"Terlalu dimanjain ujung-ujungnya malah jijikin."
-Angkasa Altezza-
😖
#
Gadis cantik dengan rok mini berwarna merah muda itu berjongkok. Dia mengelus kucing manis yang tengah berbaring di pinggir jalan itu dengan sayang.
Dia menggendong kucing itu dan membawanya pulang.
Line!
Angkasa
Ar, bilangin ke Alya gausah ke rumah gue. Lu pasti udah tahu kan?
Arya
Yoi, kirain bakal lama sama yang ini, Sa. Wkwkw.
Angkasa
Gue kirain juga. Besok kita mulai, Ar.
Arya
Okeee bos q.
Arya melihat Alya yang sudah memasukkan buku-bukunya ke dalam tasnya. Arya segera menghampiri Alya dan menepuk pundaknya.
"Woy! Angkasa tadi chat gue, dia katanya mau pergi, lu ga usah datang," ucap Arya.
Alya merengut. "Yahh, terus Shiro gimana?"
"Palingan juga tuh kucing udah mati," gumam Arya.
"Ha?"
"Ah enggak, pokoknya ga usah datang. Udah yee, gue mau balik, dadah." Arya langsung lari dan menghilang dari hadapan Alya.
Tidak lama, Arya balik lagi.
"Oh iya Al, karena gue masih baik. Besok bakal seru, tapi ga seru buat lu. Jadi, gue saranin, besok ga usah masuk, okeee dadahh," ucap Arya dan dia benar-benar pergi.
"Apaan sih." Alya melangkahkan kakinya pergi dari kelas. "Yah, jadi ikut kumpul keluarga, deh."
"Udah mau dimulai, ya?" Gadis berkacamata itu tersenyum sedih.
😖😖😖
Angkasa dan Arya datang bersamaan. Dengan mulut yang sama-sama sedang mengunyah permen karet. Dua laki-laki tampan itu berbincang dan sesekali tertawa.
"Yakin lu, Sa?" Arya lagi-lagi bertanya pertanyaan yang sama. Sejujurnya, Arya sempat berpikir kalau Angkasa sudah betah pacaran dengan Alya.
"Iya, nanya mulu lu. Kenapa? Suka lu sama dia?" Angkasa menaik-naikkan alisnya tanda menggoda Arya.
"Dih, kaga. Ogah banget ya," ucap Arya.
Angkasa hanya terkekeh geli.
"Lu kan bucin gue ya," ucap Angkasa bercanda.
Arya tidak membalasnya, dia hanya melirik Angkasa malas.
Arya melihat seorang gadis yang sedang berjalan sendirian dengan banyak buku di tangannya. "Keras kepala amat, udah dikasih tahu juga."
"Eh, pacar gue Ar. Ntar ya, gue mau bantuin pacar gue dulu!" seru Angkasa masih menatap Alya tajam. Bibirnya menyunggingkan senyum manis yang sangat menyeramkan. Ah, Arya sampai merinding dibuatnya.
Arya bisa melihat Angkasa yang mendatangi Alya dan mengambil alih buku-buku yang dibawa oleh Alya.
"Raja akting emang." Arya bersiul-siul dan mengikuti Angkasa dari belakang.
😖😖😖
Alya terkejut mendapati Angkasa yang tiba-tiba sudah mengambil alih buku-buku yang dibawanya. Alya menatap Angkasa dan terjadi sesuatu yang tidak beres dengan jantungnya.
Padahal Alya sedang dalam keadaan yang buruk. Moodnya benar-benar hancur. Tetapi begitu mendapati Angkasa dihadapannya, Alya langsung tersenyum lebar.
"Kamu semalam kenapa ga datang, Sa?" tanya Alya memulai percakapan.
"Ada urusan. Kenapa? Kangen kan lu?" Angkasa mengedipkan matanya kepada Alya.
Alya mengalihkan pandangannya. "Oh iya, Shiro udah dikasih makan, kan?"
Angkasa tidak menjawab.
"Sa?"
"Ah iya, udah. Tenang aja beib." Angkasa tersenyum. "Nah, udah sampai kelas, ini buku kenapa banyak amat dah?" Angkasa meletakkan buku-buku itu di meja guru.
"Itu tadi saya disuruh sama guru. Makasih Angkasa!"
Angkasa tersenyum. Dia menepuk-nepuk kepala Alya lembut. "Sama-sama, pacar!"
Pipi Alya merona. Dia benar-benar sudah jatuh.
Angkasa tersenyum lebar.
"Bakal seru banget ini!" seru Angkasa senang.
"Apanya, Sa?" Alya mengerutkan dahinya. Tidak paham sama sekali.
"Game. Nanti lu jadi pemeran utamanya, karena lu pacar gue. Ah, semoga lu bisa senang juga, ya!" Angkasa melenggang pergi dan duduk bersama Arya.
Alya menggeleng-gelengkan kepalanya. Dia tidak paham sama sekali. Ah ntahlah, dia tidak peduli.
Alya bisa melihat Dini yang terus-terusan menatapnya. Dia kenapa sih?
Alya balas menatap Dini dengan tatapan tajam. Alya melangkah ke tempat duduknya. Entah sekadar hanya perasaan atau apa, Alya merasa hari ini tidak bagus untuknya.
Alya memukul kepalanya pelan. "Ga ada apa-apa. Cuma perasaan aja," gumamnya.
😖😖😖
"Alya sama Dini dipanggil ke kantor guru!" Andre berteriak di depan kelas.
Alya hanya menganggukkan kepalanya. Dia segera keluar dan segera disusul oleh Dini.
Ketika Alya keluar. Semua tersenyum. "Jadi, gimana rencananya, Sa?"
Angkasa tertawa. Ketampanannya terlihat berkali-kali lipat. "Pada semangat amat!"
Semua teman-temannya menganggukkan kepalanya. "JELAS, GUE UDAH MALES BANGET LIHAT ITU ANAK!"
Angkasa mengangguk-anggukkan kepalanya. "Okee jadi gini.."
😖Angkasa😖
MAAP KALO ADA TYPO OK
JUMPA LAGI WOY
DABEL APDET, MUEHEHEHEHEHEHE.
😆😆😆😆 BENERAN SEMOGA SUKA TAPI AQ TU SEBENERNYA MAKSA SUKA OK.
SAMPAI JUMPAA DI HALAMAN SELANJUTNYA. DADAHHH💋💋💋💋
TE AMO
>>>

KAMU SEDANG MEMBACA
Angkasa ✓
Teen Fiction[Completed] Sebelumnya, Angkasa selalu peduli terhadap wanita dan menjadikan wanita itu makhluk nomor satu yang harus dilindungi dan disayangi. Tetapi karena satu hal, Angkasa menjadi lelaki yang sangat suka menyakiti hati wanita dan membuatnya mena...