-Delapan-

2.7K 170 1
                                    

Selamat menunaikan ibadah puasa bagi yang melaksanakan🙏😇.

Jangan lupa tekan tombol bintangnya sebelum membaca 🌟

***

Nata memarkirkan sepedanya. Lalu, berjalan menuju kelasnya. Sampai dikelasnya, Nata langsung menduduki bangkunya.

Sepi.

Kata yang pas untuk suasana kelas Nata sekarang. Masih tidak ada murid selain Nata yang datang sepagi ini.

Nata meraih novelnya, lalu membacanya. Tak perlu waktu lama, Nata pun sudah tenggelam dalam alur cerita.

Suara sepatu membuat konsentrasi Nata terpecah. Nata mencoba menatap seseorang itu yang mulai melangkah pelan masuk ke dalam kelas Nata.

"Mita?" Tanya Nata pelan.

"Iya ini aku Mita. Emang kamu pikir siapa?" Tanya Mita.

"Aku pikir makhluk dari dunia lain" Jawab Nata santai, Mita mengerucutkan bibirnya sambil memutar bola matanya.

Saat Mita sudah mendaratkan pantatnya dibangku, ia menanyakan sesuatu yang kemarin tak sempat ia tanyakan pada sahabatnya itu.

"Nat.." Nata berdehem tanpa menoleh.

"Kamu ada masalah apa? Kok kemarin dipanggil ke ruang kepala sekolah? Kamu laporin kasus kamu sama kania ya?" Tanya Mita.

Nata terkekeh pelan, "Nanyaknya satu-satu engga bisa ya?" Mita menggaruk tengkuknya disertai cengiran dibibirnya.

"Iya maaf, soalnya aku kepo banget"

"Ya sudah aku jawab. Pertama, aku engga ada masalah apa-apa. Kedua, aku dipanggil ke ruang kepala sekolah buat di tanya-tanyain aja sama kepala sekolah soalnya waktu aku urus laporan pindahan aku, beliau engga ada. Ketiga, aku engga selemah itu buat ngaduin kasus sama Kania ke kepala sekolah, karena menurut aku ini hal pribadi aja" Jawab Nata panjang lebar, Mita menganggukkan kepalanya sambil membentuk mulutnya berbentuk 'o'.

"Tapi Nat, kemarin nih aku denger sedikit-sedikit kalo Dira tuh takut banget kalau kamu sampe aduin kasus ini ke kepala sekolah. Mereka engga mau di keluarin dari sekolah ini." Nata mengerutkan keningnya.

"Eh bentar, Kania sejak kapan sih ngebully orang gini?"

"Kayaknya pas dia punya masalah sama adek kelas deh. Adek kelas itu deketin Ari, padahal Ari anggap biasa saja sama adek kelas itu. Kania terlalu posesif sama Ari dan dia ga mau kehilangan Ari. Jadi ya dari situ, Kania suka membully orang yang ia tak suka." Jelas Mita, Nata mengangguk paham.

"Padahalkan Ari kapten basket sekolah ini sekaligus most wanted. Jadi, ya wajar aja kalo banyak yang suka sama Ari. Mungkin lebih tepatnya kagum" Timpal Nata membenarkan.

"Kayaknya sih, selama cewek-cewek disini suka atau kagum diam-diam sama Ari tanpa pengetahuan Kania, bakal aman. Tapi, kalau mereka ketahuan suka sama Ari, wah bisa gawat. Kania bakal bully habis-habisan cewek itu" Nata terdiam mendengar penuturannya.

"Selama Kania sama Ari pacaran, mereka gimana?" Tanya Nata kepo.

"Mereka tuh romantis banget. Ari suka banget jemput Kania pas sudah bel pulang sekolah, dia nungguin didepan pintu kelas. Terus, Ari tuh kadang ngasih surprise kecil-kecilan gitu buat Kania. Dulu mereka berdua tuh terkenal dengan sebutan sweet couple. Ya gitu, karena pacarannya mereka asik dan romantis. Emang kenapa nanyain mereka?" Tanya Mita dengan tatapan curiga.

"Oh engga papa kok, cuma mau tau aja. Kayaknya aku yakin, Ari masih cinta sama Kania. Mana mungkin, Ari langsung bisa lupain Kania secepat itu."

"Tapi kayaknya Ari sekarang sudah ilfeel deh sama kania. Ari mulai engga suka sama Kania pas Kania berubah banget. Berubah jadi bad girl ,tukang bully sama geng-nya. Itu bukan tipe cewek Ari banget." Ungkapnya.

DENATATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang