38. Angry.

8.2K 432 15
                                    


Happy Reading.

*

Jimin mengacak-acak rambutnya frustasi saat melihat Aliya diam yang menyusui Ji Yoon. Ji Hyun yang sudah tertidur pulas dari tadi dan Jimin diam bodoh melihat semuanya. Jawabannya satu, Aliya marah padanya dan itu sudah berlangsung selama 3 hari. Jimin tidak diurus dengan benar. Makan sendiri, baju sendiri, bahkan tidur juga sendiri.

Semua salahnya. Ia kembali melupakan janji yang ia buat. Rencananya mereka, Jimin dan Aliya akan berkencan dan anak-anak dititipkan pada keluarga Park. Aliya sudah berangkat dan Jimin lupa. Bahkan Aliya menunggu ditempat janjian selama 3 jam. Jimin berani bersumpah ia lupa. Ada klien datang mendadak dan mau tidak mau Jimin harus mengurusnya dan gara-gara itu ia melupakan istrinya yang tengah menunggu di restoran tempat mereka janjian.

Jimin sudah berulang kali minta maaf tapi hasilnya nihil. Aliya hanya berlalu dengan wajah dingin dan tidak peduli. Mencoba membujuk dengan cara Vulgar justru ia dapat usiran. Jimin sudah mencoba banyak hal tapi reaksinya sama saja. Entah cara apa lagi yang harus Jimin lakukan agar dirinya dimaafkan.

"Sayang?" Entah sudah berapa ribu kali Jimin memanggil Aliya, tapi reaksinya benar-benar sama dan tidak berubah.

"Sayang Kumohon" Jimin benar-benar putus asa. Didiami Aliya selama 3 hari sama saja 3 tahun. Jimin tidak tahan dengan kebisuan diantara mereka.

"Kau bisa minta apapun tapi jangan marah terus. Aliya Demi Tuhan aku sudah sangat ingin memperbaiki ini, tapi kau terus berlalu. Aku bisa gila jika kau terus seperti ini" Jimin mengacak-acak rambutnya frustasi, ia benar-benar tidak bisa melakukan apapun dengan benar jika Aliya terus saja diam.

"Terserah padamu sekarang. Jika kau tidak nyaman aku disini aku pergi" Jimin menyerah. Meraih Kunci mobilnya dan berlalu dari kamar begitu saja. Otak Jimin benar-benar buntu dan tidak bisa berfikir jernih. Yang Jimin butuhkan adalah tempat yang tenang dan tidak ada gangguan.

Kepergian Jimin membuat Aliya diam. Memperhatikan mata Ji Yoon yang sudah sempurna terpejam. "Ayahmu pergi kemana?"

*

"Ini Hyung" Jung Kook menyerahkan minuman dingin pada Jimin yang duduk diruang tengah apartemennya.

"Gumawo Kookie" Jungkook tersenyum dan ikut bergabung dengan Jimin.

"Masih tidak bisa dibujuk?" Jimin menggeleng lesu. Jungkook memang tau masalah antara Jimin dan Aliya.

"Dia masih saja diam. Aku benar-benar sudah putus asa dengan Semuanya" Jimin mengusap wajahnya gusar dan menunduk.

"Berikan waktu untuk Aliya berfikir. Kemarahannya pasti akan menghilangkan seiring waktu" Jimin mengangguk pelan dan menengok Jungkook.

"Aku menginap ya?" Jungkook hanya mengangguk.

"Lebih baik kau menginap disini dari pada diluar dan melakukan hal yang aneh-aneh" Jimin tertawa dan bangkit dari duduknya.

"Aku tau jika sampai saat ini kau masih berada di pihak Aliya" Jungkook tertawa dan menepuk paha Jimin.

"Pergilah istirahat. Jika lapar masak sesuatu di dapur atau beli saja makanan. Aku ada urusan sebentar dengan Klien" Jimin mengangguk dan berlalu.

"Kookie?"

"Ya?"

"Jangan katakan pada siapapun jika aku disini nde?"

"Tenang saja Hyung. Sekarang pergi saja tidur. Mukamu seperti pakaian kusut yang tidak disetrika 1 tahun" Jimin mendengus dan meneruskan langkahnya.

Park Family.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang