"Sudah saya bilang, hati-hati, Alya."
-Rossa Meliana-
😮
"Rossa, kamu memengaruhi anak kecil lagi? Sialan kamu!"
Cacian dari ibunya tidak dipedulikannya. Makian dari ayahnya juga dihiraukannya.
"Ya mau gimana lagi sih, aku cuma jalanin hobi aku!"
😮😮😮
"Bu, bu!"
Panggilan dan goyangan di tangannya membuatnya membuka mata. Mencoba menyesuaikan cahaya dengan pandangannya. Berkedip beberapa kali, dia mendapati Angkasa yang menatapnya khawatir.
"Kenapa?" tanyanya sambil mengusap kepala Angkasa. Kebiasaannya sejak dulu.
"Di luar, ada mobil yang isinya Alya, maybe."
Rossa menganggukkan kepalanya. Dia menatap jam yang masih menunjukkan pukul setengah 5 pagi. Secepat ini?
"Naskah drama kita belum selesai dibuat, Bu," ujar Angkasa kembali menyadarkan Rossa dari lamunannya.
"Enggak apa-apa, kita lanjutin sekalian sama pelaksanaan dramanya," jawab Bu Rossa lembut.
Arya tiba-tiba muncul, dia mengucek-ucek matanya. "Di luar, ada mobil!"
"Tahu," balas Angkasa cuek.
"Dih, enggak bilang-bilang!"
Tok tok
Suara ketukan pintu membuat ketiganya terdiam. Bu Rossa menyingkap selimutnya. "Kita kedatengan tamu," ucapnya berlalu dengan santai.
"Dan kalian jangan keluar dulu, oke?" lanjutnya lalu benar-benar meninggalkan kamar.
Bu Rossa membuka pintu dan mendapati 2 orang tamunya.
"Loh, Dini mana?" batinnya.
"Silakan masuk, Alya. Ada apa kamu pagi hari gini ke rumah ibu?"
Alya dan Dion menjatuhkan bokongnya di sofa empuk yang ingin sekali dipakai Dion sebagai tempat tidurnya.
Dion menguap, dia benar-benar ngantuk.
Alya mengedarkan pandangannya. "Mau berkunjung dan mencari sesuatu, Bu."
"Mencari apa, Al?" tanya Bu Rossa. Dia terlihat tidak memahami apa yang dikatakan Alya.
"Mencari informasi," ujar Alya lalu terkekeh kecil.
Alya mengambil sesuatu di saku celananya, dia kemudian mengucir rambutnya menggunakan ikat rambut yang ditemukan di sakunya.
"Informasi tentang?"
Alya berdeham lalu menggelengkan kepalanya untuk menyesuaikan rambut yang baru saja dikucirnya. "Tentang anak spesial yang ibu gunakan sebagai hobi ibu."
Bu Rossa terlihat terkejut, tetapi tidak lama dia kembali menyesuaikan wajahnya. Terlihat seperti tidak tahu apa-apa.
"Maksud kamu?"
Alya terlihat berpikir, dia menatap Dion yang tengah terkantuk-kantuk.
"Rossa Meliana. Dari kecil mempunyai hobi aneh, suka memperalat seseorang untuk melampiaskan hobinya. Sampai akhirnya menemukan seorang anak yang bertahan lama bersamanya," ujar Alya seperti sedang membaca sesuatu. "Mencuci pikiran anak kecil dan menyuruhnya melakukan hal-hal aneh yang disenangi oleh dirinya. Menjadi seorang guru agar tidak ada yang mencurigai atau mencari orang yang pas?" lanjut Alya dengan seringaiannya.
Saat Bu Rossa akan membalas perkataan Alya. Tiba-tiba saja Angkasa sudah ikut bergabung dengan mereka. Menatap Bu Rossa dengan pandangan kecewa?
"Semuanya, benar?" tanya Angkasa.
Arya mengelusi punggung Angkasa, mencoba mengurangi emosi Angkasa.
"Benar, Angkasa." Bukan Bu Rossa yang menjawab itu, tapi Alya. Alya kembali melanjutkkan dongengnya, "Bu Rossa orang yang pintar, terlalu pintar bahkan. Dan saat itu dia pulang ngajar dan ya, bertemu dengan kamu yang meminta dia menjadi guru lesnya, tanpa bayaran, kan?"
"Tahu dari mana lu!" Angkasa akan melayangkan tinjuannya, tetapi Arya menahan dan menggelengkan kepalanya.
"Dari mana, ya?" tanya Alya kepada dirinya sendiri lalu terkekeh dan tersenyum manis seperti biasanya.
"Ibu Santi enggak selingkuh. Dia pergi dari rumah karena suaminya sering memukulinya."
"Ibu gue? Ayah gue ga pernah jahat sama wanita ga tahu diri itu!" seru Angkasa terkekeh sinis.
Alya balik terkekeh sinis. "Enggak usah seakan kamu tahu semua kejadian di rumah, Angkasa. Ayah kamu memiliki 2 kepribadian. Dia kadang terlihat baik, dan tanpa kamu ketahui dia juga bisa menjadi pria yang jahat."
"Lu juga bukan siapa-siapa, ga usah sok lebih tahu dari gue yang anaknya!" bentak Angkasa.
"Saya lebih tahu dari kamu! Anak mana yang tidak bertanya kenapa ibunya setiap hari memakai baju panjang? Tidak pernah bertanya apakah dia tidak kepanasan, heh?"
Angkasa terdiam. Dia memang selalu melihat ibunya itu memakai baju panjang, tetapi Angkasa pikir ibunya memakai itu karena ibunya memang suka memakai baju panjang.
"Dari mana kamu tahu semua ini?" tanya Angkasa lemah.
"Ingat anak kecil yang kalian tinggalkan di rumah Ibu Santi?"
Arya dan Angkasa membulatkan matanya.
"Yap, itu saya. Bukan seorang bocah laki-laki, ya."
"T--tapi keluarga.." ucap Angkasa terbata-bata.
"Keluarga gue emang mungut ini anak. Cuma buat pandangan baik dari masyarakat aja. Alya sering pergi dan pulang seminggu kemudian ke rumah gue, katanya dia punya ibu yang ngerawat dia," timpal Dion.
Angkasa menarik rambutnya, mengacaknya kasar. Mencoba mencerna setiap kata-kata yang memasuki telinganya.
"Jadi, ibu enggak jahat?"
😮Angkasa😮
Sori typo mbeb. :")
Menujuu, menujuuu
Kapal q hampir berhentii
See u
>>>

KAMU SEDANG MEMBACA
Angkasa ✓
Ficção Adolescente[Completed] Sebelumnya, Angkasa selalu peduli terhadap wanita dan menjadikan wanita itu makhluk nomor satu yang harus dilindungi dan disayangi. Tetapi karena satu hal, Angkasa menjadi lelaki yang sangat suka menyakiti hati wanita dan membuatnya mena...