidak bisa di perbaiki lagi," ucap Mino membuat Lisa lantas meremas kuat gagang pintu di dekatnya.
"Dia- dia menyuruhmu mengatakan itu?" tanya Lisa dengan wajah gugupnya. "Dia membuatku sangat takut... Walaupun aku bersikeras berhenti menjadi dokternya... Dia tidak akan membiarkannya, bukan?"
"Hm... Seharusnya kau tidak bermain-main dengannya waktu itu," jawab Mino dengan wajah prihatinnya. Sebenarnya Mino tidak ingin menyampaikan pesan itu pada Lisa, namun ia merasa Lisa tetap harus mendengar pesan Jiyong itu- agar bisa menentukan sikap di depan Jiyong.
"Dia bilang dia tidak akan membunuhku karena aku menyenangkan, kalau aku sudah tidak menyenangkan apa dia akan melepaskanku?"
"Menurutmu begitu?"
"Hhh... dia akan membunuhku kalau aku tidak menyenangkan lagi, 'kan? Ucapannya tadi membuatku merasa seperti baru saja salah masuk ruangan dan tidak sengaja menekan kontrak dengan rentenir jahat," ucap Lisa membuat Mino hanya tersenyum. Bahkan walaupun Mino mengakui dia mengenal Jiyong, Mino tetap tidak pernah benar-benar tahu apa yang ada di kepala bosnya itu. Jiyong masih tetap sulit di tebak bahkan oleh Sekretaris Song sekalipun- orang terdekatnya. "Kenapa kau tersenyum begitu? Aku benar-benar takut sekarang... Apa yang harus ku lakukan sekarang? Ada dua pria yang membuatku sangat takut sekarang,"
"Mana yang lebih menakutkan? Penguntitmu atau Tuan Kwon?"
"Tentu saja penguntit itu- ah tidak... Maksudku tentu saja Tuan Kwon," jawab Lisa yang sebenarnya tidak punya jawaban pasti atas pertanyaan tersebut. Seharusnya ia lebih takut pada Jiyong, namun pada kenyataannya, ia lebih takut pada Park Chanyeol yang memberinya beberapa ancaman dibanding dengan Jiyong yang sudah jelas dapat lebih mampu melukainya secara fisik maupun membunuhnya. Bahkan Jiyong mungkin bisa saja membunuhnya tanpa diketahui siapapun, tanpa ada siapapun yang akan mencarinya, menghilang begitu saja seperti tidak pernah dilahirkan sebelumnya.
"Kau hanya terkejut dengan apa yang kau lihat hari ini dr. Jung," ucap Mino kemudian. "Aku tidak mengatakan ini karena Tuan Kwon menyuruhku, aku benar-benar mengatakan ini sebagai orang ketiga yang memperhatikan kalian. Tuan Kwon tidak menakutkan untukmu, kau hanya terkejut karena sikapnya tadi. Tenangkan dirimu dan bersikaplah seperti biasanya, Tuan Kwon menyukai reaksi spontan darimu, entah itu marah atau kesal, atau mungkin takut, selama reaksi itu terjadi karenanya dia akan menyukainya,"
Lisa hanya tersenyum, tidak benar-benar yakin namun juga merasa kalau ucapan Mino benar– Lisa berharap ucapan Mino benar. Seperginya Mino, gadis itu menutup pintu apartemennya kemudian menekan bel pintu tetangganya– Jisoo. Satu kali ia menekan bel pintu itu, namun tidak jawaban. Gadis itu hendak menekan belnya sekali lagi namun suara Bobby di ujung lorong dekat lift mengejutkannya.
"Oh? Tidak biasanya kau datang," seru Lisa ketika Bobby berjalan mendekat ke arahnya. "Mencari siapa? Jisoo?"
"Tentu saja mencarimu," jawab Bobby yang kemudian berdiri di depan apartemen Lisa dan menekan kode pintu gadis itu. "Oh? Salah? Kau menggantinya?"
"Hm... Aku menggantinya kemarin," jawab Lisa yang kemudian membuka pintunya– lupa kalau ia ingin menemui Jisoo. "Ada apa?"
"Jisoo menghubungiku tadi sore," jawab Bobby yang bersamaan dengan Lisa melangkah masuk ke dalam apartemen gadis itu. "Dia bilang kau kesal karenanya, dia ingin datang menemuimu malam ini tapi ternyata dia harus kerja lembur di pabrik bukunya,"
KAMU SEDANG MEMBACA
Joker
FanfictionPada suatu hari, aku adalah orang baik, sampai sesuatu terjadi.