"Ga perlu dicari pasti ada aja, siapa? Musuh."
-Alya Khairunissa-
💔💔
Alya mengabaikan panggilan dan tatapan dari Dini. Alya kecewa. Alya pikir dia sudah menemukan teman yang sebenarnya, tapi sama saja, fake.
"Alya, Ya'!"
Alya fokus memperhatikan guru yang sedang mengajar, dia tak menghiraukan Dini sama sekali.
"Ya'! Dengerin gue dulu!"
Dengarkan? Bahkan cara bicaranya sudah beda. Ah, atau cara bicaranya memang begini tetapi Alya yang tidak tahu?
"Al.."
"Dini! Kamu kalau mau ngobrol silakan keluar dari kelas saya!"
Dini tersenyum paksa saat Bu Yuni melihatnya dengan tatapan tajam.
"Maaf, Bu." Dini meringis.
Bu Yuni kembali melanjutkan penjelasannya.
Dini menghela napas lega. Dia melihat Alya yang sama sekali tak memedulikannya. Mulai sekarang dia resmi menjadi musuh Alya, nih? Angkasa berengsek.
💔💔💔
"Sa, nanti saya ke rumah kamu lagi ya? Mau lihat Shiro," ucap Alya.
Angkasa menganggukkan kepalanya. "Aman beib."
"Oh iya Sa, Arya kok ga masuk?"
Angkasa berpikir sejenak. "Enggak tahu, lu ngapain nanya-nanya dia? Mau selingkuh?"
"Dih!" Alya memutar bola matanya jengah.
Angkasa terkekeh geli.
"Alya.."
"Eh ayo pacar, belum makan kan? Abis ini kita ulangan matematika loh! Kuy kantin!" Angkasa langsung menarik tangan Alya, membawanya pergi dari hadapan Dini.
Dini yang diperlakukan seperti itu hanya menghela napasnya kasar. Berengsek, berengsek, berengsek.
Alya melihat suasana kantin yang begitu ramai. Semua meja terisi, dia lalu menarik-narik baju Angkasa.
Angkasa menatap Alya dengan tatapan bertanya.
"Mau duduk di mana? Balik aja yuk, penuh!"
Angkasa menarik Alya ke meja paling ujung. Walaupun suasana kantin sangat padat, tetapi meja itu masih kosong, singgasana Angkasa.
"Duduk!"
Alya mengikuti perintah Angkasa. Dia menjadi anak yang patuh pada Angkasa.
"Lu mau makan apa? Biar gue yang beli."
"Mau mie goreng!" Alya tidak akan menolak tawaran Angkasa, karena jika menolak pun, sama saja, Angkasa itu keras kepala.
"Oke, nasi goreng segera datang!" Angkasa segera pergi sambil bersiul.
"Mie goreng, Sa!"
Angkasa tidak menghiraukan Alya, dia tetap berjalan sambil bersiul dan menyugar rambutnya, tebar pesona.
Tidak lama kemudian, Angkasa kembali dengan membawa 2 mangkuk bakso. Alya menggeleng-gelengkan kepalanya, dia benar-benar tidak paham dengan jalan pikiran Angkasa.

KAMU SEDANG MEMBACA
Angkasa ✓
Novela Juvenil[Completed] Sebelumnya, Angkasa selalu peduli terhadap wanita dan menjadikan wanita itu makhluk nomor satu yang harus dilindungi dan disayangi. Tetapi karena satu hal, Angkasa menjadi lelaki yang sangat suka menyakiti hati wanita dan membuatnya mena...