"Bu. Tahu tidak."
"Tidak. Kau belum beritahu bagaimana ibu tahu?"
"Benar."
"Mau beritahu apa?" Tanya Taeyeon sambil tetap memotong sawi putih.
"Ada murid baru di sekolahku."
"Oh ya? Laki-laki atau perempuan?"
"Laki-laki."
"Jadi? Kau suka padanya?"
Tzuyu diam memasang wajah datar. Perkataan Ibunya cukup membuatnya kesal. Taeyeon tertawa kecil melihatnya.
"Darimana dia?" Tanya Baekhyun.
"Sekolah terkenal di pusat kota itu."
"Sekolah bagus."
"Iya. Menurut Ayah kenapa dia pindah kemari?"
"Mana Ayah tahu. Kenapa tidak kau tanyakan sendiri padanya? Apa dia orang yang ramah?"
"Hm.. Entahlah. Tadi dia hampir bertengkar dengan Taehyung."
"Bertengkar? Kenapa?" Taeyeon.
"Begitulah. Laki-laki selalu ribut."
"Jadi maksudmu ayahmu ini juga ribut?" Tanya Baekhyun bercanda.
"Ah, tidak." Tzuyu tertawa kecil. Ia kemudian bangkit dari bangkunya dan mendekat ke Taeyeon.
"Ibu masak apa?"
"Tumis daging."
"Ada yang bisa kubantu?"
"Potonglah kentang ini."
•••
"Bagaimana hari pertamamu?"
"Tolong jangan tanyai aku seolah aku anak TK yang baru masuk bu."
"Eh, tak perlu marah. Ibu kan hanya bertanya."
"Ya.. Begitulah. Biasa saja."
"Bagaimana sekolahnya? Bagus kan? Fasilitasnya? Apa kau suka?"
"Bagus."
"Baguslah kalau begitu."
"Suho? Kau mau kemana lagi? Duduklah dulu makan malam bersama putramu." Yoona tersenyum berharap suaminya bisa menghabiskan waktu bersama istrinya dan putranya, walau Yoona tahu itu mustahil.
"Aku harus pergi." Suho memakai jasnya.
Yoona masih tersenyum. Ia kembali mencoba, terus mencoba.
"Kemana lagi? Kau sudah pergi sejak tadi pagi dan baru tadi sore kau pulang. Sekarang kau mau pergi lagi. Duduklah dulu. Apa kau bahkan tahu Seokjin pergi ke sekolah barunya hari ini?"
"Aku tidak ada waktu. Aku akan makan diluar. Jangan tunggu aku. Aku mungkin pulang larut."
"Ayolah. Perhatikan putramu."
"Biarkan saja dia pergi. Jangan buang waktu Ibu pada orang sepertinya." Seokjin bicara sambil memakan makanannya. Datar, dingin.
Suho membeku sejenak. Ia berjalan menuju Seokjin.
"Kau bilang apa tadi?"
"Hm?" Kata Seokjin santai.
"Jangan berani kau bersikap kurang ajar padaku."
"Jujur saja, aku tak mengerti dimana kesalahanku. Bukankah kau mau pergi tadi? Pergilah. Kau bilang kau tak ada waktu, aku membantumu disini."
"Beraninya kau bicara begitu. Aku ini ayahmu! Tunjukkan rasa hormatmu!"
"Oh ya? Apa kau menunjukkan rasa hormat pada istrimu? Ibuku?"
"Seokjin. Cukup." Yoona berusaha menghentikan hal-hal yang tak diinginkan, tapi mungkin Yoona sudah terlambat.
"Tidak bu. Dia harus tahu. Bagaimana rasanya diperlakukan tidak hormat. Direndahkan, disepelekan, diacuhkan."
Satu tamparan tiba-tiba mendarat di pipi Seokjin.
"Suho!" Yoona mendekat ke Suho dan mendorongnya menjauh dari Seokjin.
"Aku yang membuat kalian seperti sekarang ini. Aku yang membuatmu bisa masuk sekolah elit, dan aku juga yang membuatmu bisa jadi istri berstatus tinggi. Kalian tak bisa apa-apa tanpaku!" Suara Suho menggema di seluruh penjuru rumah.
"Jadi jangan pernah kau memperlakukanku dengan kurang ajar. Kau ajari putramu cara bersikap." Suho berlalu pergi ke pintu depan, tentu tanpa perasaan bersalah setelah menampar putranya.
"Kau tidak apa-apa?" Yoona memastikan kondisi Seokjin, setengah berkaca-kaca karena syok atas apa yang diperbuat Suho pada putranya sendiri.
"Kenapa Ibu tetap seperti ini, sampai kapan Ibu harus seperti ini, berpisahlah dengannya, Bu. Aku pasti bisa memenuhi kebutuhan kita berdua, aku akan bekerja, kita bisa tinggal di rumah saudara sementara aku akan bekerja dan cari uang untuk sewa apartemen. Itu pasti bisa. Lakukan saja, Bu. Ceraikan dia."
"Seokjin, dengarkan Ibu." Yoona menggenggam tangan putranya.
"Ibu menikah dengan Ayahmu bukan karena uang. Ibu betul-betul mencintainya, Ibu tidak bisa meninggalkan Ayahmu begitu saja."
Seokjin terlihat jelas kecewa pada jawaban Yoona.
"Ibu tahu kau mungkin tak menyukainya, tapi bagaimanapun juga dia itu tetap Ayahmu. Walaupun Ia sangat menjengkelkan sampai kau tak ingin menatap wajahnya, tidak ada yang bisa membantah fakta bahwa dia adalah Ayahmu. Ibu sangat menyayangimu. Dan juga Ayahmu. Ibu harap kau bisa mengerti."
Seokjin terdiam. Ia merasa Yoona baru saja mengatakan hal yang tidak salah, tapi tidak juga benar.
Yoona memeluk Seokjin erat.
"Ibu sangat menyayangimu. Berhentilah melawan Ayahmu, Ibu tidak ingin melihatmu tersakiti."
Seokjin terdiam di pelukan Yoona sejenak sebelum membalas pelukannya.
(End of Chapter)
•••
Apakah keadaan rumah yang tidak baik ini yang membuat Seokjin menjadi pribadi yang kurang terbuka? Apa hal itu bisa berubah?
KAMU SEDANG MEMBACA
SKY FULL OF STARS 1 (FINISHED-REVISI)
Random"Dua laki - laki mencintaimu, keputusan di tanganmu." ••• q : gimana sih isinya? a : ini awal awal kaya school 2015 ya, tapi maaf nanti lama lama jadi kaya sky castle gitu diada-adain ceritanya 😭👍 tapi janji bikin penasaran kok 😔 q : genre? a : r...