-Dua-

5K 299 2
                                    

Jangan lupa tekan tombol bintangnya sebelum membaca 🌟

***

Pagi telah menyambut. Gadis itu tengah bersiap untuk berangkat ke sekolah.

"Nek, Nata berangkat dulu ya" Pamitnya.

"Iya, ini bekalnya jangan lupa dimakan" Nata mengangguk sembari mencium tangannya.

Ia berjalan menuju garasi untuk mengambil sepedanya, lalu mengayuhnya dengan santai.

Sampai akhirnya, sepeda miliknya berhenti  di depan sekolah. Ia segera mencari tempat parkir untuk sepedanya.

Nata berjalan santai menuju kelasnya. Sekolahnya masih sepi, hanya ada beberapa murid yang datang pagi seperti dia.

Saat ia hampir sampai didepan kelasnya, terlihat Ari berjalan dari depan. Langkahnya terhenti, seperti sedang menunggu laki-laki itu menghampirinya.

Dan laki-laki berhenti tepat di depannya dengan senyum manisnya. Ia menoleh ke belakang melihat kedua temannya, seolah berkata "Lo berdua duluan aja!"

"Kita duluan ya, tugas belum selesai" Ucap Dika--salah satu teman Ari. Nata hanya mengangguk.

Ia membuka suara, "Maaf ya buat kemarin"

"Eh ga apa-apa kok, aku juga salah. Aku ngelamun pas dijalan"

"Ga baik ngelamun dijalan, bisa bahaya!" Nata hanya mengiyakan.

Ari mengulurkan tangannya, "Oh iya kenalin, gue Ari. Nama lo siapa?"

Nata menerima uluran tangannya, "Nata"

"Yaudah gue ke kelas dulu ya" Pamitnya, ia mengangguk.

Ari berlalu pergi, namun ia masih setia menatap punggung Ari yang semakin lama semakin jauh. Setelah memastikan ia masuk ke dalam kelasnya, Nata baru masuk ke kelas dengan senyumnya yang manis.

Kring...

Bel istirahat berbunyi. Semua murid pergi ke kantin, namun berbeda dengan Nata dan Mita yang memilih untuk pergi ke perpustakaan.


Di perpustakaan sekolah Nata yang sekarang tak jauh beda dengan sekolahnya dulu di Jakarta. Tak hanya buku paket pelajaran yang tebal, ada juga novel dan karya sastra dari beberapa penulis terkenal dan legendaris.

Dan di perpustakaan hanya ada peraturan, tidak boleh berbicara nyaring/keras, dan harus membuang sampah sisa makanan yang dibawa ke dalam perpustakaan.

Nata berjalan ditengah rak-rak yang berisi banyak buku. Mata Nata tertuju pada novel dengan cover biru muda, lalu ia meraihnya.

'Dia adalah dilanku tahun 1990' karya Pidi Baiq

Setelah membaca judul novel, ia berjalan ke meja tempat membaca. Nata dan Mita kini sudah tenggelam ke dalam alur cerita novel yang mereka baca. Sesekali, mereka memakan bekalnya.

"Nat, lima menit lagi bel masuk. Ayo ke kelas duluan takut telat nantinya!" Ajaknya, Nata mengiyakan.

Setelah mengembalikan novel, mereka membersihkan sisa makanan dan segera kembali ke kelas.

Tak terasa, waktu pulang sekolah telah tiba. Semua murid keluar dari kelas masing-masing dengan tas yang melekat di punggung mereka.

"Nata!" Panggil seseorang dari belakang, ia berhenti dan menoleh.

DENATATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang