"Jadi orang ganteng emang ga perlu repot. Buktinya, belum semua misi dilakuin, doi udah perhatian aja."
-Angkasa Altezza-
👀
"Saya harus pergi!"
Anak laki-laki itu menggelengkan kepalanya sambil menyilangkan kedua tangannya. "Jangan pergi!"
Wanita itu berdecih kesal. Dia menunduk dan membisikkan sesuatu kepada anak itu, "Melahirkanmu adalah sebuah kesialan," ucapnya lalu berlalu.
"Angkasa janji akan jadi anak baik! Angkasa akan membawa keberuntungan!" teriaknya. "Karena itu, jangan pergi, Ibu!"
"Angkasa!"
Angkasa terbangun dengan peluh yang membasahi wajahnya. Ternyata dia ketiduran, yah walaupun sebentar, setidaknya dia mendapatkan kesempatan untuk tidur.
Angkasa menatap Alya yang melihatnya dengan tatapan khawatir?
"Ngapain? Kangen?" tanya Angkasa dengan wajah jahilnya.
Alya menatapnya sinis. Dia menyerahkan roti dan minum yang dibawanya. "Arya nitip, katanya kamu belum makan," ucap Alya lalu segera menghilang dari hadapan Angkasa.
"Eh? Makasih!"
"Sejak kapan Arya sosweet gini? Bodoamat deh, gue laper," gumam Angkasa.👀👀
Alya melihat Angkasa yang masuk kelas dengan wajah lesu. "Dia sakit?"
Angkasa yang biasanya langsung mengganggunya terlihat sangat tidak bersemangat. Angkasa berjalan ke kursinya dan langsung tidur."Pagi semua." Arya memasuki kelas dengan semangat. Berbanding terbalik dengan sahabatnya itu.
Alya bisa melihat Arya yang tersenyum melihat ke arah Angkasa.
Arya melangkahkan kakinya ke depan kelas, dia meletakkan satu jarinya di bibirnya dan mengatakan, "Jangan diganggu ya! Pangeran kita butuh tidur," ucapnya sambil tersenyum manis.
Saat bel masuk berbunyi, Angkasa juga belum membuka matanya. Anehnya, guru yang masuk juga tidak berniat untuk membangunkannya.
Saat 5 menit sebelum bel istirahat berbunyi, Arya dipermisikan pulang, ada urusan keluarga.
Saat bel istirahat berbunyi, Alya ke kantin sendirian, satu-satunya teman yang dia punya itu tidak sekolah. Katanya, Dini sakit. Pulang sekolah Alya ingin sekali menjenguknya, tetapi dia tidak tahu alamat Dini.
Alya membeli roti dan air mineral, lalu kembali ke kelas. Dia melihat Angkasa yang sangat pucat. Angkasa sakit? Ketika Alya menghampirinya, Alya bisa mendengar Angkasa yang entah berapa kali menggumamkan "Jangan pergi, Ibu." Karena kasihan, Alya memberanikan dirinya untuk membangunkan Angkasa dan menyerahkan roti yang akan dimakannya dengan alasan Arya yang menitipkan.
Alya kembali duduk di kursinya. Dia mengambil buku pelajaran dan mulai membacanya. Di tengah membaca, dia melihat Angkasa yang akan keluar kelas. "Eh, kamu mau kemana?" ucap Alya tanpa sengaja. Dia langsung menutup mulutnya.
Angkasa berbalik badan dan tersenyum menatap Alya. "Gue? Mau ke uks. Kenapa? Perhatian banget."
Alya menggeleng-gelengkan kepalanya. "Enggak, yaudah sana!" usirnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Angkasa ✓
Fiksi Remaja[Completed] Sebelumnya, Angkasa selalu peduli terhadap wanita dan menjadikan wanita itu makhluk nomor satu yang harus dilindungi dan disayangi. Tetapi karena satu hal, Angkasa menjadi lelaki yang sangat suka menyakiti hati wanita dan membuatnya mena...