J. Keanehan Angkasa

3.8K 221 24
                                    

"Belum tahu ya? Nih gue kasih tahu, ga ada yang boleh lebih pintar dari gue, paham?"

-Angkasa Altezza-

😐

Angkasa menatap tajam hasil ulangan matematika. Dia menatap kertas yang tertempel di pintu kelas itu dengan tangan mengepal.

Peringkat 2?

Seorang Angkasa?

Angkasa tersenyum sinis. "Yah, salah pilih pacar."

Angkasa mulai memasang kembali senyum manisnya, dia berjalan pergi dengan menenteng kembali tasnya.

"Ah, mood gue hancur," gumamnya lalu menghilang dari kelas yang masih sepi itu.

Bu Rossa itu suka buat kuis, ulangan tiba-tiba, lalu menempel hasilnya di depan pintu kelas. Bu Rossa selalu melihat Angkasa yang mendapat peringkat teratas. Tetapi, untuk kedua kalinya, Angkasa harus mendapat peringkat kedua?

😐😐😐

Bel sudah berbunyi sejak 5 menit yang lalu, Alya melihat kanan kiri dan terus menatap pintu kelas. Aneh, tidak biasanya Angkasa telat. Setahu Alya, Angkasa itu anak yang rajin, pintar, dan ganteng pastingnya.

Alya tahu dia ditatap sinis dan selalu digosipin di kelas, tetapi Alya tidak peduli. Saat ini, dia hanya ingin tahu kemana pacarnya itu pergi. Kenapa dia tidak sekolah? Dia sakit? Ah, mungkin saat bel pulang sekolah Alya akan langsung ke rumah Angkasa.

"Pagi teman semuaa," ucapan seseorang yang suaranya dikenal Alya membuat Alya langsung menoleh.

"Arya," gumam Alya.

"Hai pacarnya Angkasa! Udah lama ya kita ga ketemu, huhu."

"Angkasa mana, Ar?" Alya langsung bertanya, dia benar-benar penasaran kenapa Angkasa bolos sekolah.

Arya hanya mengangkat bahunya dan menggeleng. "Ga tahu."

"Oh iya, lu peringkat 1 ulangan matematika, kan? Selamat!" Arya menyalami Alya dengan senyum manisnya.

Alya hanya menganggukkan kepalanya. "Makasih!"

"Soal Angkasa di mana, dia lagi nenangin diri, mungkin? Karena gue sayang sama lu, gue saranin, pindah sekolah aja," bisik Arya lalu bergabung dengan anak laki-laki lainnya.

Alya mengerutkan dahinya. Dia sama sekali tidak paham.

Alya menggelengkan kepalanya, dia tidak mau tahu. Dia mengambil buku novelnya dan mulai membaca tanpa peduli sekitarnya.

Dini membetulkan kacamatanya. Dia melirik Alya dengan tajam. Dini tahu, gadis cantik dan polos itu hidupnya sebentar lagi akan rumit. Dini tahu itu, karena itu, dia harus melindunginya.

"Gue ga boleh kehilangan lagi," gumam Dini sambil mengusap cairan bening yang ntah kapan turun dari matanya.

Waktu terasa berjalan begitu lama bagi Alya. Dia ingin bel pulang cepat-cepat berbunyi. Dia rindu Angkasa. Dia rindu pada pacarnya.

Alya benar-benar tidak bisa fokus hari ini. Perutnya lapar dan tidak ada Angkasa. Alya belum makan dari semalam. Kalau Angkasa tahu, dia pasti peduli.

Alya menghela napasnya lelah. Dia ingin bercerita, dia ingin mencurahkan semua keluh kesahnya. Alya butuh teman.

Saat mengedarkan pandangannya, Alya tidak sengaja menatap Dini yang sedang tersenyum manis kepadanya. Senyum itu entah kenapa terasa menular. Alya ikut tersenyum tanpa dia sadari.

😐😐😐

Rumah Angkasa terlihat begitu berantakan, semua barang-barang ada di bawah dan berpecahan.

Angkasa menarik kucing manis yang sedang ketakutan itu dengan kasar.

"Majikan lu itu, kurang ajar, ga sopan, dan jelek!" seru Angkasa menarik-narik ekor Shiro.

Shiro mengeong dengan keras.

"Orang jelek ga boleh jadi pacar Angkasa. Orang jelek harus dikasih pelajaran. Apalagi orang jelek yang udah beraninya ngalahin Angkasa. Iyakan, Ibu?"

"Jadi, mulai sekarang, gue akan mulai ngajarin dia, dia terlalu dimanjain. Lu juga terlalu dimanjain, Shiro," ucap Angkasa lalu melempar Shiro dengan kuat.

"Pergi dan jangan sampai gue ngelihat lu lagi." Angkasa menendang Shiro keluar rumahnya.

"Peliharaannya udah diusir, tinggal majikannya," ucapnya sambil tersenyum sinis.

Angkasa mengambil handphonenya dan mulai mengetikkan sesuatu.

Permainan sebenarnya dimulai, Alya.



😐Angkasa😐

IYA TAHU INI DIKIT, TAHUUU, TEMPEEE.

Jadi, gimana sifat Angkasa sekarang ini? Muehehe.

Semoga sukaa.

Harus suka, sih.

Monmaap kalo ada typo. Sila dikoreksi.

Sampai jumpa di halaman selanjutnya.

Te amo

>>>

Angkasa ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang