"Wanita itu sama saja dengan bunga bangkai, sama-sama bau busuk. Bedanya, bunga bangkai itu langka, wanita itu tai kuda."
-Angkasa Altezza-
😝Happy Reading!😝
🐱
Angkasa berjalan dengan senyum termanis yang dia punya. Senyum yang bisa membuat para gadis meleleh dan ingin memasukkan Angkasa ke dalam karung lalu mengatakan bahwa Angkasa itu miliknya.
Saat lagi tebar pesona, tiba-tiba..
Bruk
"Anjir!" umpat Angkasa dalam hati.
Hampir saja Angkasa jatuh. Dengan kesal, Angkasa melihat siapa yang sudah berani menabraknya.
"Eh, maaf ya, duh ga sengaja, kamu sih berdiri di tengah jalan," ucap pelaku yang menabrak Angkasa.
Gadis berwajah manis dengan rambut yang dikucir satu itu melihat Angkasa lalu berdiri.
"Enggak perlu dibantu, saya bisa kok. Oh iya, mau ngajak kenalan ya? Nanti aja ya, dadah," ucapnya lalu berlalu dengan cepat dari hadapan Angkasa.
Angkasa membelalakkan matanya. "Apaan sih anjir!"
Mood pagi Angkasa yang sudah berusaha dibangunnya dengan baik, runtuh karena gadis kurang ajar yang Angkasa juga tidak tahu siapa.
"Anak baru ya?" gumam Angkasa.
Angkasa menghampiri salah satu gadis yang entahlah Angkasa tak tahu siapa, salah satu dari mantannya mungkin?
"Eh, lu kenal sama itu orang tadi?"
Gadis yang ditanyai Angkasa malah tak menjawab, dia terlihat mencari-cari oksigen karena seorang Angkasa bertanya padanya.
"Lu bisu ya?" Tanya Angkasa dengan wajah tampannya yang minta ditabok itu.
"E-em itu, enggak kenal kak, hehe."
Angkasa berlalu dari gadis tadi, ah adik kelasnya ya? Angkasa tak memiliki nafsu lagi untuk tebar pesona.
Angkasa menyisir rambutnya menggunakan jari-jarinya. Sial, Angkasa merasa penasaran terhadap gadis tadi. Kenapa dia, tidak termenung melihat wajah tampan Angkasa? Atau tadi wajah tampannya Angkasa menghilang? Sialan, Angkasa benar-benar kesal.
"Woy Sa! Bengong mulu lu!"
Tepukan dipundak Angkasa membuat segala yang dipikirkannya buyar, hilang sudah.
"Kampret Ar, buat kaget aja lu!"
Arya Yudhistira. Cowok yang selalu dengan pedenya bilang kalau dia itu kece, lebih kece dari Angkasa. Cowok berkulit hitam manis itu menggandeng Angkasa ke kelas.
"Apa deh Sa, pagi-pagi ngelamun aja kayak kekurangan sesajen," ucapnya sambil tertawa.
"Iya emang, dan lu ngapain anjir gandeng gue!" ucap Angkasa dan menarik tangannya yang digandeng Arya.
"Angkasa sayang~ kamu kenapa sih, biasanya juga kita gandengan," balas Arya dengan suara dan tingkah laku genit yang membuat Angkasa refleks memukul kepalanya sehingga Arya mengaduh sambil terkekeh.
"Ya ampun, saya pagi-pagi udah lihat pasangan homo, mata saya ternodai."
Suara seorang gadis yang tidak asing di telinga Angkasa langsung menarik perhatiannya. Angkasa dan Arya melihat gadis yang daritadi mengusap-usap kedua matanya.
"Kalian ini, ganteng-ganteng tapi homo," ucap gadis itu geleng-geleng kepala.
"Kamu lagi," ucapnya menunjuk Angkasa.
Angkasa menunjuk dirinya sendiri karena bingung, "gue?"
"Iya kamu. Tinggi, keren, kulitnya bagus, aduh pokoknya kamu keren. Tapi kenapa homo sih?"
Sebelum Angkasa menjawab gadis yang tengah memuji entah mengatainya itu, seorang guru lebih dulu menginterupsi percakapan mereka.
"Hei, sudah bel daritadi, kenapa kalian berdiri di depan kelas begini? Masuk!" Perintah seorang wanita dengan wajah garangnya. "Angkasa, Arya, masuk! Dan kamu ayo ikut masuk," ucapnya menunjuk gadis tadi.
Mereka masuk ke dalam kelas. Angkasa dan Arya langsung menuju ke singgasana mereka. Gadis tadi dan --Bu Rossa, guru matematika yang sebenarnya sangat cantik jika tidak sedang marah-marah.
"Ayo, perkenalkan diri kamu," perintah Bu Rossa kepada gadis yang daritadi menyita perhatian penghuni kelas.
"Hai semua! Nama saya Alya Khairunissa. Umur saya InshaAllah masih panjang. Saya pindahan dari Jogja, salam kenal ya! Semoga mau temenan sama saya!"
"Baiklah, kenalannya nanti dilanjut saat istirahat ya! Alya, silakan duduk di belakang Angkasa. Angkasa, tolong tunjuk tangan kamu!"
Setelah menganggukkan kepalanya dan tersenyum kepada Bu Rossa, Alya langsung melangkahkan kakinya ke tempat Angkasa berada.
"Eh kamu? Si homo, hahah salam kenal ya!" ucap Alya ceria.
Berbeda dengan Angkasa yang sudah menampilkan wajah kesal berkali-kali lipat. Arya hanya terkekeh melihat wajah kesal Angkasa.
"Ar, itu kenapa anak-anak pada ketawa setiap lihat kita?" Angkasa memperhatikan orang-orang yang daritadi mencuri pandang.
"Lah, mana gue tau," jawab Arya menggaruk kepalanya yang memang gatal.
"Sa," ucap Arya memanggil Angkasa.
"Apaan?" sahut Angkasa malas.
"Coba lihat sini."
Saat Angkasa menghadap Arya, Arya mengambil sesuatu di bawah mata Angkasa. "Nih, bulu mata lu jatuh, a.."
"IH, KALIAN BENERAN HOMO YA? JANGAN MESRA-MESRAAN DI HADAPAN SAYA DONG!"
Saat semua melihat ke arah Angkasa, Angkasa sudah ingin menenggelamkan Alya di laut saja, dan saat Bu Rossa ikut-ikutan, Angkasa ingin mencabik wajah Arya sampai hancur.
"Aduh Angkasa, kamu ganteng-ganteng gitu sukanya kok ke Arya. Kurang emang tadi siaran live nya di depan kelas?" Bu Rossa tertawa bersamaan dengan semua penghuni kelas, kecuali Angkasa tentunya.
Arya? Dia mah enggak punya malu.
Mulai sekarang, Alya masuk ke dalam deretan wanita yang akan disakitin oleh Angkasa.
"Selamat, Alya!" gumam Angkasa melihat Alya dengan wajah seramnya.
😨Angkasa😨
HEYO😍😚
CEMOGA CUKAK😡😣Te Amo❤
>>>
![](https://img.wattpad.com/cover/179546267-288-k300797.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Angkasa ✓
Teen Fiction[Completed] Sebelumnya, Angkasa selalu peduli terhadap wanita dan menjadikan wanita itu makhluk nomor satu yang harus dilindungi dan disayangi. Tetapi karena satu hal, Angkasa menjadi lelaki yang sangat suka menyakiti hati wanita dan membuatnya mena...