10.Tendangan Baby Park.

12.8K 691 2
                                    

Happy Reading.

^

"Hihihi..." Aliya menutup mulutnya rapat agar suara tawanya tidak meledak. Aliya sedang bersembunyi dari kejaran Jimin. Aliya menyembunyikan Kunci, Hanphone dan Dompet Jimin agar suaminya itu tidak berangkat bekerja.

Aliya ingat setelah pernikahan Mingyu dan Sana, Jimin kembali jadi Workholik akut. Dan itu semua karena ulah Aliya sendiri. Jimin membegal Jungkook yang membawa hadiah untuk Mingyu dan saat Jimin membuka hadiah itu, Jimin langsung marah pada Aliya. Karena ini dari hadiah yang Jungkook bawa adalah foto-foto Namja tampan yang Aliya abadikan.

Aliya tahu jika suaminya cemburu, tapi mengambil foto Namja tampan adalah hobinya dan itu tidak bisa dirubah. "Untung dia tidak melihat ini!" Gumam Aliya sambil mengamati Flasdisk yang Taehyung berikan dulu.

"Aliya kau dimana?" itu suara Jimin yang berteriak memanggilnya, dan Aliya tidak mau keluar.

"Semua barangku hilang, kau tidak melihatnya?" Aliya masih diam diposisi jongkok dibawah meja makan. Sebenarnya agak susah karena perutnya semakin besar tapi hanya dibawah meja ini yang bisa Aliya tempati.

"Aliya..." Jimin masih memanggilnya dan Aliya masih betah diam.

"Jangan menendang Eomma ya Aegi! Rencana kita harus berhasil!" Ujar Aliya sambil menyentuh perutnya.

Sementara Jimin mulai dibuat frustasi karena tidak menemukan dimana istrinya. Dengan sedikit kesal Jimin berjalan kearah meja makan yang sudah ada banyak makanan ciptaan istrinya.

"Kemana dia? Apa dia bermain dengan Somin?" Aliya membekap rapat mulutnya saat melihat kaki Jimin, apalagi posisinya benar-benar didekat lutut Jimin. Bisa bahaya jika sampai Jimin mengetahui keberadaanya.

"Aish kemana dia?" Jimin masih menggerutu dan Aliya masih diam.

"Sebentar sayang!" Monolog Aliya saat merasakan tendangan dari Bayinya. Ini jam 7 pagi dan biasanya Bayinya ini akan dapat ciuman dari Ayahnya tapi karena Ibunya bersembunyi, Bayinya ini belum dapat jatah Morning Kiss.

"Eomma juga belum dapat jatah Morning Kiss dari Appa. Jadi sabar dulu!" Monolog Aliya kesal. Merasakan jika Ibunya tidak segera menemui Ayahnya. Bayi dalam kandungan Aliya semakin menendang keras perut Aliya dan tendangan itu cukup keras dan Aliya tidak bisa menahan dirinya untuk tidak berteriak.

"Akhh..." Jimin kaget saat mendengar pekikan dari bawah meja. Dan saat Jimin melihat kebawah ternyata istrinya sedang bersembunyi disana.

"Yakh jadi kau sembunyi" Jimin menarik Aliya agar naik dan setelah itu Jimin mendudukkan Aliya dikursi yang ada didepanya.

"Sembunyi?" Aliya mendengus dan meletakkan semua barang Jimin dengan kasar.

"Apa yang kau lakukan disana?" Aliya melengos menghindari tatapan Jimin.

"Aku terlambat karena ulahmu!" Bukanya minta maaf, Aliya pergi begitu saja dari hadapan Jimin dan membuat Jimin menghela nafas.

"Untung masih jam 7" Jimin berjalan keluar rumah dan berangkat ke kantor meninggalkan Aliya yang menahan kekesalanya didalam kamar.

"Kau masih menyayangi Appa bantetmu itu? Lihatlah dia bahkan tidak memberikan Morning Kiss untuk kita...akhh" Aliya mendengus saat merasakan tendangan kuat dari perutnya.

"Ck! Sebegitu sayangnya kau pada Appa-mu yang menyebalkan itu? Kau bahkan terus membelanya! Ara-ara Eomma yang salah" ketus Aliya saat kembali merasakan tendangan dari Bayinya.

"Yakh berhenti menendang Eomma. Bukan hanya kau yang tidak dapat jatah Morning Kiss, Eomma juga tidak dapat" kesal Aliya pada Bayinya yang terus menendang.

"Baby Park Geumanhaeyo! Ini sakit kau tahu? Kau mau menyiksa Eomma" teriak Aliya kesal.

