12

2K 312 12
                                    

***

Ada padang hijau sejauh mata memandang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ada padang hijau sejauh mata memandang. Jiyong bergabung dengan teman-temannya untuk bermain golf dan membicarakan beberapa bisnis penting. Bisnis yang terlalu penting sampai tidak bisa di bicarakan dalam meeting-meeting resmi.

"Mana Lis- dr. Jung?" tanya Seunghyun begitu Jiyong datang dengan managernya dan seorang caddy berpakaian kuning.

"Kembali ke rumah sakit, katanya ada yang perlu ia kerjakan," jawab Jiyong yang kemudian menerima sebuah stick golf dari caddy-nya. "Dia diantar supirku,"

"Kau datang menjemputnya saat tadi dia kesini? Dia tidak datang dengan mobil rumah sakit?"

"Maksudmu ambulance, hyung?" tanya Kang Daesung, pemilik dari beberapa gedung pertunjukan serta bioskop.

"Haha dengan ambulance agar tidak terjebak macet?" canda Dong Yongbae, pemilik sebuah yayasan seni yang menaungi beberapa sekolah dan akademi khusus Seni.

"Dia datang dengan taxi tadi," jawab Jiyong, tidak benar-benar tahu bagaimana Lisa datang tadi.

Permainan mereka berlangsung, cukup menyenangkan dan diselingi beberapa pembicaraan mengenai Yongbae yang ingin beberapa muridnya untuk debut di agensi milik Lee Seungri, kemudian Lee Seungri yang ingin artisnya dapat melakukan pertunjukan di gedung milik Daesung.

"Hyung, ingin bertaruh denganku?" tanya Jiyong sembari berjalan menghampiri Seunghyun yang akan memukul bolanya setelah giliran Seungri berakhir.

"Apa?"

"Kalau pukulanmu nanti meleset, aku akan tidur dengan dr. Jung," ucap Jiyong membuat rahang Seunghyun lantas mengeras. Pegangannya pada stick golf juga mengeras- walaupun ucapan Jiyong itu tidak terasa begitu mengejutkan untuk teman-temannya. "Kenapa menatapku begitu? Jangan membenciku, kau hanya perlu memukul bolamu dengan benar," lanjut Jiyong sembari memutar bola matanya, seakan ia tidak benar-benar peduli.

Yongbae, Daesung dan Seungri terkejut, namun bukan karena ucapan Jiyong- melainkan karena Seunghyun melepaskan stick golfnya, membuat pemukul itu lantas jatuh ke atas rumput yang mereka injak. Diantara mereka berempat, biasanya tidak ada seorang pun yang terkejut kalau Jiyong ingin atau bahkan sudah tidur dengan beberapa gadis. Namun kali ini, Seunghyun terlihat berbeda.

"Kau sudah tidur dengannya?" tanya Seunghyun dengan suara yang terdengar sinis- terlihat jelas kalau pria itu marah.

"Aku tidak bilang begitu," santai Jiyong namun justru membuat Seunghyun menarik kerah bajunya. "Kenapa? Adakah alasan aku tidak boleh tidur dengannya?"

"Jawab aku! Kau sudah menidurinya?!" marah Seunghyun sekali lagi namun kali ini marahnya dibuktikan dengan sebuah pukulan di pipi Jiyong. Sebuah tinju kuat yang kemudian membuat CEO Kwon tersungkur di atas rumput. "Ya! Sialan! Kau benar-benar tidak punya otak!"

"Aku? Oh ayolah hyung... Kau benar-benar tidak tahu atau hanya berpura-pura tidak tahu?" balas Jiyong, dengan senyum puas di wajahnya. Wajahnya mungkin memang di pukul, namun Jiyong tidak menganggapnya sebagai sebuah kekalahan. Tujuannya utamanya adalah membuat Seunghyun kesal dan ketika Seunghyun menjadi semarah sekarang- bukankah Jiyong justru layak di anggap menang? Karena tujuannya tercapai.

Joker Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang