Sedih itu kalau aku tak bersamamu.
Namaku Yoona, Im Yoona. Anak pertama dari 4 bersaudara, dan satu-satunya anak perempuan.
Kisahku berawal dari ketiga adikku.
Im Jaemin, Im Jeno dan Im Jisung.
Aku yang baru saja mengakhiri hubunganku dengan Sehun, namja yang telah menjadi kekasihku selama 2 tahun.
Kami putus adalah salahku. Aku terlalu dekat dengan Choi Minho, membuatku lupa akan keberadaan Sehun kekasihku.
Karena tak ingin menyakitinya, aku putuskan untuk mengakhiri hubungan kami.
" baiklah. Semoga kau tak melupakanku. "
Itulah kata terakhir dari Sehun. Setelah hari itu, aku tak bertemu lagi dengannya.
Dan Jisung mendiamiku selama sebulan lamanya.
Sedangkan Jaemin dan Jeno terus menyalahkanku selama dua haru karena meninggalkan Sehun yang begitu baik pada mereka.
Jaemin yang tak menyukai kedekatanku dengan Minho, langsug membawa pria kerumah.
Jaemin masih berumur 15 tahun, dan ayahku tak mengizinkan ketiganya membawa seorang gadis kerumah ataupun menjalin hubungan asmara sebelum umur 20 tahun. Jadi jangan pikir kalau Jaemin akak membawa seorang gadis kerumah. Kekeke
Minho memang suka datang kerumah, namun karena Jaemin dan Jeno yang tahu aku putus dari Sehun karena Minho, maka mereka berdua mulai tak menyukai keberadaannya. Lain halnya dengan Jisung, dia tak pernah menunjukkan ketidak sukaannya secara langsung jadi adik bungsuku itu tak masalah dengan Minho. Aku hanya berharap, semoga Jisung tak menjadi namja munafik dewasa nanti. Itu tak baik.
" aku sudah memberitahu appa. Appa mengijinkan Chanyeol hyung menginap disini. "
Dan ketika aku memastikan kepada ayahku, ucapan Jaemin benar.
" aku Park Chanyeol. " pria itu memperkenalkan diri.
" aku Minho. " Minho mengulurkan tangannya dan dibalas oleh Chanyeol. Padahal pria bermarga Park itu niatnya ingin menyalamiku bukan Minho. Tapi dasar Minho nya saja yang tak peka atau memang sengaja sih dilakukannya.
Katanya hanya sehari menginap, kenyataannya Chanyeol selama seminggu ini masih menginap dirumahku.
Chanyeol begitu baik. Pria yang cukup mapan dan tampan juga sangat humoris.
Ketika Minho datang berkunjung, aku dan Chanyeol sudah berada diluar rumah.
Perasaanku pada Minho pun mulai memudar.
Dan aku sadar, perasaanku padanya hanyalah rasa nyaman semata.
" aku ingin mengakui sesuatu padamu. " kata Chanyeol disela makan malam romantis di restoran mahal yang telah ia sewa.
Jaemin bilang, Chanyeol akan mengungkapkan perasaannya. Dan itu harusnya kejutan untukku, harusnya. Tapi Jaemin memang begitu, terlalu cerewet.
Kata ayahku, hanya Jaemin yang mewarisi sifat ibuku. Tapi menurutku Jeno lah yang mewarisi sifat ibuku sedangkan aku dan Jisung mewarisi sifat ayah sedangkan Jaemin dia mewarisi sifat dari halmoni, karena kecerewetan mereka.
" sebenarnya.. " Chanyeol menghembuskan napasnya dengan pelan. Terlihat sangat gugup dan hati-hati dalam berkata.
" ne? " aku masih mencoba berakting tak peka.
" aku - "
" aku mencintaimu. Maukah kau menjadi kekasihku? " Chanyeol bernapas lega setelahnya.
Aku sendiri bingung ingin memberi jawaban seperti apa. Aku bingung dengan perasaanku dan takut akan salah pengertian dengan perasaanku sendiri seperti yang aku rasakan pada Minho.
" umh, aku perlu meminta persetujuan ketiga adikku. Apakah kau tak keberatan? "
Aku sih mau saja nerima Chanyeol, tapi aku tak tahu dengan ketiga adikku, mereka menyukai atau tidak apalagi Jisung yang belum bisa move on dari Sehun dan Luhan.