*

Jimin pulang saat matahari sudah terbenam. Jimin memarkirkan mobilnya digarasi dan langsung berjalan masuk kerumahnya. "Tuan Muda" itu Ahjumma Han, Maid dirumah Jimin. Tapi Ahjumma Han hanya bekerja dari Jam 8 sampai pukul 7 malam.

"Ahjumma baru mau pulang?" Tanya Jimin sopan.

"Nde Tuan Muda. Rumah baru saja bersih" ucapan Ahjumma Han membuat Jimin bingung.

"Tumben!" Kata Jimin.

"Nona Muda meminta saya menemaninya seharian ini dan Nona Muda tidak membiarkan saya bekerja dan baru jam 5 lalu Nona Muda istirahat" jelas Ahjumma Han.

"Jadi Aliya sekarang tidur?" Tanya Jimin.

"Sepertinya sekarang sudah bangun! Saya permisi Tuan Muda" Jimin mengangguk. Dan berjalan masuk kerumahnya.

"Yak Baby Park berhenti menendang Eomma" Jimin terkejut saat mendengar teriakan istrinya dari ruang makan.

"Yakh kau mau terus menyiksa Eomma?" Jimin langsung berlari menuju ruang makan. Aliya yang sedang memegang gelas berisikan susu dan hanya menggunakan dress ibu hamil adalah hal yang Jimin lihat. Samar-samar Jimin mendengar gerutuan dari bibir merah istrinya.

"Ish! Appa-mu itu jelek dan Bantet dan kau terus membelanya. Eomma tahu Eomma yang salah tapi kau juga jangan terus menyiksa Eomma. Bukan hanya kau yang tidak dapat jatah Morning Kiss, Eomma juga tidak dapat jadi kita adil" Jimin mengulum senyum saat mendengar gerutuan dari istrinya. Jadi karena Morning Kiss, Monolog Jimin.

"Nanti jika kau sudah lahir, minta saja Morning Kiss dari Appa-mu sebanyaknya. Biar kau tidak menendang Eomma terus" Jimin berjalan mendekati istrinya tanpa suara. Istrinya masih menggerutu pada Anak mereka.

"Marah hem?" Jimin memeluk tubuh Aliya dari belakang secara tiba-tiba dan itu berhasil membuat Aliya memekik kaget.

"Oppa~~~" Jimin tersenyum dan mengecup pipi chuby Aliya sekilas.

"Baby Park merindukan Appa hem?" Jimin menyentuh lembut perut buncit Aliya.

"Appa disini jadi jangan menendang Eomma lagi!" Aliya mendengus saat merasakan tendang pada Bayinya perlahan melemah.

"Sekarang Baby Park tidur Nde!" Jimin membalik tubuh Aliya dan langsung berjongkok didepan Aliya. Mengusap penuh sayang pada perut buncit yang ada didepanya memberikan beberapa kecupan sayang pada perut bulat Aliya dan berbisik pelan.

"Mimun susunya Sayang!" Aliya hanya menurut dan meminum susunya dengan sekali teguk.

"Cha kita tidur" Jimin bangkit dan mengambil gelas kosong Aliya. Dengan enteng Jimin mengangkat tubuh berisi Aliya.

"Eomma juga harus tidur" Aliya hanya diam dan mengalungkan kedua tanganya dileher Jimin dan menyenderkan kepalanya pada dada bidang Jimin.

*

"Baby Park berhenti menedang Eomma" Jimin terbahak saat mendengat pekikan kesal Aliya pada Bayi mereka.

"Oppaa~~~" Aliya merengek dan memukul Jimin dan Jimin tentunya Jimin menghindar.

"Haha, Sayang berhenti!" Jimin masih mencoba menghindar.

"Bantu Aku" Aliya menyerah. Tubuhnya sangat lelah dan ingin tidur, tapi Bayinya ini tidak mau diajak tidur.

"Oke-oke. Baby Park tidur Nde? Kasihan Eomma sudah lelah. Besok kita main lagi. Appa janji besok akan menemani Baby Park seharian dan sekarang Baby Park tidur. Cha Appa nyanyikan lagu" Jimin mulai bernyanyi sambil mengusap perut buncit Aliya dan tepat lagunya berakhir, Jimin mendengar suara nafas teratur dari Istrinya dan Jimin juga sudah tidak merasakan pergerakan dari bayinya.

Jimin tersenyum dan mengecup sayang perut Aliya. Beralih keatas dan mengusap rambut hitam tebal sang istri. Memberikan kecupan sayang pada dahi, hidung, kedua pipi dan bibir tentu saja sedikit menyesap bibir manis Aliya. Menarik Aliya dalam pelukanya dan menyusul mereka dalam alam mimpi.

"Oppaaa~~~Baby Parkkkkkk, Eomma mau tidurrrrrrr"

T.b.c

Park Family.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang