#36 - Butterfly

590 56 5
                                    

"Ini saja?"

"Ya. Ini saja."

Tzuyu melihat sekeliling saat penjaga kasir sedang menghitung harga barang belanjaannya.

Pandangannya berhenti pada seorang gadis muda yang kesulitan mengambil sesuatu di rak.

"Eum, permisi sebentar." kata Tzuyu pada penjaga kasir.

"Iya."

Tzuyu berlari ke gadis itu.

"Butuh bantuan?" tanya Tzuyu.

Tzuyu mengambilkan barang yang ingin diambil gadis itu. Tzuyu memang lebih tinggi.

"Ah.. Terimakasih."

Tzuyu sangat terkejut ketika melihat gadis itu lebih teliti. Ternyata ia sedang hamil besar. Padahal tadinya Tzuyu berpikir gadis itu jauh lebih muda daripada dirinya, dan sepertinya memang iya.

Tzuyu juga baru memperhatikan kalau yang diambil gadis tadi adalah susu ibu hamil.

"Iya, sama-sama. Aku Tzuyu."

"Dami." gadis itu membalas jabat tangan Tzuyu.

Tzuyu melihat keranjang belanjaan gadis itu. Banyak sekali isinya.

"Biar kubawakan." kata Tzuyu.

"Ah tidak, tidak usah kak."

"Tidak apa-apa."

Setelah membayar belanjaan mereka berdua, mereka keluar dari supermarket.

"Kau sendirian saja?"

"Iya."

"Dimana rumahmu?"

"Tidak terlalu jauh dari sini."

"Ayo aku antar." Tzuyu mengambil tas belanjaan Dami.

"Eh.. Tidak usah kak.."

"Sudahlah, tidak apa-apa, kau tidak boleh bawa barang berat-berat, lagipula aku juga tidak ada acara."

"Aduh, terimakasih."

"Tidak apa-apa." Tzuyu tersenyum.

Mereka berdua berjalan menuju rumah Dami.

"Maafkan aku ya kak, seharusnya jangan begini, pasti sangat merepotkan."

"Tidak, tidak apa-apa, santai saja. Berapa bulan usia kandunganmu?"

"Delapan."

"Ah.. Bagus. Kenapa kau belanja sendirian saja? Jangan sering-sering melakukan itu, ajak suamimu untuk menemanimu."

"Aku tidak menikah."

"Apa..?"

---

"Itu sebuah kecelakaan." Dami meletakkan minum untuk Tzuyu dan duduk di sampingnya.

"Kami bertindak diluar batas, dan aku hamil."

"Dimana dia? Dimana kekasihmu?"

"Dia.. Dia pergi. Aku tidak tahu dia kemana, setelah aku memberitahunya soal ini, dia tidak pernah bisa dihubungi lagi."

"Astaga, malangnya bayi ini. Apa selama ini kau mengurus kehamilanmu sendirian? Bagaimana tanggapan orang tuamu?"

Dami tertawa kecil.

"Ya, aku mengurusnya sendiri. Tentu saja anak sepertiku tidak pantas diakui lagi, ayah dan ibuku mengusirku dari rumah."

"Oh tidak.." Tzuyu mengenggam tangan Dami.

Dami tersenyum.

"Tidak perlu merasa kasihan kak, ini memang pantas untuk anak sepertiku."

"Jangan bilang begitu.. Lalu.. Bagaimana kau bisa membeli semua kebutuhan sehari-hari?"

"Aku bekerja paruh waktu. Dulu aku tinggal bersama seorang wanita, dia baik sekali, dia selalu menjagaku, sampai hasil kerjaku cukup untuk menyewa rumah ini, aku sangat berterimakasih padanya."

"Dami.. Kau wanita yang sangat kuat. Bayimu akan sangat bangga memiliki ibu sepertimu."

"Ya, semoga begitu. Aku tidak pernah terpikir untuk melakukan aborsi, saat aku mengetahui aku hamil, hal pertama yang terlintas di pikiranku adalah 'jangan lakukan aborsi' , namun ini tak semudah yang kubayangkan."

"Tidak apa-apa Dami, kau mengambil keputusan yang sangat bijak. Dan kau harus tahu, aku disini sekarang, apapun yang terjadi, kau bisa minta tolong padaku. Anggap saja aku ini kakakmu."

"Ah.. Terimakasih banyak."

"Tentu saja, jangan dipikirkan. Berapa umurmu Dami?"

"Enam belas kak."

"Astaga, kau masih sangat muda. Apa kau juga rutin melakukan pemeriksaan ke dokter kandungan?"

"Iya kak, tentu saja."

"Apakah bayinya sehat?"

"Iya kak, bayinya sehat."

"Perempuan? Laki-laki?"

"Perempuan."

"Dia pasti akan jadi secantik dirimu."

"Tentu." balas Dami sambil tersenyum sebisanya.

"Bagaimana denganmu kak? Apa kau sudah menikah?"

"Belum, apa aku terlihat setua itu?😂"

"Ah.. Tidak kak, bukan begitu maksudku.."

"Iya iya tidak apa, santai saja. Belum. Aku akan lulus SMA tahun ini."

"Oh.. Begitu.."

"Iya." balas Tzuyu.

"Bagaimana dengan persalinanmu? Apa kau sudah menyiapkan segala keperluannya?"

"Aku tidak tahu kak, aku rasa aku tidak siap. Aku takut."

Tzuyu menatap Dami dengan prihatin. Entah kenapa pacarnya meninggalkan dia begitu saja. Kasihan Dami.

Tzuyu menggenggam tangan Dami.

"Dami, kita baru saja bertemu. Entah apa kau bisa mempercayaiku atau tidak, tapi aku akan membantumu. Akan kuberikan nomor ponselku, kau bisa hubungi aku kapan saja kau membutuhkanku. Aku akan memastikan kau dan bayimu baik-baik saja."

"Terimakasih kak, aku tidak tahu bagaimana harus berterimakasih atas kebaikanmu ini." Dami memeluk Tzuyu erat.

Tzuyu seketika teringat Minju. Usia Dami tak jauh berbeda dengan usia Minju. Bagaimana bila hal seperti ini terjadi pada Minju? Tzuyu akan rela memberikan seluruh nyawanya untuk membantu Minju. Dan kini ia menemukan Dami dengan kondisi seperti ini, Tzuyu sangat ingin bisa membantu walau sedikit.








nb : terinspirasi dari webtoon : Young Mom

SKY FULL OF STARS 1 (FINISHED-REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang