59. Family.

6.2K 435 40
                                    

Happy  Reading.

*

Rasanya baru kemarin melihat anak-anaknya terbungkus kain dan sekarang sudah sebesar ini dan lagi akan ada bayi yang terbungkus kain lagi. Selesai menidurkan Ji Yoon dan Ji Hyun, Jimin tidak segera beranjak. Melihat dua malaikat kecilnya yang baru tidur beberapa menit yang lalu. Manis sekali. Menggulung tubuhnya dengan selimut sampai leher dan saling memeluk Guling, kebiasaan Aliya sekali. Selalu tidur miring dengan memeluk apapun.

Jimin mengusap pipi Ji Hyun dengan lembut, anaknya sudah sebesar ini. Terkekeh saat mengingat keberisikan Ji Hyun yang tidak terkalahkan. Aliya saja kwalahan sekarang. Ji Hyun akan jadi yang terberisik sekarang. Dan Jimin beralih pada anak Laki-lakinya yang tidur dengan nyaman. Sosok tidak banyak bicara hanya saja jail, dan tentu saja sang adik yang jadi sasaran Ji Yoon, menangis karena digoda sang Kakak. Itu adalah hal wajib yang harus terjadi setiap hari. Dan bisa 5 kali dalam sehari.  Luar biasa Aliya yang terbiasa, Jimin rasanya akan stres jika 5 kali mendengar itu.

Dan Jimin tau jika menjadi Ibu sangat sulit, itulah kenapa Jimin sangat mencintai Aliya dan menjaganya. Wanita punya ke istimewaan yang tidak pria miliki. Aliya sosok Ibu dan Istri yang Hebat. Mengurus 2 orang anak sekaligus, dan jangan lupakan Jimin yang kadang manis melebihi anaknya. Jimin sadar hanya saja kadang itu alami karena ingin dimanja. Jadi setelah sadar kadang terkekeh dan menyesal sendiri.

"Malam sayang" Terakhir mencium kening keduanya dengan sayang dan meninggalkan kamar. Jelas menuju kamarnya, hari sudah larut dan waktunya tidur. Besok hari kerja dan Aliya akan marah-marah jika Jimin telat bangun.

Membuka pintu kamarnya dan Istrinya sudah tidur dengan memeluk guling, Jimin tersenyum tipis dan menuju Kamar mandi. Jelas ganti baju, Aliya sudah menyiapkan baju tidur disana.

Tidak butuh waktu lama Jimin keluar dari kamar mandi dengan piama. Menuju ranjang dan menyusul istrinya untuk berbaring. Posisi Aliya membelakangi Jimin, jelas Jimin mendekat dan memeluk tubuh berisi Aliya. Tangan Jimin berada di perut Aliya, mengusapnya dengan sayang. Perasaan Jimin menghangat kala merasakan ini, ada anaknya lagi disini. Akan menjadi ayah dari 3 anak masih tidak Jimin bisa percayai, Tuhan begitu baik akan mengirimkan 3 malaikat dalam kehidupannya dan juga pasangan yang melengkapi kekurangannya.

Aliya dan anak-anak adalah kebahagiaan Jimin. Sungguh tidak ada yang lebih baik dari ini.

"Oppa?"

Jimin sontak saja mendekat saat mendengar suara lirih Aliya. Belum tidur rupanya. "Kenapa hem?" Jimin mendekat hingga dadanya menempel sempurna di punggung Aliya.

"Usap terus, dia sepertinya belum mau tidur" Jimin terkekeh dan mengangguk, Aliya memang akan minta usap jika sang anak tidak mau diajak tidur, menendang kecil dan hanya Aliya yang merasakan. Jelas Aliya tidak akan bisa tidur jika anaknya terus saja aktif dan tidak mau tidur. Kadang pernah hingga dini hari Jimin mengusap perut Aliya karena terus mengeluh anaknya terus saja menendang.

Anak ini memang benar-benar aktif dan Aliya akui ini lebih aktif dari pada Ji Yoon dan Ji Hyun dulu, kadang Aliya kewalahan dan kesal sendiri. Apalagi jika tidak ada Jimin, Aliya akan kesulitan sendiri. Untung sekarang Jimin tidak pernah lembur.  Sejak dimana Jimin pulang dalam keadaan pingsan dan diantarkan Chanyeol, sejak Jimin yang tiba-tiba beteriak dan minta maaf padanya. Sejak itu Jimin berangkat jam 8 pagi dan pulang jam 4 sore. Kadang lebih cepat, jika biasanya Jimin ambil libur Minggu saja, sejak saat itu menjadi sabtu Minggu. Lumayan untuk Aliya, bisa membantu menjaga sikembar yang sudah tidak mau diam bermain. Satu lari-lari di halaman belakang dan yang satu lagi bermain diruang tengah dengan menghambur semua mainannya. Aliya harus ekstra sabar menghadapi keduanya. Dan beberapa minggu lagi akan ada si kecil yang akan membuat Aliya semakin cerewet, anak ketiga mereka.

Park Family.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang