U. Rahasia Angkasa (b)

1.7K 98 14
                                    

"Akhirnya Angkasa udah ganteng dan pintar sesuai permintaan ibu, tapi sayangnya ibu sekarang udah di neraka."

-Angkasa Altezza-

😌

Angkasa melihat pria tua yang biasanya memukulinya itu terlihat seperti tidak bernyawa. Ayahnya itu begitu pulang langsung duduk sambil memegangi foto pernikahannya dan mengelus-elus foto ibunya.

Angkasa kesal. Kenapa ayahnya bisa sangat mencintai wanita tidak tahu diri itu?

Kenapa ayahnya tidak membenci ibunya?

Ah, bahkan Angkasa tidak mau menganggap wanita itu sebagai ibunya lagi.

Angkasa melangkahkan kakinya keluar rumah, menunggu Arya datang. Angkasa menendang-nendang batu sebagai pelarian rasa bosannya. Sampai dia melihat mobil mewah yang berjalan dan berhenti di depannya. Dia tersenyum saat Arya mengajaknya untuk masuk ke dalam mobil mewah itu.

"Ibu kamu tinggal di Jalan Indah, rumahnya nomor 3." Arya langsung memulai percakapan begitu Angkasa duduk.

Angkasa mengangguk-anggukkan kepalanya.

"Tapi Sa, kata kamu dia sudah punya suami baru, kan?" tanya Arya bingung.

Angkasa menganggukkan kepalanya yakin.

"Ini, dia tinggal sendirian. Enggak sendiri sih, dia tinggal sama anak cewek."

Angkasa mencoba mencerna apa yang dikatakan Arya. "Mungkin suaminya lagi keluar kota."

Kali ini Arya yang menganggukkan kepalanya.

"Anak itu, anaknya ibu?"

Terlalu lama bergulat dengan pikirannya sendiri, Angkasa sampai tidak sadar kalau mereka sudah sampai. Bagaimana pun, Angkasa harus memusnahkan ibunya itu. Hanya itu kesimpulan akhir yang Angkasa dapat.

Arya membuka pintu mobilnya, berjalan keluar dan diikuti oleh Angkasa.

"Yakin, Sa?"

Anggukan kepala Angkasa melanjutkan rencana kedua bocah itu.

Ketika sudah berada di depan pintu rumah ibunya, Angkasa merasa ragu. Untuk mengetuk rumah ibunya saja tangannya bergetar.

Tok tok

Arya mengetuk pintu, menggantikan Angkasa yang saat ini pikirannya entah di mana.

Pintu itu terbuka, memperlihatkan seorang wanita yang mengenakan celemek. Wanita itu -- Santi terlihat terkejut.

Santi mempersilakan kedua anak itu masuk. Dia melepas celemek yang dipakainya itu, mematikan kompor dan ikut bergabung dengan tamunya.

"Ada apa?" tanyanya lembut.

Angkasa mengedarkan pandangannya. "Mana suami barunya?"

Santi mengangkat bahunya acuh.

"Ayah kamu yang nyuruh kamu ke sini?"

Angkasa menggeleng.

"Jadi, ngapain?"

Angkasa ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang