-Tiga-

3.6K 222 0
                                    

Jangan lupa tekan tombol bintangnya sebelum membaca 🌟

***

Bel pulang sekolah sudah berbunyi lima menit yang lalu, namun gadis itu masih tetap berada dikelasnya. Ia sibuk memasukkan buku-bukunya ke dalam tas, lalu menggendong tasnya sembari berjalan keluar kelas.

"Nata" Panggilnya.

"Eh Ari"

"Ayo pulang!" Ia langsung mengangguk, kemudian mengekorinya sampai parkiran.

Selama perjalanan pulang mereka diam, sibuk dengan pikirannya masing-masing.

"Nat, mau makan?" Tanya Ari.

"Engga usah, aku makan dirumah aja" Jawab Nata.

Sampai didepan rumah Nata, Ari juga ikut turun bersama Nata. Mereka disambut oleh sang pemilik rumah.

"Nek, kenalin ini Ari, temen Nata" Ucap Nata, Ari mencium tangan nenek Nata.

"Ayo Ari kita makan siang sama-sama" Ajaknya.

"Engga usah nek, ga usah repot-repot. Ari langsung pamit aja"

"Ya sudah, lain kali Ari harus makan dirumah nenek ya. Cobain masakan nenek" Ari tersenyum sambil mengangguk meng'iya'kan.

"Iya nek, Ari pasti nyobain masakan nenek. Ari pamit dulu ya nek, Nat" Nata dan Lani mengangguk.

Nata mengantar Ari sampai ke depan "Makasih, hati-hati dijalan" Ari mengangguk sambil tersenyum simpul.

Nata menutup pintu pagar, lalu kembali menghampiri neneknya.

"Pacar kamu ganteng juga,engga kalah ganteng dari kakek kamu waktu masih muda dulu" Goda Lani.

"Ih apaan sih, nek. Lagian dia bukan pacar Nata" Elak Nata, Lani terkekeh geli.

***

Kini, Nata sedang duduk santai dibalkon kamar dengan novel ditangannya. Menikmati sejuknya angin malam yang menerpa anak rambutnya.

Drrtt

Nata mengalihkan pandangannya ke benda pipih diatas meja bulat yang kecil itu, Ia mengambil dan membaca pesan dari seseorang yang jauh disana.

Arisandi

'Hai nat,sibuk ga?'

'Ga,kenapa?'

'Ga ada apa apa sih,besok gue jemput lagi ya'

'Ngerepotin ga?'

'Engga dong sama temen sendiri juga:)'

'Okee'

Nata meletakkan kembali handphone-nya diatas meja yang tadi, lalu ia menghembuskan nafasnya kasar.

"Jadi cuma temen ya" Gumamnya dengan tatapan lurus ke depan sambil menyunggingkan senyumnya.

"Mana mungkin Ari tertarik sama gue, dandanan gue disekolah aja kayak orang cupu banget" Nata menggelengkan kepalanya membayangkan dirinya saat disekolah.

***

Kring..

"Nat, ke kantin dulu ya. Aku mau beli minum, ketinggalan air minumku" Ucap MitaNata mengangguk setuju.

Keadaan kantin sangat ramai, tak seperti biasanya yang sedikit lengang. Nata menduduki meja kantin yang kosong sembari menunggu Mita yang membeli minum.

"Halo gaes, besok malem lebih tepatnya malem minggu. Dimana besok adalah ulang tahun gue yang ke tujuh belas dan gue minta kalian semua untuk datang ke acara pesta ulang tahun gue, ajak pasangan kalian ke acara gue" Ucap Dika yang sudah menaiki salah satu meja yang berada dipojokan kantin agar suaranya dapat didengar oleh semua penjuru kantin.

Tepuk tangan dan sorak riuh menyelimuti suasana kantin.

Lalu, Ari menghampiri Nata yang tengah duduk sendirian. "Nata" Panggil Ari, Nata yang merasa namanya dipanggil menoleh ke arah sumber suara.

Ari langsung duduk di depan Nata, "Lo denger kan apa yang tadi Dika umumkan?" Nata mengangguk.

"Bagus! Lo harus dateng sama gue"

"Engga! Kamu harus dateng sama aku, Ari" Sahut Kania dari belakang Nata bersama kedua ondel-ondelnya.

Ari berdiri menghadap Kania "Gue gamau dateng sama lo!" Balas Ari, Kania mengerutkan keningnya.

"Kenapa? Apasih yang kamu banggakan dari si cewek cupu ini? Kamu ga malu dateng sama cewek cupu model gini?" Tanya Kania dengan sinis.

"Engga! Gue ga malu sedikit pun untuk dateng sama siapa aja, termasuk dengan Nata. Gue malah malu dateng sama seorang pembully!" Sengit Ari. Kata-kata Ari berhasil menohok hati Kania.

"Ka-kamu, kamu jahat!" Ucap Kania, lalu pergi meninggalkan kantin. Ari kembali duduk, kemudian menatap Nata yang sedari tadi tidak berkedip.

"Nata!" Panggil Ari menyadarkan Nata.

"Eh i-iya,apa?" Tanya Nata.

"Gimana? Mau kan?" Nata diam tak memberi jawaban.

Ari paham mengapa Nata masih tidak memberi jawaban "Tenang, ada gue" Kemudian, Nata mengangguk pelan.

"Tapi, kamu engga malu kan pilih aku jadi pasangan kamu ke acaranya Dika?" Ari langsung menggelengkan kepalanya.

"Kenapa harus malu? Dimata aku, semua cewek sama. Ga ada yang buruk dan gaada yang sempurna, kecuali Kania and the geng yang kelewatan itu." Ucap Ari yang diakhiri dengan mata malas saat menyebut Kania and the geng.

"Aku yakin suatu saat mereka akan berhenti ngebully, mereka orang baik" Ari mengangguk meng'iya'kan ucapan Nata.

"Besok malem jam tujuh gue jemput ya" Ucap Ari sebelum pergi dari hadapan Nata.

Tak lama, Mita menghampiri Nata yang sudah mulai bosan menunggu.

"Maaf ya, tadi rame banget" Ucap Mita.

"Iya engga papa kok, ayo ke perpus" Ajak Nata, Mita mengangguk.

***

Nata membongkar semua isi lemari nya, ia tengah memilih-milih baju yang akan ia pakai ke acara ulang tahun Dika.

Tak lama, pilihan Nata jatuh pada gaun dress berwarna merah muda dengan panjang diatas lutut.

Nata memeluk erat dress itu sembari membayangkan dirinya bersanding dengan Ari, sang penyelamat dikala dirinya saat dibully Kania and the geng.

"Kamu kenapa kok senyum-senyum?" Tanya Lani tiba-tiba masuk ke kamar Nata, imajinasi Nata buyar seketika.

"Loh nenek, kapan masuk ke kamar Nata?"

"Sejak tadi, waktu kamu ngelamun" Jawab Lani, "Ngelamunin apa sih? Ari?" Goda Lani.

"Engga nek, apaan sih nek?" Elak Nata, Lani terkekeh pelan.

"Iya, kalo beneran juga engga papa,nenek engga larang" Ucap Lani menggoda Nata yang pipinya mulai memerah.

"Ya sudah, ayo kita makan malam. Kasian kakek kamu sudah nunggu dibawah" Ajak Lani, Nata mengangguk. Lalu, mengekori Lani ke dapur.

-Sumenep, 24 April'19

***

DENATATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang