-Tiga Belas-

2.5K 166 0
                                    

Selamat hari jum'at terakhir dibulan Ramadhan✨💛
Semoga puasanya lancar ya readers dan diterima oleh Allah🙏

Jangan lupa tekan tombol bintangnya⭐️sebelum membaca♡

***

Bel istirahat sudah berbunyi sekitar lima menit yang lalu,tapi guru pengajar masih sibuk membereskan barang-barangnya.Murid pun enggan untuk keluar sebelum guru itu keluar kelas terlebih dulu.

Nata tak sengaja menangkap mata elang yang menatap dirinya dari luar kelas.

"Mit,udah ada mereka diluar." ucap Nata,Mita mengikuti pandangan yang Nata lihat.

"Iya,terus gimana? Ini guru betah banget dikelas kita." gerutu Mita.

Nata mengalihkan pandangannya,menatap guru itu yang sudah membereskan barang-barangnya namun ia masih setia duduk dikursi guru.

Guru itu menyadari pandangan murid-muridnya kepadanya,"Kalian engga istirahat?" tanya nya polos.

"Kita gamau istirahat kalau masih ada guru didalam kelas." sahut Candra.

"Maaf,ibu lagi mager buat balik ke ruang guru.Ibu numpang ngadem disini ya" jawabnya santai sambil tersenyum.

Namun,teman-teman Nata tidak ada yang berani menyorakinya walaupun didalam hati mereka ada rasa kesal kepada guru itu.

Nata mengajak Mita keluar dari kelas untuk menyusul Ari,Dika dan Sean yang sudah menunggunya sedari tadi.

"Maaf lama" ucap Nata,Ari mengangguk"Iya gue tau,suka ngeselin itu guru"

"Yaudah yuk langsung,nanti keburu bel masuk" sahut Dika,mereka mengangguk.Mita dan Nata hanya mengikuti kemana mereka pergi.

Dan sampailah mereka di rooftop. Lagi lagi rooftop.Ini kali kedua Nata menginjakkan kakinya dirooftop tempat tongkrongan ketiga most wanted.

Dika,Sean dan Mita tengah sibuk mempersiapkan makanan untuk mereka santap.Namun,saat Nata akan membantu mereka.Ia melihat Ari yang sedang menyendiri.Tangannya ia senderkan di pembatas rooftop ini dan pandangannya kosong lurus ke depan.

Nata mencoba mendekatinya,menepuk pundaknya pelan agar ia tidak terkejut.

"Kamu kenapa?" tanya Nata dengan tatapan hangat yang Ari sukai akhir-akhir ini.

"Gapapa kok" jawabnya sembari tersenyum simpul.

"Kamu bukan cewek yang kalo ditanya kenapa,jawabnya gapapa" sungut Nata,lalu mengalihkan pandangannya lurus ke depan.

"Gue benci sama orang yang pembohong" ucapnya memulai membuka masalahnya yang membuatnya sedikit murung.

Deg!

Nata mengerutkan keningnya,"Maksudnya?"

"Iya,gue benci pembohong.Papa gue sendiri tega bohongin mama gue.Dia main belakang sama sekretarisnya.Selama ini, gaada tanda-tanda papa berubah sedikitpun.Papa gue sangat pandai untuk berbohong dan menutupi semuanya rapat-rapat." jelasnya,sangat terlihat bahwa ada kebencian yang tersulut dari matanya.

"Kamu yang sabar ya.Aku yakin,setelah ini papa kamu akan menyesal." ucap Nata mencoba menenangkan hati Ari.

"Makasih,Nat" jawabnya sambil tersenyum tulus.

"Ya sudah,sekarang waktunya kita bahagia bukan untuk bersedih.Yuk samperin mereka." ajak Nata,Nata menggenggam tangan Ari.Ari tersenyum menatap tangan itu,namun Nata tidak menyadarinya.Ia terlalu antusias untuk membantu mereka.

DENATATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang