"Mentang-mentang ganteng jadi songong! Fix, orang ganteng emang jahat!"
-Alya Khairunissa-
😶
Angkasa menarik rambut Alya dan menampar pipi Alya terus-menerus. Alya tidak melawan sama sekali, disakiti seperti ini, dia tetap menampilkan senyum manisnya.
Dini akan menghampiri dan menolong Alya, tetapi tangannya sudah dicekal duluan oleh orang yang sangat tidak ingin dilihatnya.
"Enggak usah ikut campur!"
"Lu ga lihat teman lu mau bunuh teman gue, hah!" teriak Dini.
"Lihatlah, gue kan punya mata," jawab Arya acuh.
Dini menggertakkan giginya. "Manusia ga guna!"
Arya pura-pura tidak mendengar satu pun perkataan Dini, dia hanya menatap Angkasa.
"Awas lu! Gitu ini semua selesai, gue mau bilang ke orangtua lu, minta udahan!"
Arya mengalihkan perhatiannya. Kini dia menatap Dini sepenuhnya. "Bilang aja kalau lu masih hidup."
"Sa, boleh gue bunuh ini cewek? Nyebelin banget woy!" seru Arya.
Angkasa mengalihkan pandangannya, menatap Arya dengan satu alis naik. "Terserah, tunangan lu juga."
Ketika Arya menampar pipi Dini dengan kuat, umpatan langsung keluar dari mulut Dini.
"Bangsat!" maki Dini.
"Ssst, tunangan Arya enggak boleh ngomong kasar," ucap Arya meletakkan satu jarinya di bibirnya.
"Najis! Sial banget gue jadi tunangan monster jelek kayak lu!" Dini berdiri, menahan tangannya yang ingin melayangkan tinjuan ke pria tampan di depannya ini. "BERAPA LAMA LAGI SIH, YA'! UDAH GA KUAT GUE!" teriak Dini tiba-tiba.
"SABAR!" balas Alya. Keadaan Alya saat ini bisa dikatakan tidak baik, bibirnya sobek dan mengeluarkan darah, rambutnya acak-acakan, tapi dia masih tersenyum.
"Nunggu apa? Bantuan?" bisik Angkasa. Melihat Alya yang tidak merespon ucapannya, dia kembali menarik rambut Alya.
"Tahu ga Sa? Saya kira kamu manusia beneran," ucap Alya menatap Angkasa lalu terkekeh. "Rupanya sama aja, binatang. Ah, bahkan binatang lebih terhormat daripada kamu," lanjutnya.
Angkasa menendang Alya, wajahnya memerah, tatapannya benar-benar tajam, Alya bahkan mulai merasa Angkasa bisa membunuh orang hanya melalui tatapannya itu. Orang ganteng memang menakutkan dan merepotkan, ya? Untung Alya cantik, seimbang deh.
Ting!
Handphone Alya berbunyi. Alya bangkit dari posisi jatuhnya. Menatap Angkasa bengis.
"Maaf nih Sa, saya juga bisa jadi jahat loh."
Selanjutnya, Alya dan Dini membalikkan keadaan. Menghujami Angkasa dan Arya dengan pukulan-pukulan mereka.
Ketika Alya akan meninju Angkasa, Angkasa menangkap tangannya dan menendang kaki Alya. Dia akan menampar Alya tetapi Alya menangkisnya.
"Saya cuma butuh bertahan satu menit lagi, setelah itu, semua berakhir," gumam Alya sambil menatap Angkasa remeh.
"Jangan kamu kira, semua perempuan itu sama. Jangan karena dendam bodoh kamu itu, kamu nyerahin diri ke neraka, Angkasa!" seru Alya lalu kembali menyerang Angkasa.
"Semua perempuan itu sama, bodoh dan merepotkan," balas Angkasa.
"Saya rasa yang bodoh itu kamu. Bahkan saya yang enggak pernah dapat kasih sayang dari ibu kandung saya enggak jadi kayak kamu, jerk!"
"Ibu lu pelacur, sih. Murahan dan menjijikkan," balas Angkasa tersenyum sinis. "Sama kayak anaknya, anak haram hei? Menjijikkan banget kan?" lanjutnya.
"Lebih menjijikkan mana sama anak yang bunuh ibunya sendiri? Enggak ada anak haram, saya sama seperti kalian," ujar Alya geram. "Ibu saya ngelahirin saya susah payah, walau pun dia hina di mata kalian, dia tetap ibu saya. Tapi, bukannya kamu lebih hina ya dari ibu saya? Kamu sebut saya anak haram karena lahir tidak punya ayah, terus manusia yang udah ngebunuh ibunya sendiri, disebut apa ya?"
Mata Angkasa berubah nyalang. Dia tidak suka diremehkan, dia adalah definisi sempurna. Tidak ada yang lebih sempurna dari dia.
Tinggi, wajah tampan, pintar, dan bisa segalanya. Bukankah Angkasa benar-benar definisi sempurna?
"Kamu tahu, kamu enggak lebih dari sampah," bisik Alya.
"WOYY, POLISI WOY!" teriak salah satu anak yang disuruh menjaga pintu pagar.
"Biarin aja, polisi dipihak kita kan?" sahut Angkasa cuek.
"INI BUKAN POLISI YANG BIASANYA, KAYAKNYA INI DARI DAERAH SEBELAH. LARI WOY!"
Semua berlari berhamburan. Saling tabrak, mencoba melarikan diri dan menyelamatkan dirinya sendiri.
"Sadar, Sa. Tidak ada yang peduli sama kamu, kan? Saat keadaan seperti ini, mereka sudah tidak takut lagi sama kamu. Tampang dan sikap sok berkuasa kamu itu udah enggak berguna," ucap Alya.
Ketika Angkasa akan kembali menyakiti Alya, Alya hanya diam dan mengangkat kedua tangannya. Dia sudah tak peduli, toh bala bantuan sudah datang.
Arya langsung menarik Angkasa dan berlari melarikan diri.
Dini menghampiri Alya, keduanya berpelukan hangat. Dengan keadaan yang sama-sama kacau, keduanya tertawa. Ini memang belum selesai, tapi sebentar lagi ini akan selesai.
"Alya janji, Alya akan membuat Angkasa sadar, Tante Santi."
😶Angkasa😶
Sorii typo
Enjoy ea. 😚See u
Beberapa part menuju ending.
>>>
KAMU SEDANG MEMBACA
Angkasa ✓
Teen Fiction[Completed] Sebelumnya, Angkasa selalu peduli terhadap wanita dan menjadikan wanita itu makhluk nomor satu yang harus dilindungi dan disayangi. Tetapi karena satu hal, Angkasa menjadi lelaki yang sangat suka menyakiti hati wanita dan membuatnya mena...