39. Mr Park!

7.5K 413 15
                                    


Happy Reading.

*

Jimin menutup telinga Aliya saat Jungkook tidak berhenti marah-marah. Alasannya jelas karena kamar Jungkook hancur karena mereka gunakan bercinta. Jimin sudah minta maaf tapi Jungkook masih saja ngomel. Bahkan Aliya sudah membersihkan kamar dan mengganti Sprei-nya dan Jungkook masih saja marah.

"Bau Sex kalian terlalu mendominasi" hanya kata-kata itu yang Jimin dengar disetiap ucapan Jungkook. Benar-benar membosankan.

Aliya tidak mendengar apapun, telinganya yang ditutup Jimin dan Aliya hanya diam. Memperhatikan Jungkook yang bersendekap dada didepan mereka dan Jimin duduk disebelahnya. Aliya menatap Jimin dan suaminya hanya tersenyum dan menggeleng. Sedangkan saat Aliya menatap Jungkook kenapa mulut Jungkook komat-kamit seperti mengeluarkan sumpah-serapah.

"Bagaimana jika kubakar kamarmu biar bau Sex yang kau katakan itu hilang?" Jungkook mati Kutu mendengar ucapan Jimin. Membakar kamar? Enak saja!

"Yakh Hyung kau gila?" Jimin mendecih dan menatap sinis Jungkook.

"Lalu kenapa kau masih saja ngomel sepeti ibu-ibu Crewet? Kamarmu sudah bersih, istriku bahkan sudah mengganti Sprei-nya dan tidak ada jejak lagi disana. Aku bahkan sudah menyemprotkan pewangi disana dan kau masih saja ribut. Jika kau tidak terima dengan kondisi kamarmu, kubakar saja biar hilang dan tidak ada yang tersisa" Jungkook menahan nafasnya mendengar ucapan Jimin yang tanpa jeda bahkan hanya dengan sekali tarikan nafas. Jika sudah seperti ini Jimin tidak akan main-main dengan Ucapannya.

"Bagaimana bisa seperti itu?" Jungkook tidak menyembunyikan kegugupannya mendengar ucapan Jimin. Tentu saja Jungkook takut.

"Makanya jangan banyak menuntut. Sekarang kau kembali kekamar dan aku pulang. Jika kau masih mengeluh aku akan benar-benar membakar kamarmu. Jadi lebih baik kau diam" Jimin melepaskan tangannya dari telinga Aliya.

"Kita pulang sayang!" Aliya diam saat Jimin menariknya berdiri, tentu saja tujuannya pulang. Anak-anak mereka sudah menunggu.

"Eh Gumawo Jungkook Oppa" Aliya menyempatkan diri untuk berterima kasih pada Jungkook.

"Oppa tidak berterima kasih dengan Jungkook Oppa?" Jimin tersenyum dan menggeleng.

"Sudah tadi" kata Jimin manis. Mana ada berterima kasih, yang ada Jimin justru mengumpat Jungkook.

"Ah Jinja? Kajja" Aliya mengikuti langkah ringan suaminya tidak sadar jika Jungkook tengah diam dan menahan kekesalannya.

"Dasar pasangan menyebalkan. Enak saja kamarku dibakar. Mereka fikir kamarku sampah? Sialan" dumel Jungkook kesal.

"Jeon Jungkook"

"Hati-hati Hyung" Jungkook berteriak dan menuju kamarnya.

*

"Kenapa Oppa menutup telinga ku tadi?" Tanya Aliya saat ingat Jimin menutup telinganya tadi.

"Hem hanya ingin. Aku dan Jungkook sedang membicarakan hal yang tidak boleh didengar oleh wanita" alasan Jimin membuat Aliya bingung. Memangnya apa? Kenapa sangat penting dan Aliya sampai tidak boleh mendengarkan itu.

"Jinjja? Mwonde?" Jimin tersenyum dan mencium tangan Aliya.

"Sudah kukatakan itu rahasia sayang" Aliya menatap curiga Jimin. Jawaban ambigu Jimin pasti berarti lain.

"Oppa bohong?" Jimin tertawa dan menggeleng.

"Percaya sayang. Tidak ada yang perlu kau curigakan, kami hanya membicarakan cara wanita agar tunduk didepan laki-laki saat malam pertama. Seperti saat kau tunduk saat malam pertama kita" wajah Aliya memerah mendengar ucapan Jimin. Apa-apaan ini?

"Apa yang Oppa katakan?" Jimin tertawa dan menggenggam tangan Aliya.

"Kau pasti tau Jungkook akan segera menjadi suami, makanya dia meminta rahasianya dariku. Aku kan laki-laki sejati, benarkan. Buktinya kau selalu mendesah~~~"

"Oppa stoppp" Aliya berteriak mendengar ucapan Jimin yang mulai ngawur. Pembicaraan apa lagi ini?

"Itu benarkan sayang. Bukankah semalam begitu memabukkan" Aliya memalingkan wajahnya. Pipinya benar-benar memerah mendengar ucapan Jimin. Ini pembicaraan yang tidak seharusnya diteruskan.

"Bukankah dengan tanganku yang ada diatas tubuhmu kau selalu mendesah. Ayolah sayang mengaku saja. Suaramu sangat erotis kau tau. Aku bahkan langsung Trun On langsung" Aliya melepaskan tangannya dari genggaman Jimin. Menangkap kedua pipinya yang terasa sangat Panas.

"Sepertinya Oppa harus mencuci otak itu. Aku benar-benar kepanasan jika terus mendengar kata-kata itu. Jebal jangan diteruskan" Jimin tertawa dan membawa Aliya dalam pelukannya.

"Mengaku saja sayang" Jimin terus mendesak agar Aliya menyetujui Ucapannya tapi Aliya ngeyel tidak mau.

"Jika aku bukan laki-laki sejati tidak mungkin Anak-anak lahir iyakan?" Aliya menggeleng pasrah mendengar ucapan Jimin. Entahlah Aliya terlalu bingung menghadapi kepedean suaminya. Ini diluar fikirannya. Suaminya punya tingkat kepercayaan diri sangat tinggi dan Aliya tidak akan bisa mengalahkan itu.

"Terserah mu Mr.Park! Kepalaku pusing" Aliya terbelalak melihat Jimin menjilat bibirnya. Tubuh Aliya bahkan langsung merinding.

 Tubuh Aliya bahkan langsung merinding

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Kau bahkan langsung kepanasan. Hhh Jinjja? Pesonaku luar biasa kan?" Aliya hanya mampu menelusup wajahnya kedada Jimin. Kesexyan Jimin benar-benar tidak perlu dipertanyakan lagi. Aliya akan kalah telak jika keduanya berdebat.

Jawabannya satu, Jimin memang sangat Sexy.

Tbc.

Park Family.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang