-Sebelas-

2.9K 165 0
                                    

Selamat menunaikan ibadah puasa bagi yang melaksanakan🙏😇.

Jangan lupa tekan tombol bintangnya sebelum membaca 🌟

***

Malam ini, Nata tengah berkutat dengan buku tebalnya. Karena esok masih berlangsungnya Ulangan Harian.

Ia lebih menyukai belajar dibalkon dari pada ia harus duduk dikursi, lalu dihadapkan dengan meja belajar yang berisi beberapa buku yang lumayan tebal untuk ia pelajari.

Angin malam yang menusuk kulitnya dan menerpa anak rambutnya yang tidak terikut dikuncir. Membuat Nata sedikit kedinginan. Ia meraih gelas yang berisi cokelat hangat kesukaannya. Lalu, meneguknya perlahan.

Kacamata yang bertengker dihidungnya perlahan-lahan menurun membuat Nata sedikit kesal.

"Hidung gue kenapa sih?! Capek juga tau naikin kacamata terus" Gerutunya, lalu meletakkan kacamatanya dimeja kecil didepannya.

Nata melanjutkan kembali membaca buku. Lagi. Selain kacamata yang membuatnya terganggu, kini notif pesan dari ponselnya juga.

Nata meraih ponselnya dengan tidak semangat, namun saat melihat siapa pengirim pesan itu. Nata melebarkan matanya, terlihat jelas senyum tercetak dibibirnya.

Arisandi

'Semangat belajarnya.Besok aku jemput ya:)'

Nata mengerutkan keningnya. Mengapa Ari begitu sangat perhatian padanya? Bukankah dia masih menyukai Kania ,mantan kekasihnya? Ah Nata, sadar dong. Dia cuma anggap lo sebagai teman aja. Eh ralat, sahabat.

'Iya,aku tunggu.'

Setelah mengirim pesan, Nata meletakkan kembali ponselnya.

'Gue takut. Semakin lama perhatian lo sama gue semakin terlihat. Gue takut. Gue suka sama lo.' Batinnya.

***

Tin tin

"Nek, Ari sudah jemput Nata. Nata berangkat ya, nek" Pamit Nata, lalu mencium punggung tangan neneknya.

"Hati-hati"

"Iya nek"

Nata berlari kecil menyusul Ari yang sudah duduk manis diatas motornya.

"Pagi, Nanat" Sapanya, Nata mengerutkan keningnya.

"Nanat?" Nata bertanya memastikan, Ari terkekeh pelan.

"Iya, mulai sekarang gue panggil lo Nanat!" Ucapnya sambil menekan kata 'Nanat'.

Nata tersenyum manis, "Terserah Ari aja deh"

Nata menerima helm yang Ari berikan. Lalu, naik ke motor Ari.

"Siap?" Tanya Ari, sedikit berteriak.

"Siap!" Jawab Nata, tak kalah semangat.

Ari menjalankan motornya dengan kecepatan normal. Sampai akhirnya, motor Ari mulai memasuki halaman sekolah mereka, SMA Cendrawasih.

Setelah memarkirkan motornya, mereka berjalan berdua melewati koridor yang mulai ramai.

'Kak ari'

DENATATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang