21

1.8K 315 20
                                    

***

Kini Lisa memahami, kenapa Jiyong sangat tenang setiap kali mereka membahas penyakitnya. Lisa sempat berfikir kalau Jiyong mempelajari semua tentang penyakitnya di buku atau artikel ilmiah. Namun begitu ia mengetahui kalau Sekretarisnya– Song Mino– ternyata sebelumnya adalah seorang dokter yang menangani Jiyong, kini Lisa dapat menyimpulkan kalau Jiyong meniru Mino. Setiap kali Jiyong mengomentari hidupnya, mencuci otaknya dengan normal tidaknya dunia ini, semua itu dapat Jiyong lakukan setelah ia meniru dan mengembangkan apa yang dilihatnya dari Mino.

"Pantas saja dia bersikap seperti seorang Psikiater yang sedang mendengarkan ceritaku," gumam Lisa, yang akhirnya mengetahui satu dari sekian banyak sisi lain dalam hidup Jiyong. "Tapi kenapa kau justru bekerja disini? Ketika kau tahu kalau bos-mu psikopat?"

"Apa lagi yang harus ku lakukan?" tanya Mino. "Apa lagi yang bisa ku lakukan setelah izin praktek-ku di cabut? Menulis buku? Mengajar? Siapa yang akan mendengarkan pendapatku? Kau tahu kalau dunia tidak pernah adil untuk orang-orang sepertiku," lanjutnya. Ya, Sekretaris Song adalah salah satu contoh nyata dari korban manipulasi Jiyong. Mino bagaikan tokoh Harvey Dent yang berhasil dimanipulasi oleh Joker, si Harvey Dent yang berubah jadi Two Face, pria yang awalnya sangat baik namun memutuskan untuk berhenti berbuat baik setelah satu hari sial.

Jiyong mempelajari Mino, menirunya kemudian merusak sosok asli dari orang yang ditirunya, benar-benar iblis yang sangat detail.

"dr. Jung, apa kau tahu apa yang membedakan tuan Kwon dari psikopat lainnya?" tanya Mino dan Lisa hanya mengangkat bahunya, melirik ke pintu yang tidak juga terbuka. "Kebanyakan psikopat tidak ada yang sudi di sebut begitu. Kebanyakan dari mereka pemarah dan tidak dapat mengontrol emosi mereka, hanya ketika seseorang mengganggu mereka. Saat melakukan sesuatu yang salah, sebutlah itu sebuah kejahatan, sebagian dari mereka punya motif– kekayaan, kekuasaan, atau balas dendam, tapi Tuan Kwon tidak, motifnya tidak jelas dan jalan pikirannya tidak bisa di tebak. Dia sudah kaya dan berkuasa, balas dendam? rasanya juga tidak... Dia tidak membenci siapapun,"

"Tapi dia jahat, dia kasar dan mulutnya- kalau bukan karena takut padanya, aku benar-benar ingin menjahit mulutnya. Dia menyebutku gadisnya, memanggilku sayang lalu kemudian menyebutku pelacur dan menghinaku,"

"Sudah ku bilang dia sulit di tebak. Tapi dia memanggilmu gadisnya atau sayang hanya di depan orang lain. Kau tidak tahu alasannya? Dia melakukan itu agar kau tidak menyebut dirimu sebagai dokternya. Lebih baik orang-orang menganggapmu sebagai kekasihnya dibanding sebagai dokter pribadinya. Kemudian pelacur dan menghinamu, dia melakukan itu karena itu menyenangkan. Melihatmu marah membuatnya senang, itu sebabnya ia membiarkanmu melihatnya bercinta dengan gadis lain tadi. Dia ingin melihat reaksimu,"

"Dan sepertinya dia berhasil, aku benar-benar marah tadi," gumam Lisa sembari mengingat kembali reaksinya saat melihat Jiyong tadi. Gadis itu terlalu marah sampai memilih untuk pergi begitu saja, namun Jiyong justru tersenyum dan menghampirinya– untuk melihat wajah marah Lisa lebih lama lagi. "Tapi melihatnya melukai gadis tadi benar-benar membuatku takut! Bagaimana kalau dia membunuhku? Aku harus berhenti-"

"I don't want to kill you," suara Jiyong terdengar menyusul suara derak pintu yang baru saja terbuka kemudian tertutup. Jiyong kembali, setelah 45 menit membersihkan tubuhnya dan keluar dengan sebuah celana panjang coklat serta kemeja putih. "Apa yang akan ku lakukan tanpamu dr. Jung? Kembali memukuli pelacur-pelacur menjijikan seperti tadi? Tidak... Tidak akan... aku tidak ingin kehilanganmu. Kenapa? Karena kau melengkapiku," tutur Jiyong yang kemudian mengusap lembut pipi Lisa dan menatap Mino.

"Siapkan mobil dan peralatan tennisku, aku akan pergi bermain tennis setelah makan siang," suruh Jiyong pada Sekretarisnya. "Kau sudah makan? Atau ingin bersenang-senang denganku? Menjadi makan siangku, mungkin?" tanyanya pada Lisa yang lantas menggeleng. Jiyong bilang dia tidak akan membunuh Lisa, namun tatapan pria itu mengatakan yang sebaliknya.

Hanya karena tatapan marah Jiyong pada gadis berambut hitam legam tadi, rasa aman yang sebelumnya Lisa rasakan dari Jiyong berubah menjadi sebuah ketakutan. Takut ia melakukan kesalahan dan berakhir mengenaskan seperti gadis berambut hitam legam tadi.

Pertemuan Lisa dan Jiyong hari itu berakhir setelah empat jam mereka bermain tennis. Jiyong mengajari Lisa bermain tennis dan Lisa tidak dapat menolak karena masih takut kalau-kalau Jiyong menamparnya dengan raket tennis.

Lisa bagaikan seorang korban pesawat jatuh, hidupnya sempat berada di atas awan kemudian jatuh ke lautan dan terombang-ambing disana. Selama terombang-ambing di lautan luas tanpa dasar, gadis itu bertemu dengan tujuh balok kayu yang membantunya bertahan– Bobby, Jisoo, June, Hanbin, Donghyuk, Jennie dan Rose. Kemudian ia bertemu seekor lumba-lumba baik hati yang menyelamatkannya– Seunghyun– dan membawanya ke pulau kecil di tengah laut. Lumba-lumba itu menyelamatkannya dari air laut yang menenggelamkannya, namun mengurungnya di sebuah pulau kecil sendirian.

Sebelumnya Lisa hanya punya dua pilihan, tetap kesepian bersama si lumba-lumba yang diam-diam telah mengawini lumba-lumba lainnya, atau kembali terombang-ambing di laut bersama tujuh balok kayunya sambil berharap air laut tersebut perlahan-lahan akan surut. Namun tanpa ia duga, pilihan ketiganya datang– bergabung dengan seorang bajak laut keji yang punya sebuah kapal besar. Bajak laut yang dapat menyelamatkan atau bahkan menghancurkan para balok kayu, bajak laut yang dapat memberi makan atau justru membunuh si lumba-lumba beserta ikan-ikan lainnya.

Meninggalkan kekasihnya, menjadi sama dan terombang-ambing bersama teman-temannya atau tetap mencintai kekasihnya dan dijauhi semua orang atau bergabung dan menjadi budak seorang iblis keji. Lisa tidak tahu pilihan mana yang harus di ambilnya. Tidak ada jaminan ia akan bahagia dengan pilihannya, karena itu ia bertahan dalam kebingungannya sendiri dan perlahan-lahan menghancurkan dirinya sendiri– karena tidak segera membuat keputusan.

"dr. Jung," panggilan Mino, ketika ia hendak pergi usai mengantar Lisa pulang setelah bermain tennis.

Jiyong ada bersama mereka tadi, tapi Jiyong meminta Sekretarisnya mengantarkan ia pulang lebih dulu sebelum kemudian Sekretaris Song harus pergi mengantar Lisa kerumahnya dan memastikan tidak ada seorang Park Chanyeol disana. Jiyong menyuruh Mino untuk mengecek semua sudut rumah Lisa dan memastikan tidak ada yang bisa menerobos masuk kesana.

"Ya?" balas Lisa sembari mengantar Mino ke depan pintu rumahnya. "Terimakasih karena sudah mengantarku,"

"Tubuhmu akan sakit semalaman... Karena latihan tadi. Jadi, mandilah dengan air hangat kemudian pasang beberapa koyo lalu cobalah untuk tidur,"

"Ya... Terimakasih untuk sarannya, tapi sekarang saja kaki dan tanganku sudah sangat sakit," jawab Lisa yang sudah sangat lama tidak berolahraga dan berlarian mengejar bola tennis.

"Kalau begitu beristirahat lah..." jawab Mino yang sudah memakai sepatunya dan hendak benar-benar pergi. "Tapi dr. Jung," panggilnya lagi sebelum Lisa menutup pintu rumahnya.

"Ya?"

"Kau ingin mendengar pendapatku sebagai seorang psikia- mantan Psikiater?"

"Apa itu?"

"Kau tidak akan bisa meninggalkan Tuan Kwon karena rasa tanggung jawabmu sebagai dokternya. Dan Tuan Kwon juga tidak akan bisa meninggalkanmu karena baginya kau menyenangkan. Aku pikir kalian akan terus begini, hubungan kalian seperti benang kusut yang sudah tidak bisa di perbaiki lagi,"

***

Joker Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang