Happy Reading ❤❤❤
6. Spekulasi
“Apa yang mereka perbuat, karena ulah kami juga.”
Berita buruk yang disampaikan Maorer beberapa waktu lalu membuat Yama langsung memacu kuda besinya menuju rumah sakit sesegera mungkin. Langit masih gelap, sementara motor kesayangannya melaju membelah jalan bermodalkan lampu di sepanjang lintasan.
Jari-jemari cowok itu menggenggam stang motor dengan erat, seolah melampiaskan rasa amarahnya yang kini sulit untuk dibendung. Orang-orang itu sudah bertindak di luar akal sehat, menghajar anggota Cybertron yang tengah berjaga dan menghancurkan basecamp pada saat itu juga.
Seminggu yang lalu, tepat ketika Koral berhasil dibebaskan dari cekalan Cerberus, Cybertron sudah memperketat pengawasan di sekitar markas karena Yama sudah memperkirakan hal seperti ini. Tapi emergency tak berhasil dikumandangkan, menyebabkan anggota Cybertron dan beberapa orang suruhan Yama justru menjadi samsak malam tadi.
Seberapa banyak komplotan kriminal itu datang ke markas mereka? Padahal Yama sudah memastikan lokasi mereka tidak akan bisa sembarangan dijamah oleh orang-orang seperti itu.
Yama memarkirkan motor ninjanya di parkiran gedung bertingkat yang berdiri menjulang. Dengan tergesa, cowok dengan jaket bomber navy itu melepas helm fullface dan meletakkannya di atas tangki motor.
Langkahnya bergema di koridor, menuju ruangan yang dituju. Tepat di depan IGD, anggota inti Cybertron sudah hadir. Air muka mereka sulit terbaca, namun Badai yang duduk paling tengah tampak begitu frustasi.
Melihat Yama sudah sampai, Maorer langsung bangkit berdiri. “Gimana keadaan mereka?” tanyanya langsung.
“Udah lebih stabil, tapi belum sadarkan diri. Sebentar lagi bisa dipindahin ke ruang rawat inap,” jawabnya. “Luka mereka tergolong parah kalau dibilang sekedar pukulan biasa, yang nyerang mereka pasti pakai senjata. Untungnya enggak ada luka tusukan, meskipun pukulan yang mereka dapat terlalu…” Maorer menggantungkan ucapannya. Dia turut merasa sakit ketika melihat teman-temannya harus terkulai lemas dengan alat-alat kesehatan di dalam sana.
“Gue enggak habis pikir, mereka juga ngehancurin basecamp kita,” kata Zico yang bersandar pada tembok sambil menunggu kabar dari dokter yang menangani teman-temannya.
“Tapi anehnya, lantai dua baik-baik aja,” imbuh Marva yang sibuk merangkai spekulasi di dalam kepalanya.
“Aku sempat cari beberapa bukti di sana, tapi mereka enggak ninggalin apapun selain CCTV. Memangnya mereka enggak tau kalau basecamp kita punya CCTV? Kok bego?” Ucapan Dermaga ikut membuat Yama berpikir.
KAMU SEDANG MEMBACA
CYBERTRON: A Raider Is The Bos
Teen Fiction(Republish, judul sebelumnya: AlTar) 𝐅𝐚𝐭𝐚𝐥 𝐂𝐡𝐚𝐫𝐦𝐢𝐧𝐠 Yang namanya geng penggila tawuran pasti selalu mendapat perspektif buruk di mata manusia tukang julid. Itu namanya hukum alam. Cybertron memang geng beken di kalangan anak muda, ikat...