14

1.8K 299 13
                                    

***

"Kenapa kau memperkerjakannya?!" bentak Yuri begitu ia masuk kedalam ruang kerja suaminya.

"Kenapa kau kesini? Kau bilang hanya akan melakukan pemeriksaan rutinmu, sana pergi temui doktermu," jawab Seunghyun yang dengan santainya duduk di meja kerjanya dan mulai membaca beberapa berkas.

"Kenapa kau memperkerjakan mantan kekasihmu disini?! Kau berharap dia akan menyukaimu-"

"Kwon Yuri! Kau tidak lihat semua pekerjaan ini?!" bentak Seunghyun sembari memukul mejanya sendiri. "Aku sibuk, jangan menggangguku pagi-pagi begini," marah pria itu, membuat istrinya tidak dapat mengatakan apapun– selain terkejut.

"Aku tidak akan membiarkanmu mendekatinya lagi," ancam Yuri sebelum kemudian wanita itu keluar dengan perasaan tidak tenang. Yuri itu benar-benar takut suaminya akan jatuh hati lagi pada mantan kekasihnya. "Sekretaris Kang," panggil Yuri sembari berjalan ke meja sang sekretaris.

Yuri melihat ke arah pintu ruangan suaminya, memastikan Seunghyun tidak akan melihatnya sebelum kemudian ia memberitahu Kang Seungyoon tujuannya– meminta Seungyoon mengawasi Seunghyun dan Lisa.

"Beritahu aku kalau mereka bertemu, sengaja ataupun tidak sengaja, ya? Aku akan memberimu bonus, ya?"

"Direktur Choi akan marah kalau sampai mengetahuinya,"

"Karena itu jangan memberitahunya, dia tidak akan tahu kalau kau tidak mengatakannya," bujuk nyonya Choi sampai akhirnya Seungyoon menyetujui permintaan wanita itu.

Sementara itu ditempat lain, ketika Seunghyun berpura-pura bekerja setelah mengirim pesan pada Lisa, si Psikiater itu justru tengah menelpon pasiennya– Kwon Jiyong.

"Ada apa?" tanya Jiyong begitu ia menjawab panggilan Lisa. Sama seperti Seunghyun, pagi ini Jiyong juga tengah berada di kantornya dan di sibukan dengan berbagai berkas yang harus ia tanda tangani. "Bukankah ini terlalu pagi untuk menjual tubuhmu padaku?"

"Apa? Apa yang sedang anda bicarakan Tuan Kwon?"

"Yuri datang ke rumah sakit," jawab Jiyong dengan sangat santai, seakan ia sama sekali tidak terganggu dengan panggilan di jam sibuk itu. "Dia baru saja menelponku dan bilang oppa mantan kekasih Seunghyun oppa bekerja di rumah sakit ini, apa yang harus ku lakukan? Aku tidak akan membiarkan mereka berselingkuh,"

"Woah... Berita cepat tersebar," jawab Lisa sembari menutup berkas atas nama Kwon Jiyong di mejanya. "Tapi moodku sedang baik hari ini jadi tidak perlu khawatir. Tapi luangkan waktumu siang ini, ada yang perlu ku bicarakan, mengenai kesehatanmu,"

"Apa lagi? Aku mengidap penyakit baru lagi? Apa itu?" jawab Jiyong yang sekarang terdengar malas– ekspetasinya ketika melihat nama Lisa di layar handphonenya tadi adalah mendengar suara tangisan dan isakan memohon, bukan obrolan serius seperti ini.

"Mengenai tawaranmu kemarin,"

"Tawaran? Aku tidak menawarkan apapun padamu," ucap Jiyong dengan suara angkuh khasnya. Membuat Lisa benar-benar harus ekstra sabar. "Aku tidak pernah menawarkan apapun padamu dr. Jung. Aku membayarmu jadi kau harus menuruti permintaanku, seperti itu hukumnya. Kau tidak di posisi bisa menerima atau menolak permintaanku. Kau harus menerimanya,"

"Ya, baiklah," singkat Lisa. "Jadi bisa meluangkan waktumu atau tidak?"

"Siang ini aku sibuk, tapi kalau kau mau menunggu sampai jam makan malam nanti, aku bisa meluangkan waktu,"

"Baiklah, aku akan menemuimu malam ini tuan Kwon," ucap Lisa yang lantas mengakhiri panggilan tersebut dengan sebuah sapaan formal biasa. Selepas menelpon Jiyong, gadis itu harus kembali bekerja dan merawat pasien-pasiennya. Mendegarkan cerita pasien-pasiennya kemudian meresepkan obat.

Entah kenapa, hari itu Lisa merasa sangat senang. Mungkin karena kemarin ia berkencan dengan Seunghyun selama berjam-jam dan bisa juga karena melihat Kwon Yuri merasa terancam atas keberadaannya.

"Boleh saja dia menjadi istrinya, memakai gaun mahal dan berjalan di sebelahnya, tapi pria itu tetap milikku," gumam Lisa setelah pasien terakhirnya siang ini keluar dari ruangannya. Sampai siang hari ini, Lisa tidak bisa melupakan wajah khawatir Yuri pagi tadi.

Di jam makan siang ini, Lisa pergi ke kantin rumah sakit untuk sekedar makan siang sembari berkenalan dengan rekan-rekan kerjanya disana. Ia sudah mengenal beberapa dokter disana– yang kebetulan teman-temannya semasa kuliah dulu. Gadis itu asik bercengkrama dengan rekan-rekannya sampai ia selesai makan siang dan berpapasan dengan seorang dokter umum juga Kwon Yuri.

"Aku kesini untuk pemeriksaan rutin," ucap Yuri setelah Lisa menyapa dokter senior yang datang bersama Yuri.

"Ah... Iya," jawab Lisa sedikit canggung. Lisa berniat untuk pergi setelah dokter senior tadi pergi, namun Yuri menahannya.

"Kenapa kau bekerja disini?"

"Direktur Choi yang memintanya,"

"Aku akan menghubungi Direktur Rumah Sakit-"

"Saya tidak akan pindah ke rumah sakit lain," potong Lisa sebelum Yuri mengajukan tawarannya. "Kalau begitu saya permisi, Nyonya, ada beberapa pasien yang sudah menunggu saya," ucap Lisa yang lantas melangkah pergi meninggalkan Yuri dengan formalitas kesopanannya.

Namun begitu Lisa tiba di ruangannya, Sekretaris Kang justru sudah ada di dalam ruangan tersebut dengan dua tas kertas ditangannya.

"Ada perlu apa Sekretaris Kang?" tanya Lisa yang memperhatikan gerak gerik Sekretaris Kang. "Sudah menunggu lama?"

"Tidak dr. Jung," jawab Seungyoon yang lantas mengulurkan tangan kanannya. "Ini pemberian Direktur Choi,"

"Apa ini?" tanya Lisa sembari meraih tas kertas itu dan melihat sebuah keranjang berisi permen jelly kesukaan Lisa. "Woah! Dia menepati janjinya. Lalu apa isi tas yang satu itu?" tanya Lisa sembari menata keranjang jelly yang baru ia dapatkan dan tentunya sembari mencicipi jellynya itu.

"Hadiah kecil dari nyonya Choi," jawab Seungyoon membuat Lisa lantas menatapnya dengan tatapan heran. "Uang,"

"Ahh... Bawa kembali saja, aku tidak akan menerima uang darinya," jawab Lisa dan Seungyoon menganggukan kepalanya– boleh di bilang Sekretaris Kang lebih rela menuruti permintaan Lisa dibanding istri bosnya sendiri, karena sebuah alasan. "Tidak perlu memberitahu Seunghyun oppa mengenai hadiah kecil itu, katakan saja padanya aku senang mendapatkan jellynya dan suruh dia memastikan untuk terus mengisi ulang jellyku,"

"Nyonya Choi memintaku untuk melaporkan hubunganmu dengan Direktur Choi. Dia memintaku melaporkan kalau kalian bertemu, sengaja maupun tidak sengaja,"

"Kau tahu apa saja yang perlu di laporkan," jawab Lisa– tidak ingin ambil pusing. "Tapi tidak perlu memberitahu Seunghyun oppa. Aku tidak ingin dia mengirimku kerumah sakit lain hanya untuk menghindari istrinya. Temanmu Kim Jinwoo juga dirawat disini, jadi kau harus membantuku agar bisa tetap berada disini. Aku akan mengatasi Nyonya Choi, kau hanya perlu membantuku agar tetap bisa bekerja disini,"

"Baik dr. Jung," jawab Seungyoon kemudian. "Saya akan mengembalikan uang ini dan mengatakan pesan anda pada Nyonya Choi,"

"Kau akan membantuku untuk tetap bertahan disini bukan?" ucap Lisa, bertanya sekali lagi untuk memastikan kesetiaan Seungyoon.

"Tentu saja dr. Jung," jawab Seungyoon sebelum kemudian ia berpamitan dan pergi dari ruang kerja Lisa tersebut. Seperginya Seungyoon pasien datang silih berganti sampai akhirnya jam makan malam tiba. Lisa hanya sempat bicara di telpon selama beberapa menit dengan Seunghyun, sebelum kemudian pria itu sudah harus berangkat pergi ke Jeju. Saat berkencan semalam Seunghyun sudah memberi tahu Lisa, kalau sore ini pria itu harus terbang ke Jeju untuk mengecek proses pembangunan rumah sakit baru disana. Dan tentu saja Lisa tidak keberatan– karena sebelum berangkat Seunghyun memberikan seluruh waktunya untuk Lisa.

Jam makan malam akhirnya tiba, Lisa berjalan keluar dari gedung rumah sakit tempat kerjanya kemudian menunggu di persimpangan sampai sebuah mobil berhenti di depannya– Jiyong lengkap dengan supir dan Sekretarisnya.

"Terimakasih karena sudah mampir untuk menjemputku tuan Kwon," sapa Lisa begitu ia masuk kemudian duduk dan menutup pintu mobil pria itu.

"Tumpangan ini tidak gratis, jangan khawatir,"

***

Joker Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang