L. Permainan dimulai

3.6K 215 25
                                    

"Semua orang itu jahat. Semua orang itu hina. Terus kenapa saya bisa-bisanya jatuh lagi pada manusia?"

-Alya Khairunissa-

😕

Dini dan Alya berjalan beriringan di koridor. Mereka berdua sama-sama diam.

"Permisi," ucap Alya dan Dini bersamaan ketika masuk kantor guru.

"Iya, ada apa ya?" Bu Rossa bertanya dengan pandangan dan tangan yang masih sibuk mengetik di laptop.

"Ah itu bu, katanya saya dan Alya dipanggil, ada apa ya?" tanya Dini sesekali meremas tangannya karena gugup.

Bu Rossa lalu memandang Alya dan Dini.

"Siapa yang bilang?"

"Andre, Bu." Alya dan Dini berkata dengan serempak.

Bu Rossa menghela napasnya. Ya, semoga kali ini Angkasa tidak kelewatan.

"Tidak ada apa-apa. Sudah sana balik ke kelas kalian!" Bu Rossa kembali memalingkan wajahnya dan kembali melanjutkan pekerjaannya.

"Oh iya, Alya," panggil Bu Rossa dan memandang Alya.

"Saya, Bu?" Alya menunjuk dirinya sendiri.

"Hati-hati, jadi murid pindahan dan langsung mendapatkan peringkat tinggi adalah tingkah yang sangat menyebalkan bagi orang lain.."

".. dan kamu, Andini Maheswari! Lindungi apa yang ingin kamu lindungi, jangan ragu apalagi melarikan diri."

Bu Rossa mengatakan sesuatu yang sangat membingungkan bagi Alya.

Dini mengepalkan kedua tangannya. "Saya tidak akan mengulang kesalahan yang sama, Bu."

Bu Rossa menganggukkan kepalanya dan menyuruh mereka kembali ke kelasnya.

😕😕😕

Alya dan Dini masuk ke kelas dan duduk kembali ke tempatnya masing-masing. Saat ini mereka sedang mendapatkan jam kosong.

"Alya, temenan yuk?" Siska -- salah satu siswi berdandan menor yang selama ini selalu menatap sinis Alya tiba-tiba mendekatinya.

Alya terkejut. Dia melihat sekitarnya yang tampak biasa-biasa saja. Alya melihat Angkasa yang sedang bercanda gurau dengan Arya.

Alya kembali menatap Siska yang tersenyum lebar dihadapannya.

"Yukk yukk, temenan ya? Okee mulai sekarang kita teman, yay!" Siska menarik-narik tangan Alya dan menggoyang-goyangkannya.

Alya senang, dia tidak menghawatirkan apapun lagi. Alya senang karena akhirnya dia punya teman.

"Oh iya Al, kita kan udah temenan. Teman itu harus tahu satu sama lain. Jadi, ceritain tentang keluarga kamu, dong!"

"Eh?"

Alya menggerakkan kakinya gelisah. Entah kenapa dia benar-benar punya firasat buruk soal ini. Tapi ini kesempatan dia untuk berteman lagi, kan?

Angkasa ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang